Senin, 21 Juni 2021

Mari Merayakan Puisi



Iwan Kurniawan
Media Indonesia, 4 Agu 2013
 
Malam puncak perayaan Hari Puisi Indonesia versi Sutardji dkk yang bertepatan dengan hari kelahiran Chairil Anwar menjadi sebuah babak baru literatur di Tanah Air. Benarkah?
 
“SAYA enggak menyangka saya baca sajak juga. Saya kira cukup hanya pidato saja tadi. Jadi, saya tak bawa teks. Yang ada hanya di HP (ponsel) ini. Saya baca yang ini saja dan saya enggak bawa alat musik. Kalau tahu, saya main pakai harmonika.” Sesaat, sang presiden penyair Indonesia Sutardji Calzoum Bachri, 72, sibuk sendiri di atas panggung. Ia mulai membuka aplikasi memopad di telepon selulernya untuk mencari sebuah sajak yang sudah tersimpan rapi.
 
Berselang 10 detik, suara tawa seratusan audiens menggelepar liar.
 
Gerak-gerik lelaki paruh baya yang sibuk bermain ponsel di atas panggung ternyata mengundang sebuah lelucon. Apalagi, ia mengoceh banyak sebelum membacakan sebuah sajak miliknya berjudul Wahai Pemuda, Mana Telurmu?.
 
Kehadiran Tardji, sapaan Sutardji, malam itu menjadi penting. Ia hadir untuk menyukseskan Malam Anugerah Pekan Hari Puisi Indonesia di Graha Bhakti Budaya, Taman Ismail Marzuki, Jakarta, awal pekan ini. Setelah membuka aplikasi, ia pun lantang membaca sebuah sajak. Suaranya terdengar sedikit sengau dan serak. Apa gunanya merdekakalau tak bertelurapa gunanya bebaskalau tak menetas?wahai bangsakuwahai pemudamana telurmu...para pemudabertelur emasmenetas kaudalam sumpah mereka.
 
Perayaan hari puisi itu penting karena menjadi sebuah babak baru literatur di Indonesia. Meski demikian, terasa naif bila kita memuji secara berlebihan. Apalagi, penetapan hari kelahiran Chairil itu masih kontroversial.
 
“Kita merayakan puisi untuk memuliakan kata-kata, memuliakan puisi karena puisi memuliakan kita, manusia. Kita memuliakan puisi karena ia bukan sembarang kata-kata,” tutur Tardji dalam acara tersebut.
 
Pada pidato kebudayaan, ia tampak santai. Pemilik buku terbaru Atau Ngit Cari Agar itu membacakan kalimat-kalimat yang ia susun selayaknya membacakan puisi. Bila kita tengok ke belakang, pada 1928 teks Sumpah Pemuda telah menjadi sebuah ‘puisi’ yang dianggap sah, berbobot, dan bermakna.
 
Puisi Sumpah Pemuda yang dibuat secara kolektif oleh para pemuda saat itu telah menciptakan sebuah pandangan baru tentang keindonesiaan. Merampungkan semua pemuda dalam satu identitas.
 
Tardji pun membacakan tulisan yang telah ia siapkan. Ia tampak membolak-balikkan kertas. Gayanya langsung membuat audiens kembali tertawa. “Saya sengaja tak mau pakai Ipad karena kata-katanya liar. Saya bisa terjebak,” cetusnya, santai seraya ikut tertawa.
 
Pada malam itu, ada tiga pemenang untuk tiga kategori lomba yang diadakan dalam rangka HPI. Penyair Acep Zam-Zam Noor (Jawa Barat) meraih juara untuk kategori buku kumpulan puisi berjudul Bagian dari Kebahagiaan, kritik buku sastra diraih Ahmad Selvi Sumbawi (Jawa Timur) berjudul Sufisme, Humanistik dalam Perawan Mencuri Tuhan, dan pembaca puisi terbaik diraih Nana Siskhi Susanti (Jawa Tengah).
 
Berbagai versi
 
Penetapan tanggal lahir Chairil 26 Juli sebagai hari sastra menjadi sebuah puncak. Sebelumnya, Tardji dkk membacakan teks yang diperkasai Dewan Kesenian Riau di Pekanbaru, pada 24 November 2012.
 
Namun, setelah itu, penyair di berbagai daerah pun ikut mencetuskan hari sastra. Kelompok Taufiq Ismail pun menetapkan hari kelahiran sastrawan Abdoel Moeis pada 3 Juli 1883 sebagai Hari Sastra Indonesia.
 
Penetapan itu dilakukan di Bukittinggi, Sumatra Barat, pada 24 Maret.
 
Abdoel Moeis dinilai memiliki banyak karya yang fenomenal seperti novel Salah Asuhan (1928), Pertemuan Jodoh (1933), Surapati (1950), dan sejumlah terjemahan novel sastra dunia.
 
Tantangan pun langsung dilakukan Wowok Hesti Prabowo, sastrawan asal Surakarta, Jawa Tengah. Ia mentah-mentah menolak hari sastra berdasarkan tanggal lahir Abdul Moeis. Pasalnya, pengarang Abdul Moeis adalah anak dari Balai Pustaka, yakni institusi penerbitan pemerintah kolonial Belanda.
 
Ia pun bersama rekan-rekan Boemipoetra mendeklarasikan hari sastra jatuh pada 6 Februari. Pemilihan tanggal itu berdasarkan tanggal lahir sastrawan Pramoedya Ananta Toer, yaitu pada 6 Februari 1925.
 
Terakhir, Korrie Layun Rampan ikut panas dengan menetapkan hari sastra berdasarkan hari lahir HB Jassin pada 13 Juli 1917. Ia bersama sastrawan di Samarinda, Kalimantan Timur, mengaku peranan Jassin dalam dunia kesusastraan begitu kuat.
 
“Indonesia patut ada hari puisi. Setiap hari kita sudah jauh dari sastra. Ada metafora dan ada metonimi. Hari puisi itu adalah hari sastra. Saya kira penentuan hari puisi punya alasan yang bermacam-macam,” ujar sastrawan Agus R Sarjono.
 
Penetapan hari sastra atau puisi yang bertepatan dengan hari lahir sastrawan besar, mulai Abdul Moeis versi Taufik dkk, Ananta Toer versi Wowok dkk, Chairil Anwar versi Tardji dkk, hingga HB Jassin versi Korrie dkk menunjukkan ada perpecahan ideologi.
 
Kendati demikian, tentu saja, penetapan hari puisi bukanlah segalanya. Terpenting, para penyair dapat memberikan sumbangsih kepada masyarakat luas melalui pengabdian mereka lewat kesusastraan yang beradab. In poetry we trust!
***

Keterangan foto: Pekan Hari Puisi Indonesia (HPI): Penyair, Sutardji Calzoum Bachri saat tampil membaca puisi pada Malam Anugerah Pekan HPI 2013 di Taman Ismail Marzuki, Jakarta, Selasa, (30/7). Kegiatan tersebut sekaligus mendeklarasikan Hari Puisi setiap tahun pada 26 Juli, bertepatan dengan tanggal lahir Chairil Anwar. http://sastra-indonesia.com/2021/06/mari-merayakan-puisi/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

A. Syauqi Sumbawi A.S. Dharta Abdul Hadi WM Abdul Wachid B.S. Abdullah Abubakar Batarfie Abdurrahman Wahid Achmad Faesol Achmad S Achmad Soeparno Yanto Adin Adrian Balu Afrizal Malna Aguk Irawan MN Agung Sasongko Agus B. Harianto Agus Buchori Agus Prasmono Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Ahmad Fanani Mosah Ahmad Fatoni Ahmad Mustofa Bisri Ahmad Tohari Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhmad Sekhu Akhudiat al-Kindi Alex R. Nainggolan Ali Ahsan Al Haris Ali Audah Ali Syariati Amien Kamil Amien Wangsitalaja Andhika Dinata Andi Neneng Nur Fauziah Andra Nur Oktaviani Andrenaline Katarsis Andy Riza Hidayat Anindita S. Thayf Anton Kurniawan Anton Sudibyo Aprinus Salam Arafat Nur Arif Hidayat Arman A.Z. Arthur Rimbaud Asap Studio Asarpin Asti Musman Atafras Awalludin GD Mualif Badaruddin Amir Bagja Hidayat Balada Bambang Riyanto Bandung Mawardi Beni Setia Benny Arnas Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Bernadette Aderi Bernando J. Sujibto Binhad Nurrohmat Bonari Nabonenar Brunel University London Budi Darma Butet Kartaredjasa Cak Bono Catatan Cecil Mariani Cerbung Cerpen Chairil Anwar Charles Bukowski Christine Hakim Cinta Laura Kiehl D. Zawawi Imron Dahta Gautama Daisy Priyanti Damhuri Muhammad Danarto Dara Nuzzul Ramadhan Dareen Tatour Darju Prasetya Darojat Gustian Syafaat Dea Anugrah Dedy Tri Riyadi Deni Jazuli Denny JA Denny Mizhar Dewi Sartika Dharmadi Dhenok Kristianti Dian Wahyu Kusuma Dianing Widya Yudhistira Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Djoko Pitono Djoko Saryono Djoko Subinarto Doan Widhiandono Doddi Ahmad Fauji Dody Yan Masfa Donny Anggoro Dwi Cipta Dwi Klik Santosa Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Elokdyah Meswati Emha Ainun Nadjib Enda Menzies Erik Purnama Putra Erwin Dariyanto Erwin Setia Esai Esti Nuryani Kasam Evan Ys Evi Idawati F Aziz Manna F. Rahardi Fahrudin Nasrulloh Fairuzul Mumtaz Fajar Alayubi Farah Noersativa Faris Al Faisal Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fathurrozak Faza Bina Al-Alim Feby Indirani Felix K. Nesi Fian Firatmaja Firman Wally Fiyan Arjun Forum Penulis dan Pegiat Literasi Lamongan (FP2L) Franz Kafka Galih M. Rosyadi Galuh Tulus Utama Ganug Nugroho Adi Garna Raditya Gendut Riyanto Goenawan Mohamad Gola Gong Gombloh Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gunoto Saparie Gurindam Gusti Eka H.B. Jassin Halim HD Hamdy Salad Hamka Hari Sulastri Hasan Aspahani Hasan Gauk Hasbi Zainuddin Hasif Amini Hasnan Bachtiar Helvy Tiana Rosa Hermawan Mappiwali Herry Lamongan Hikmat Gumelar HM. Nasruddin Anshoriy Ch Hudan Hidayat Humam S Chudori Ibnu Wahyudi Ida Fitri IDG Windhu Sancaya Idris Pasaribu Ignas Kleden Iksaka Banu Ilham Imam Muhayat Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Arlado Imron Tohari Indra Tjahyadi Indrawati Jauharotun Nafisah Indrian Koto Inung As Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Ismi Wahid Iva Titin Shovia Iwan Fals Iwan Kurniawan Jakob Oetama Janual Aidi JJ. Kusni Johan Fabricius John H. McGlynn Jordaidan Rizsyah Jual Buku Sastra K.H. A. Azis Masyhuri Kadjie Mudzakir Kahfie Nazaruddin Kahlil Gibran Kamajaya Al. Katuuk Kamran Dikarma Kedung Darma Romansha Kemah Budaya Panturan (KBP) Khansa Arifah Adila Khatijah Khoirul Inayah Ki Dhalang Sulang Ki Ompong Sudarsono Kikin Kuswandi Kodirun Koh Young Hun Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Sastra Mangkubumen (KSM) Komunitas Teater Se-Lamongan Korrie Layun Rampan Kritik Sastra Kucing Oren Kurniawan Junaedhie Kurniawan Muhammad Kuswaidi Syafi’ie Kuswinarto L.K. Ara Laksmi Shitaresmi Lan Fang Larung Sastra Latief S. Nugraha lensasastra.id Leo Tolstoy Leon Agusta Linda Christanty Lutfi Mardiansyah M. Aan Mansyur M. Arwan Hamidi M. Faizi M. Harir Muzakki M. Lutfi M. Shoim Anwar M. Yoesoef M. Yunis M.D. Atmaja Mahamuda Mahdi Idris Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Manneke Budiman Mardi Luhung Marhalim Zaini Mario F. Lawi Marniati Martin Aleida Mashuri Masuki M. Astro Matroni Muserang Mawar Kusuma Max Arifin Melani Budianta Mihar Harahap Mikael Johani Miziansyah J. Moch. Fathoni Arief Moh. Ghufron Cholid Mohammad Afifi Mohammad Rafi Azzamy Muhammad Hanif Muhammad Muhibbuddin Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhammadun AS Muhidin M. Dahlan Mulyadi SA Munawir Aziz Murnierida Pram Myra Sidharta Nadia Cahyani Naim Naskah Teater Nasru Alam Aziz Nessa Kartika Ni Made Purnama Sari Nikita Mirzani Nirwan Ahmad Arsuka Nizar Qabbani Noor H. Dee Nurel Javissyarqi Nurul Fahmy Nurul Ilmi Elbana Nyoman Tusthi Eddy Ong Hok Ham Orasi Budaya Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Otto Sukatno CR Pablo Neruda Pay Jarot Sujarwo PDS H.B. Jassin Pendidikan Pipiet Senja Pramoedya Ananta Toer Pringgo HR Prosa Pudyo Saptono Puisi Pustaka Bergerak Pustaka Ilalang PUstaka puJAngga Putu Wijaya Qaris Tajudin Qismatun Nihayah R Sutandya Yudha Khaidar R Toto Sugiharto R. Timur Budi Raja Radhar Panca Dahana Ragdi F. Daye Rahmat Sutandya Yudhanto Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Prambudhi Dikimara Rambuana Ramdhan Triyadi Bempah Ratnani Latifah Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Ribut Wijoto Ricarda Huch Riezky Andhika Pradana Riki Dhamparan Putra Rizki Aprima Putra Rokhim Sarkadek Rony Agustinus Royyan Julian Rukardi Rumah Budaya Pantura Rumah Budaya Pantura (RBP) Ruth Indiah Rahayu S Yoga S. Arimba S. Jai Sabrank Suparno Safitri Ningrum Sahaya Santayana Sahli Hamid Saini KM Sajak Salvator Yen Joenaidy Samsul Anam Sapardi Djoko Damono Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sejarah Selendang Sulaiman Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Setyaningsih Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Soediro Satoto Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sosial Media Sastra Sosiawan Leak Sovian Lawendatu Sudarmoko Sudirman Sugeng Sulaksono Sugito Ha Es Sumani Sumargono SN Suminto A. Sayuti Sunaryata Soemarjo Sunaryono Basuki Ks Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Suryanto Sastroatmodjo Susie Evidia Y Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syaifuddin Gani Syaiful Irba Tanpaka T Agus Khaidir T.A. Sakti Tangguh Pitoyo Tatan Daniel Taufik Ikram Jamil Taufiq Wr. Hidayat Teater Eska Teater Pendopo nDalem Mangkubumen (Dokumen) Teater Tawon Tedy Kartyadi Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Tiya Hapitiawati Tiyasa Jati Pramono Toeti Heraty TS Pinang Udo Z. Karzi Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Usman Arrumy UU Hamidy Veronika Ninik Vika Wisnu W.S. Rendra Wahyu Triono Ks Wahyudi Akmaliah Muhammad Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Jengki Sunarta Wayan Sunarta Welly Kuswanto Wilda Fizriyani Willy Ana Y Alpriyanti Y.B. Mangunwijaya Yanto le Honzo Yasin Susilo Yasir Amri Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yonathan Rahardjo Yudha Kristiawan Yudhistira ANM Massardi Yulhasni Zehan Zareez Zuhdi Swt Zul Afrita