Rabu, 28 Juli 2021

Bahasa Ruhani

Kuswaidi Syafi’ie
kabarbangsa.com
 
Bahasa merupakan sarana bagi berlangsungnya transformasi pemahaman dari “orang pertama tunggal” kepada komunikannya atau sebaliknya. Dilukiskan bahwa ketika kerja bahasa berlangsung, di situ sesungguhnya terbentang jarak yang sedang diatasi di antara dua kutub atau lebih. Bahasa tampil sebagai aktualisasi dan perayaan terhadap “kebersamaan di antara aku-engkau” dalam pemahamannya yang luas dan majmuk.
 
Karena menyangkut pihak-pihak lain dengan kapasitas yang beraneka ragam, maka bahasa tentu saja dengan sendirinya memiliki lapis-lapis dengan nilai dan urgensi yang berbeda-beda pula. Mulai dari yang paling wadag dan permukaan hingga yang paling subtil dan mendalam. Mulai dari yang paling minus nilai sampai yang paling tidak terhingga pemahamannya. Mulai dari yang gaduh dengan huruf dan suara hingga yang senyap dari kehadiran huruf dan suara.
 
Bagi siapa saja yang telah dianugrahi kesanggupan untuk mengunyah manik-manik pemahaman dari komunikannya tanpa keterlibatan jejal-jejal huruf dan suara, maka sebenarnya apakah peran dan arti bahasa lewat media keduanya? Secara pragmatik, fungsi dari kedua entitas itu kemudian menjadi gugur. Bahasa lalu merayap secepat mungkin ke sebuah halimun yang tidak tersentuh oleh hingar-bingar huruf dan suara. Hal yang demikian seringkali terjadi di antara para aulia, para kekasih Allah SWT.
 
Pernah suatu saat Syaikh Muhyiddin ibn ‘Arabi yang dikenal dengan sebutan asy-Syaikhul Akbar bertemu dengan Syaikh Suhrawardi al-Maqtul. Selama sekitar satu jam keduanya sama sekali tidak mengucapkan sepatah kata pun. Lalu keduanya berpisah tanpa juga saling bertukar huruf lewat tulisan sebagai sarana komunikasi. Setelah pertemuan itu, ditanyakan kepada ibn ‘Arabi tentang Suhrawardi, beliau menjawab: “Dari ujung rambut hingga ujung kakinya, yang kutemukan tidak lain adalah keteladanan Rasulullah saw”. Juga ditanyakan kepada Suhrawardi tentang ibn ‘Arabi, beliau bertutur: “Yang kutemukan adalah samudra ilmu Allah SWT yang karena saking begitu dalam dan luasnya sampai tidak tampak dasar dan tepinya”.
 
Adanya dua jawaban dari masing-masing sufi itu tidak saja mengandaikan tentang telah berlangsungnya komunikasi yang sangat padat di luar gorong-gorong babasa yang verbal sebagaimana umumnya bahasa orang kebanyakan, akan tetapi juka merupakan indikasi bahwa penglihatan batin (bashirah) mereka sedemikian cepat dan cermat dalam memotret pihak-pihak lain, termasuk pula menelisik pada dimensi-dimensi terdalam dan paling rahasia dari kehidupan seseorang.
 
Dalam komunikasi yang begitu akslaratif dan berlangsung secara laten seperti di atas, hampir saja logika yang terpakai di situ adalah “kau adalah aku dan aku adalah kau”. Tentu saja tidak sepenuhnya lebur atau bersenyawa secara mutlak sehingga hilang segala batas dan lenyap segala warna. Akan tetapi ketika demarkasi yang sangat dekat itu ditekuk satu jengkal lagi oleh transendensi dan kekuatan cinta, maka adanya “kekaburan” di antara dua entitas akan menjadi semakin nyata. Itulah yang pernah dialami oleh sufi agung, Syaikh Husen bin Manshur al-Hallaj (wafat 922 M), ketika menghablurkan seluruh kegempalan dan keutuhan cintanya terhadap Allah SWT sebagai Mahakekasih satu-satunya: “Adnaytani minka hatta zhanantu annaka anni, Kau dekatkan diriku kepadaMu sehingga aku menyangka bahwa sesungguhnya Kau tak lain adalah aku”.
 
Pengalaman spiritual yang tercermin lewat ungkapan puitik di atas menunjukkan dengan gamblang kepada kita bahwa maju dan mundurnya nilai bahasa tidaklah terutama ditentukan oleh pengaruh akal pikiran sebagaimana yang ditengarai oleh kebanyakan tokoh dari kalangan para ahli bahasa, akan tetapi murni sepenuhnya ditentukan dan dikendalikan oleh aktivitas ruh yang merupakan sumber utama bagi segala keluhuran dan kemuliaan manusia.
 
Tugas akal pikiran manusia adalah melakukan kalkulasi dan pemotretan terhadap hal-ihwal yang salah dan benar, terhadap segala perkara yang serasi dan rancu, terhadap segala yang baik dan buruk. Sementara ruh selain sanggup menjangkau kawasan pasangan-pasangan nilai yang merupakan medan “garapan” akal pikiran di atas, ia juga mampu meletupkan energi paling dahsyat dan suci yang oleh orang-orang sufi biasanya disebut dengan istilah kerinduan dan cinta: sebentuk kobaran energi teramat kudus yang memiliki watak untuk selalu melesat secepat mungkin menuju “tempat kekasih” tinggal.
 
Ketika si pecinta secara hakiki berhadap-hadapan dengan kekasihnya, maka keduanya saling menjadi cermin antara yang satu dengan yang lain: si pecinta menemukan potret dirinya yang hidup pada kekasihnya, sedangkan si kekasih memandang dirinya terbelah menjadi dua. Benar-benar duakah secara realitas atau hakikatnya satu? Ternyata kemenduaan itu tak lebih seperti sebuah pohon rindang dengan bayang-bayangnya sendiri ketika matahari yang mulai condong ke arah barat menyemprongkan sinarnya yang tegas sekaligus bersahaja terhadap pohon tersebut.
 
Dalam konteks kemajuan ruhani yang seperti itu, segala dialog yang berlangsung di antara keduanya sungguh tidak lebih dari “kepura-puraan” semata. Ciri-ciri dialog yang dicitrakan sebagai persilangan kayu-kayu bakar di dalam tungku yang menyala sama sekali senyap di situ. Sungguh, sejatinya yang sedang berlangsung di sana adalah “monolog” yang gemuruh, renyah dan penuh kehangatan. Wallahu a’lamu bish shawab.
***

*) Kuswaidi Syafi’ie, Penyair, juga Pengasuh Pondok Pesantren Maulana Rumi, Bantul Jogjakarta. http://sastra-indonesia.com/2015/12/bahasa-ruhani/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

A. Syauqi Sumbawi A.S. Dharta Abdul Hadi WM Abdul Wachid B.S. Abdullah Abubakar Batarfie Abdurrahman Wahid Achmad Faesol Achmad S Achmad Soeparno Yanto Adin Adrian Balu Afrizal Malna Aguk Irawan MN Agung Sasongko Agus B. Harianto Agus Buchori Agus Prasmono Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Ahmad Fanani Mosah Ahmad Fatoni Ahmad Mustofa Bisri Ahmad Tohari Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhmad Sekhu Akhudiat al-Kindi Alex R. Nainggolan Ali Ahsan Al Haris Ali Audah Ali Syariati Amien Kamil Amien Wangsitalaja Andhika Dinata Andi Neneng Nur Fauziah Andra Nur Oktaviani Andrenaline Katarsis Andy Riza Hidayat Anindita S. Thayf Anton Kurniawan Anton Sudibyo Aprinus Salam Arafat Nur Arif Hidayat Arman A.Z. Arthur Rimbaud Asap Studio Asarpin Asti Musman Atafras Awalludin GD Mualif Badaruddin Amir Bagja Hidayat Balada Bambang Riyanto Bandung Mawardi Beni Setia Benny Arnas Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Bernadette Aderi Bernando J. Sujibto Binhad Nurrohmat Bonari Nabonenar Brunel University London Budi Darma Butet Kartaredjasa Cak Bono Catatan Cecil Mariani Cerbung Cerpen Chairil Anwar Charles Bukowski Christine Hakim Cinta Laura Kiehl D. Zawawi Imron Dahta Gautama Daisy Priyanti Damhuri Muhammad Danarto Dara Nuzzul Ramadhan Dareen Tatour Darju Prasetya Darojat Gustian Syafaat Dea Anugrah Dedy Tri Riyadi Deni Jazuli Denny JA Denny Mizhar Dewi Sartika Dharmadi Dhenok Kristianti Dian Wahyu Kusuma Dianing Widya Yudhistira Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Djoko Pitono Djoko Saryono Djoko Subinarto Doan Widhiandono Doddi Ahmad Fauji Dody Yan Masfa Donny Anggoro Dwi Cipta Dwi Klik Santosa Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Elokdyah Meswati Emha Ainun Nadjib Enda Menzies Erik Purnama Putra Erwin Dariyanto Erwin Setia Esai Esti Nuryani Kasam Evan Ys Evi Idawati F Aziz Manna F. Rahardi Fahrudin Nasrulloh Fairuzul Mumtaz Fajar Alayubi Farah Noersativa Faris Al Faisal Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fathurrozak Faza Bina Al-Alim Feby Indirani Felix K. Nesi Fian Firatmaja Firman Wally Fiyan Arjun Forum Penulis dan Pegiat Literasi Lamongan (FP2L) Franz Kafka Galih M. Rosyadi Galuh Tulus Utama Ganug Nugroho Adi Garna Raditya Gendut Riyanto Goenawan Mohamad Gola Gong Gombloh Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gunoto Saparie Gurindam Gusti Eka H.B. Jassin Halim HD Hamdy Salad Hamka Hari Sulastri Hasan Aspahani Hasan Gauk Hasbi Zainuddin Hasif Amini Hasnan Bachtiar Helvy Tiana Rosa Hermawan Mappiwali Herry Lamongan Hikmat Gumelar HM. Nasruddin Anshoriy Ch Hudan Hidayat Humam S Chudori Ibnu Wahyudi Ida Fitri IDG Windhu Sancaya Idris Pasaribu Ignas Kleden Iksaka Banu Ilham Imam Muhayat Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Arlado Imron Tohari Indra Tjahyadi Indrawati Jauharotun Nafisah Indrian Koto Inung As Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Ismi Wahid Iva Titin Shovia Iwan Fals Iwan Kurniawan Jakob Oetama Janual Aidi JJ. Kusni Johan Fabricius John H. McGlynn Jordaidan Rizsyah Jual Buku Sastra K.H. A. Azis Masyhuri Kadjie Mudzakir Kahfie Nazaruddin Kahlil Gibran Kamajaya Al. Katuuk Kamran Dikarma Kedung Darma Romansha Kemah Budaya Panturan (KBP) Khansa Arifah Adila Khatijah Khoirul Inayah Ki Dhalang Sulang Ki Ompong Sudarsono Kikin Kuswandi Kodirun Koh Young Hun Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Sastra Mangkubumen (KSM) Komunitas Teater Se-Lamongan Korrie Layun Rampan Kritik Sastra Kucing Oren Kurniawan Junaedhie Kurniawan Muhammad Kuswaidi Syafi’ie Kuswinarto L.K. Ara Laksmi Shitaresmi Lan Fang Larung Sastra Latief S. Nugraha lensasastra.id Leo Tolstoy Leon Agusta Linda Christanty Lutfi Mardiansyah M. Aan Mansyur M. Arwan Hamidi M. Faizi M. Harir Muzakki M. Lutfi M. Shoim Anwar M. Yoesoef M. Yunis M.D. Atmaja Mahamuda Mahdi Idris Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Manneke Budiman Mardi Luhung Marhalim Zaini Mario F. Lawi Marniati Martin Aleida Mashuri Masuki M. Astro Matroni Muserang Mawar Kusuma Max Arifin Melani Budianta Mihar Harahap Mikael Johani Miziansyah J. Moch. Fathoni Arief Moh. Ghufron Cholid Mohammad Afifi Mohammad Rafi Azzamy Muhammad Hanif Muhammad Muhibbuddin Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhammadun AS Muhidin M. Dahlan Mulyadi SA Munawir Aziz Murnierida Pram Myra Sidharta Nadia Cahyani Naim Naskah Teater Nasru Alam Aziz Nessa Kartika Ni Made Purnama Sari Nikita Mirzani Nirwan Ahmad Arsuka Nizar Qabbani Noor H. Dee Nurel Javissyarqi Nurul Fahmy Nurul Ilmi Elbana Nyoman Tusthi Eddy Ong Hok Ham Orasi Budaya Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Otto Sukatno CR Pablo Neruda Pay Jarot Sujarwo PDS H.B. Jassin Pendidikan Pipiet Senja Pramoedya Ananta Toer Pringgo HR Prosa Pudyo Saptono Puisi Pustaka Bergerak Pustaka Ilalang PUstaka puJAngga Putu Wijaya Qaris Tajudin Qismatun Nihayah R Sutandya Yudha Khaidar R Toto Sugiharto R. Timur Budi Raja Radhar Panca Dahana Ragdi F. Daye Rahmat Sutandya Yudhanto Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Prambudhi Dikimara Rambuana Ramdhan Triyadi Bempah Ratnani Latifah Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Ribut Wijoto Ricarda Huch Riezky Andhika Pradana Riki Dhamparan Putra Rizki Aprima Putra Rokhim Sarkadek Rony Agustinus Royyan Julian Rukardi Rumah Budaya Pantura Rumah Budaya Pantura (RBP) Ruth Indiah Rahayu S Yoga S. Arimba S. Jai Sabrank Suparno Safitri Ningrum Sahaya Santayana Sahli Hamid Saini KM Sajak Salvator Yen Joenaidy Samsul Anam Sapardi Djoko Damono Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sejarah Selendang Sulaiman Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Setyaningsih Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Soediro Satoto Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sosial Media Sastra Sosiawan Leak Sovian Lawendatu Sudarmoko Sudirman Sugeng Sulaksono Sugito Ha Es Sumani Sumargono SN Suminto A. Sayuti Sunaryata Soemarjo Sunaryono Basuki Ks Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Suryanto Sastroatmodjo Susie Evidia Y Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syaifuddin Gani Syaiful Irba Tanpaka T Agus Khaidir T.A. Sakti Tangguh Pitoyo Tatan Daniel Taufik Ikram Jamil Taufiq Wr. Hidayat Teater Eska Teater Pendopo nDalem Mangkubumen (Dokumen) Teater Tawon Tedy Kartyadi Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Tiya Hapitiawati Tiyasa Jati Pramono Toeti Heraty TS Pinang Udo Z. Karzi Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Usman Arrumy UU Hamidy Veronika Ninik Vika Wisnu W.S. Rendra Wahyu Triono Ks Wahyudi Akmaliah Muhammad Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Jengki Sunarta Wayan Sunarta Welly Kuswanto Wilda Fizriyani Willy Ana Y Alpriyanti Y.B. Mangunwijaya Yanto le Honzo Yasin Susilo Yasir Amri Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yonathan Rahardjo Yudha Kristiawan Yudhistira ANM Massardi Yulhasni Zehan Zareez Zuhdi Swt Zul Afrita