Senin, 30 November 2020

Sajak-Sajak Galih M. Rosyadi

 BERLAYAR DALAM ARSIP

 
Sebutir batu menunggu waktu untuk menjadi batu di dadamu sebelum hari esok menyembunyikan hari esok dari kesepianmu. Apakah kau sudah membaca surat kabar. Apakah kau sudah melihat kabar-kabar terbakar dalam tidur. Apakah tidurmu sudah mengirimkan sinyal. Apakah sinyalmu sudah melapangkan jalan. Apakah jalanmu sudah menghantarkan musim.
 
Mungkin besok hari baik untuk melapangkan tidur di hari sibuk –sebelum semua menjadi kabar, sebelum semua mengirimkan sinyal, sebelum semua melapangkan jalan. Tak ada telur di hari baik. Tak ada tidur di hari telur. Batu-batu telah tertanam dalam tubuh –dalam dengkur, dalam doa. Tak ada laut dalam pertanda. Tak ada hujan dalam penanda. Besok kita jalan-jalan menanam harap, menanam mimpi. Jangan bakar apartemen itu. Udang dan Rempah-rempah belum dipanen.
 
GMR, November, 2020.
 
 
 
PESAN KEPADA KARNA
 
Akulah kijang yang kaupanah itu;
menunggumu di tepi waktu
sebagai maut yang akan menjemputmu
dengan kutuk pastu
yang merampas segala kesaktianmu.
 
Akulah kebencian yang tertanam di dadamu;
tumbuh sebagai pohon larangan yang akan mengusirmu
dari taman kesenangan yang telah merawatmu
ke lembah kedukaan yang tak ragu menghabisimu.
 
Maka menarilah.
Menarilah engkau bersama udara
sebelum kau berperang melawan segenap saudara,
sebelum kau berjumpa dengan segala karma
di tanah lapang penuh prahara,
di padang gersang
yang menyuguhkan angkara murka.
 
2020.
 
 
 
PESAN DRUPADA KEPADA DORNA
 
Aku akan menjeratmu
dengan siasat bisu:
 
telah kuhadiahkan Drupadi pada Pandawa
sebagai bunga api yang menyala
sebagai senjata yang amat rahasia.
 
Maka pulanglah engkau ke pangkuan alam,
kembalilah engkau ke puncak penyadaran,
 
sebab telah kugenggam tangan takdir
jauh sebelum siwam itu terbakar,
jauh sebelum genderang perang itu dibunyikan.
 
2020.
 
 
 
SETELAH PERTEMPURAN DI HARI PERTAMA
-Yudhistira
 
Para dewata telah menyaksikan pertempuranmu
dengan penuh rasa haru di atas langit itu.
 
Kau tak perlu cemas pada kekalahan sementara
sebab kau telah berjuang dengan begitu perkasa
dan telah begitu setia memegang teguh ajaran dharma.
 
Jalani saja takdirmu dengan keteguhan di dalam dada
dan bertarunglah dengan keberanian seorang ksatria.
 
Jangan lagi kau tenggelam dalam kesedihan
meski telah kausaksikan Bhisma
menumbangkan prajuritmu
dengan panah-panah yang berlesatan.
 
Apa kau tak merasa malu dengan keberanian Abimanyu
yang telah bertarung dengan keteguhan di padang itu?
 
Esok, bila matahari telah terbit di pagi hari
kau masih bisa bertarung kembali
 
melawan prahara dengan keteguhan
juga keberanian di dalam dada.
 
2020.
 
 
 
KEMATIAN BHISMA
 
Sebagai mahasenapati
bagi pasukan Duryodhana,
kaulah panglima yang telah datang
dengan janji setia.
 
Tapi mengapa
kau tak pernah kuasa
membendung kasih dalam dada
kala Arjuna datang menghujanimu
dengan anak-anak panah
yang berlesatan di udara.
 
Apakah arti dharma.
Apakah arti pertempuran
di padang Kurushetra.
 
Apakah arti Hastina.
Apakah arti perdamaian
bagi kaum ksatria.
 
Apakah arti saudara.
Apakah arti perang
bagi Kurawa juga Pandawa.
 
Kau tak pernah menjawabnya.
 
Kau hanya tersenyum
pada ribuan pasang mata
yang telah digenangi hujan
kala kematian datang
menjemputmu
dengan penuh kelembutan.
 
2020.
 
 
 
HARI BERKABUNG
-Distarastra
 
Tak ada ucapan selamat di hari kehilangan.
Tak ada karangan bunga di hari kekalahan.
 
Kematian tak pernah punya sayap.
Getir takdir takkan mampu kaugugat.
 
Anak-anakmu telah menuntaskan perjalanan
Sebagai ksatria di medan pertempuran.
 
Takkan ada lagi yang menentangmu
Atau yang memaksamu memberi restu.
 
Kau tak perlu tergesa-gesa
Pergi ke hutan sebagai pertapa.
 
Sebab takkan ada lagi kabar duka
Atau kecemasan yang datang tiba-tiba.
 
Semua berasal dari ketiadaan
Dan akan kembali ke ketiadaan.
 
Siapkan saja upacara pemakaman
Bagi mereka yang telah berpulang.
 
Sebab berduka atas kehilangan
takkan pernah mengantarkanmu pada kebahagiaan.
 
2020.
 
 
 
KURUSHETRA
 
I
saksi bisu perang saudara
dalam kitab penuh legenda
kenangan kekal para Dewata
 
II
padang gersang penuh prahara
jejak-jejak para ksatria
jadi makam tak bernama
 
III
duka mengambang di udara
tinggalkan getar dalam dada
menembus zaman paripurna
 
IV
tiada karma tiada dharma
kebencian di dalam dada
menjelma api yang membara
 
2020.
 
 
 
PULANG
 
Aku ingin menemuimu di deras hujan,
dan menghamburkan pelukan
: tanpa dendam, tanpa kebencian.
 
Aku ingin menemuimu di sunyi malam,
tanpa mata-mata, tanpa intelejen
yang menungguku di bandara.
 
GMR, November 2020.
 
 
 
DI HADAPAN MIKROFON
 
Tuhan..!!
Tolong..!!
Di kepalaku banyak anjing..!!
 
GMR, November 2020.
 
Galih M. Rosyadi, lahir 5 Februari 1991 di Tasikmalaya. Masa kecil dan remaja dihabiskan di Pondok Pesantren Riyadluh-Huda Sukaguru, lalu menempuh Pendidikan pada Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam di Fakultas Dakwah Institut Agama Islam Cipasung. Aktif berkesenian di Sanggar Seni Harsa. Puisi-puisinya termuat dalam berbagai antologi: Tasbih Cinta (2018), Bulan-bulan Dalam Sajak (2019), Pesisiran: Dari Negeri Poci 9 (2019), Situs: Antologi Puisi Nusantara (2020)Rantau: Dari Negeri Poci 10 (2020), dllKarya puisinya juga tersiar di berbagai media: Radar Tasikmalaya, Majalah Gema Mitra, Buletin Sastra Katalis, Pikiran Rakyat, dll. https://sastra-indonesia.com/2020/11/sajak-sajak-galih-m-rosyadi/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

A. Syauqi Sumbawi A.S. Dharta Abdul Hadi WM Abdul Wachid B.S. Abdullah Abubakar Batarfie Abdurrahman Wahid Achmad Faesol Achmad S Achmad Soeparno Yanto Adin Adrian Balu Afrizal Malna Aguk Irawan MN Agung Sasongko Agus B. Harianto Agus Buchori Agus Prasmono Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Ahmad Fanani Mosah Ahmad Fatoni Ahmad Mustofa Bisri Ahmad Tohari Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhmad Sekhu Akhudiat al-Kindi Alex R. Nainggolan Ali Ahsan Al Haris Ali Audah Ali Syariati Amien Kamil Amien Wangsitalaja Andhika Dinata Andi Neneng Nur Fauziah Andra Nur Oktaviani Andrenaline Katarsis Andy Riza Hidayat Anindita S. Thayf Anton Kurniawan Anton Sudibyo Aprinus Salam Arafat Nur Arif Hidayat Arman A.Z. Arthur Rimbaud Asap Studio Asarpin Asti Musman Atafras Awalludin GD Mualif Badaruddin Amir Bagja Hidayat Balada Bambang Riyanto Bandung Mawardi Beni Setia Benny Arnas Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Bernadette Aderi Bernando J. Sujibto Binhad Nurrohmat Bonari Nabonenar Brunel University London Budi Darma Butet Kartaredjasa Cak Bono Catatan Cecil Mariani Cerbung Cerpen Chairil Anwar Charles Bukowski Christine Hakim Cinta Laura Kiehl D. Zawawi Imron Dahta Gautama Daisy Priyanti Damhuri Muhammad Danarto Dara Nuzzul Ramadhan Dareen Tatour Darju Prasetya Darojat Gustian Syafaat Dea Anugrah Dedy Tri Riyadi Deni Jazuli Denny JA Denny Mizhar Dewi Sartika Dharmadi Dhenok Kristianti Dian Wahyu Kusuma Dianing Widya Yudhistira Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Djoko Pitono Djoko Saryono Djoko Subinarto Doan Widhiandono Doddi Ahmad Fauji Dody Yan Masfa Donny Anggoro Dwi Cipta Dwi Klik Santosa Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Elokdyah Meswati Emha Ainun Nadjib Enda Menzies Erik Purnama Putra Erwin Dariyanto Erwin Setia Esai Esti Nuryani Kasam Evan Ys Evi Idawati F Aziz Manna F. Rahardi Fahrudin Nasrulloh Fairuzul Mumtaz Fajar Alayubi Farah Noersativa Faris Al Faisal Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fathurrozak Faza Bina Al-Alim Feby Indirani Felix K. Nesi Fian Firatmaja Firman Wally Fiyan Arjun Forum Penulis dan Pegiat Literasi Lamongan (FP2L) Franz Kafka Galih M. Rosyadi Galuh Tulus Utama Ganug Nugroho Adi Garna Raditya Gendut Riyanto Goenawan Mohamad Gola Gong Gombloh Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gunoto Saparie Gurindam Gusti Eka H.B. Jassin Halim HD Hamdy Salad Hamka Hari Sulastri Hasan Aspahani Hasan Gauk Hasbi Zainuddin Hasif Amini Hasnan Bachtiar Helvy Tiana Rosa Hermawan Mappiwali Herry Lamongan Hikmat Gumelar HM. Nasruddin Anshoriy Ch Hudan Hidayat Humam S Chudori Ibnu Wahyudi Ida Fitri IDG Windhu Sancaya Idris Pasaribu Ignas Kleden Iksaka Banu Ilham Imam Muhayat Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Arlado Imron Tohari Indra Tjahyadi Indrawati Jauharotun Nafisah Indrian Koto Inung As Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Ismi Wahid Iva Titin Shovia Iwan Fals Iwan Kurniawan Jakob Oetama Janual Aidi JJ. Kusni Johan Fabricius John H. McGlynn Jordaidan Rizsyah Jual Buku Sastra K.H. A. Azis Masyhuri Kadjie Mudzakir Kahfie Nazaruddin Kahlil Gibran Kamajaya Al. Katuuk Kamran Dikarma Kedung Darma Romansha Kemah Budaya Panturan (KBP) Khansa Arifah Adila Khatijah Khoirul Inayah Ki Dhalang Sulang Ki Ompong Sudarsono Kikin Kuswandi Kodirun Koh Young Hun Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Sastra Mangkubumen (KSM) Komunitas Teater Se-Lamongan Korrie Layun Rampan Kritik Sastra Kucing Oren Kurniawan Junaedhie Kurniawan Muhammad Kuswaidi Syafi’ie Kuswinarto L.K. Ara Laksmi Shitaresmi Lan Fang Larung Sastra Latief S. Nugraha lensasastra.id Leo Tolstoy Leon Agusta Linda Christanty Lutfi Mardiansyah M. Aan Mansyur M. Arwan Hamidi M. Faizi M. Harir Muzakki M. Lutfi M. Shoim Anwar M. Yoesoef M. Yunis M.D. Atmaja Mahamuda Mahdi Idris Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Manneke Budiman Mardi Luhung Marhalim Zaini Mario F. Lawi Marniati Martin Aleida Mashuri Masuki M. Astro Matroni Muserang Mawar Kusuma Max Arifin Melani Budianta Mihar Harahap Mikael Johani Miziansyah J. Moch. Fathoni Arief Moh. Ghufron Cholid Mohammad Afifi Mohammad Rafi Azzamy Muhammad Hanif Muhammad Muhibbuddin Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhammadun AS Muhidin M. Dahlan Mulyadi SA Munawir Aziz Murnierida Pram Myra Sidharta Nadia Cahyani Naim Naskah Teater Nasru Alam Aziz Nessa Kartika Ni Made Purnama Sari Nikita Mirzani Nirwan Ahmad Arsuka Nizar Qabbani Noor H. Dee Nurel Javissyarqi Nurul Fahmy Nurul Ilmi Elbana Nyoman Tusthi Eddy Ong Hok Ham Orasi Budaya Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Otto Sukatno CR Pablo Neruda Pay Jarot Sujarwo PDS H.B. Jassin Pendidikan Pipiet Senja Pramoedya Ananta Toer Pringgo HR Prosa Pudyo Saptono Puisi Pustaka Bergerak Pustaka Ilalang PUstaka puJAngga Putu Wijaya Qaris Tajudin Qismatun Nihayah R Sutandya Yudha Khaidar R Toto Sugiharto R. Timur Budi Raja Radhar Panca Dahana Ragdi F. Daye Rahmat Sutandya Yudhanto Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Prambudhi Dikimara Rambuana Ramdhan Triyadi Bempah Ratnani Latifah Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Ribut Wijoto Ricarda Huch Riezky Andhika Pradana Riki Dhamparan Putra Rizki Aprima Putra Rokhim Sarkadek Rony Agustinus Royyan Julian Rukardi Rumah Budaya Pantura Rumah Budaya Pantura (RBP) Ruth Indiah Rahayu S Yoga S. Arimba S. Jai Sabrank Suparno Safitri Ningrum Sahaya Santayana Sahli Hamid Saini KM Sajak Salvator Yen Joenaidy Samsul Anam Sapardi Djoko Damono Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sejarah Selendang Sulaiman Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Setyaningsih Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Soediro Satoto Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sosial Media Sastra Sosiawan Leak Sovian Lawendatu Sudarmoko Sudirman Sugeng Sulaksono Sugito Ha Es Sumani Sumargono SN Suminto A. Sayuti Sunaryata Soemarjo Sunaryono Basuki Ks Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Suryanto Sastroatmodjo Susie Evidia Y Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syaifuddin Gani Syaiful Irba Tanpaka T Agus Khaidir T.A. Sakti Tangguh Pitoyo Tatan Daniel Taufik Ikram Jamil Taufiq Wr. Hidayat Teater Eska Teater Pendopo nDalem Mangkubumen (Dokumen) Teater Tawon Tedy Kartyadi Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Tiya Hapitiawati Tiyasa Jati Pramono Toeti Heraty TS Pinang Udo Z. Karzi Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Usman Arrumy UU Hamidy Veronika Ninik Vika Wisnu W.S. Rendra Wahyu Triono Ks Wahyudi Akmaliah Muhammad Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Jengki Sunarta Wayan Sunarta Welly Kuswanto Wilda Fizriyani Willy Ana Y Alpriyanti Y.B. Mangunwijaya Yanto le Honzo Yasin Susilo Yasir Amri Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yonathan Rahardjo Yudha Kristiawan Yudhistira ANM Massardi Yulhasni Zehan Zareez Zuhdi Swt Zul Afrita