Senin, 30 November 2020

Djoko Saryono, Professor yang Loyal pada Anak-anak Millenial

 
Mohammad Rafi Azzamy *
 
Inilah kisah perjumpaan saya dengan seorang sastrawan, cendikiawan dan pengamat kehidupan. Prof Djoko Saryono namanya, Professor luar biasa yang telah dikenal oleh semesta, Professor yang loyal pada anak-anak millenial. Dan kisah ini saya tulis dengan gaya bahasa puitis, karena inilah kekisah perjumpaan kata sifat dengan kata kerja, selamat menikmati!
 
Malam melintang membasmi bayang-bayang, matahari telah diganti bulan, langit dan bintang-bintang mulai menganyam keindahan, di dalam rumah mataku menatap jendela yang terletak di atas kepala, sambil menunggu hari esok tiba. Karena esok adalah hari istimewa bagi kepala saya, sebab ia akan dibuka sekaligus dibedah untuk diisi ilmu yang luar biasa.
 
Yap betul sekali, esok hari dimana Prof Djoko akan mengisi suatu kajian bedah buku tentang pandemi, hari yang amat dinanti. Kapan lagi, “aku” sebagai produsen kata dapat bertemu dengan sosok penerjemah semesta. Malam itu, kepala yang menjadi kediaman mata terus bercahaya, lantaran imajinasi ini terus memproduksi mimpi akan pertemuan esok hari, bertubi mimpi yang kan menjadi kenyataan bertubi-tubi, sampai akhirnya alam milik malam menyuruh diri pulang menuju plosok palung yang dalam, palung sejuta pikiran.
 
Pagi pun tiba, ia menggosok batang ilalang di depan mata, menebar bayang-bayang hingga berhamburan di atap rumah, Saya siap merajut peristiwa yang puncaknya setelah senja. Seperti biasa, setelah beribadah shubuh, diri melakukan sunnah seduh, dengan seperangkat alat ngopi yang tersedia, menyeduh mimpi kedalam gelas-gelas sepi yang akan menjadi kediaman kopi, rumah imajinasi dikala pagi.
 
Setelah melakukan sunnah, diri ini menjelma menjadi pena yang menulis kejadian-kejadian di sela-sela masa, menjadikannya suatu tulisan yang diharap bisa mencerahkan umat manusia, juga menjadi warga tetap sosial media, lalu membuat status-status indah.
 
Tak terasa matahari mulai berani unjuk gigi tepat di atas kepala ini, tapi awan lebih berani, dia dan hujan telah menutupi matahari, rerintikan air membasuh jejalanan, berkumpul jadi genangan kata yang berhamburan di sela-sela kota.
 
Hujan reda, awan mulai menepi bersamaan dengan datangnya senja, diri ini bergegas bersama Ayah untuk segera menemui sang pujangga penafsir semesta, lokasi acara berada di Rumah Baca Cerdas, Perumahan Permata Jingga, suatu perpustakaan milik Alm. Malik Fadjar mantan Menteri Agama. Sebelum tiba di lokasi, menyempatkan diri beribadah kesekian kalinya, guna mendapati tiket masuk surga di kehidupan selanjutnya.
 
Menuju lokasi sambil melihat rumah-rumah megah dan membayangkan berkediaman di sana suatu hari baik nan indah nantinya, dan sampai akhirnya saya dan Ayah tiba di lokasi. Sambil menunggu dimulainya acara, kami baca-baca guna membuka jendela dunia, kemudian... Prof Djoko Saryono tiba, lalu diri pun berjumpa dengannya.
 
Sungguh tak mengira, seorang sastrawan dan cendikiawan besar mau memberikan suguhan pengetahuan malam-malam, dimana kala itu pesertannya berjumlah kira-kira pas-pasan saja. Acara tersebut diisi oleh dua pemateri, yakni Prof Djoko Saryono (Guru Besar UNM) dan Cak Hasnan Bachtiar (Intelektual Muda Muhammadiyah). Ketika acara dimulai, mata ini berbinar, hati ini berdebar, betapa kaya dan serunnya materi yang disampaikan, pun banyak ilmu yang berterbangan.
 
Ilmu yang terbang tersebut membuat kepala ini terang, sekaligus membasuh hati hingga lapang. Materi bedah buku berjudul “Pandemi dan Kepercayaan” amat-lah seru, pertunjukan kekayaan pikiran gelanggang ilmu pengetahuan itu, membuat beberapa halaman buku saya penuh diseduh oleh ilmu, salah satu perkataan dari Prof Djoko: “Covid-19 memberi suatu pelajaran penting bagi kita. Ternyata manusia lebih takut kepada virus daripada cerita tentang Neraka.”
 
Acara itu berlangsung lucu serta penuh hikmah, saya sangat terkesima dari wajah Prof Djoko yang amat antusias memberikan materi kepada kami, suatu paparan puitis-filosofis yang dapat menghipotis jiwa dan memanjakan telinga. Cak Hasnan juga tak kalah, salah satu ucapan beliau adalah: “Pandemi ini adalah suatu pesan kehidupan yang disampaikan oleh Alam dan Tuhan.”
 
Materi terus berlangsung menyelubung, membuat debar kencang di jantung, Saya bisa katakan atau bahwa yang hadir kala itu ialah makhluk yang amat beruntung. Akhirnya sesi tanya jawab tiba, saya tidak ragu acungkan tangan, bertannya soal pertengkaran antara kaum atheis dengan kaum agamis, Prof Djoko-lah yang pertamakali menanggapi.
 
Beliau menjawab layaknya seorang cendekiawan tulen, jawabannya sangat kaya referensi, dan menunjukkan ketinggian intensitas literasi, ditambah cara penyampaian yang puitis sekali, lugas serta tajam membedah akar permasalahan, sampai kepala, mata, telinga, pula jiwa ini kompaklah terpesona. Dan jawaban Cak Hasnan yang kaya akan pengetahuan, disampaikannya dengan diksi yang mudah dipahami, sampai akhirnya acara kehabisan waktunya.
 
Selepas acara, kami semua masih lanjut berdiskusi. Dari situ mulai mengerti, bahwa Prof Djoko tak hanya jago bahasa dan puisi, beliau berbicara soal DNA, Manusia, Sains, Teknologi dan lain-lain layaknya sang ahli. Prof. Dr. Djoko Saryono, M.Pd ialah representasi dari manusia renaisans modern, yang ahli dalam banyak disiplin pengetahuan.
 
Selepas diskusi, saya mengajak Prof Djoko untuk berfoto bersama sekaligus memberi produk kopi saya yang masih berumur hitungan hari, saya bilang kalau kopi itu dapat membasmi sepi dimuka bumi, beliau tertawa dan berfoto bersama kopi. Sungguh terharu dan bahagia rasannya, tak kusangka beliau mau mempromosikan kopi saya, ditambah beliau tak berat hati memberikan nomor WA-nya ketika saya minta, sungguh beruntung bisa berjumpa dengan sesosok Professor yang sangat egaliter pada semua manusia.
 
Inilah kisah pertemuan singkat saya dengan Professor yang loyal pada anak muda Millenial, dan kisah singkat ini ditulis di atap semesta, agar seluruh manusia mengenal sosok manusia dan guru yang amat luar biasa.
 
Terimakasih telah bersedia untuk membaca, khususnya kepada Prof Djoko Saryono, guru besar alam semesta.
 
28 Nov 2020
 
NB : Saya agak bingung mau memakai kata “professor” atau “profesor”, saya pakai yang “professor” saja, biar ada unsur Multi-kultural.
 
*) Seorang Pelajar, IG : @rafiazzamy.ph.d | Cp : 082230246303

http://sastra-indonesia.com/2020/11/djoko-saryono-professor-yang-loyal-pada-anak-anak-millenial/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

A. Syauqi Sumbawi A.S. Dharta Abdul Hadi WM Abdul Wachid B.S. Abdullah Abubakar Batarfie Abdurrahman Wahid Achmad Faesol Achmad S Achmad Soeparno Yanto Adin Adrian Balu Afrizal Malna Aguk Irawan MN Agung Sasongko Agus B. Harianto Agus Buchori Agus Prasmono Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Ahmad Fanani Mosah Ahmad Fatoni Ahmad Mustofa Bisri Ahmad Tohari Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhmad Sekhu Akhudiat al-Kindi Alex R. Nainggolan Ali Ahsan Al Haris Ali Audah Ali Syariati Amien Kamil Amien Wangsitalaja Andhika Dinata Andi Neneng Nur Fauziah Andra Nur Oktaviani Andrenaline Katarsis Andy Riza Hidayat Anindita S. Thayf Anton Kurniawan Anton Sudibyo Aprinus Salam Arafat Nur Arif Hidayat Arman A.Z. Arthur Rimbaud Asap Studio Asarpin Asti Musman Atafras Awalludin GD Mualif Badaruddin Amir Bagja Hidayat Balada Bambang Riyanto Bandung Mawardi Beni Setia Benny Arnas Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Bernadette Aderi Bernando J. Sujibto Binhad Nurrohmat Bonari Nabonenar Brunel University London Budi Darma Butet Kartaredjasa Cak Bono Catatan Cecil Mariani Cerbung Cerpen Chairil Anwar Charles Bukowski Christine Hakim Cinta Laura Kiehl D. Zawawi Imron Dahta Gautama Daisy Priyanti Damhuri Muhammad Danarto Dara Nuzzul Ramadhan Dareen Tatour Darju Prasetya Darojat Gustian Syafaat Dea Anugrah Dedy Tri Riyadi Deni Jazuli Denny JA Denny Mizhar Dewi Sartika Dharmadi Dhenok Kristianti Dian Wahyu Kusuma Dianing Widya Yudhistira Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Djoko Pitono Djoko Saryono Djoko Subinarto Doan Widhiandono Doddi Ahmad Fauji Dody Yan Masfa Donny Anggoro Dwi Cipta Dwi Klik Santosa Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Elokdyah Meswati Emha Ainun Nadjib Enda Menzies Erik Purnama Putra Erwin Dariyanto Erwin Setia Esai Esti Nuryani Kasam Evan Ys Evi Idawati F Aziz Manna F. Rahardi Fahrudin Nasrulloh Fairuzul Mumtaz Fajar Alayubi Farah Noersativa Faris Al Faisal Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fathurrozak Faza Bina Al-Alim Feby Indirani Felix K. Nesi Fian Firatmaja Firman Wally Fiyan Arjun Forum Penulis dan Pegiat Literasi Lamongan (FP2L) Franz Kafka Galih M. Rosyadi Galuh Tulus Utama Ganug Nugroho Adi Garna Raditya Gendut Riyanto Goenawan Mohamad Gola Gong Gombloh Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gunoto Saparie Gurindam Gusti Eka H.B. Jassin Halim HD Hamdy Salad Hamka Hari Sulastri Hasan Aspahani Hasan Gauk Hasbi Zainuddin Hasif Amini Hasnan Bachtiar Helvy Tiana Rosa Hermawan Mappiwali Herry Lamongan Hikmat Gumelar HM. Nasruddin Anshoriy Ch Hudan Hidayat Humam S Chudori Ibnu Wahyudi Ida Fitri IDG Windhu Sancaya Idris Pasaribu Ignas Kleden Iksaka Banu Ilham Imam Muhayat Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Arlado Imron Tohari Indra Tjahyadi Indrawati Jauharotun Nafisah Indrian Koto Inung As Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Ismi Wahid Iva Titin Shovia Iwan Fals Iwan Kurniawan Jakob Oetama Janual Aidi JJ. Kusni Johan Fabricius John H. McGlynn Jordaidan Rizsyah Jual Buku Sastra K.H. A. Azis Masyhuri Kadjie Mudzakir Kahfie Nazaruddin Kahlil Gibran Kamajaya Al. Katuuk Kamran Dikarma Kedung Darma Romansha Kemah Budaya Panturan (KBP) Khansa Arifah Adila Khatijah Khoirul Inayah Ki Dhalang Sulang Ki Ompong Sudarsono Kikin Kuswandi Kodirun Koh Young Hun Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Sastra Mangkubumen (KSM) Komunitas Teater Se-Lamongan Korrie Layun Rampan Kritik Sastra Kucing Oren Kurniawan Junaedhie Kurniawan Muhammad Kuswaidi Syafi’ie Kuswinarto L.K. Ara Laksmi Shitaresmi Lan Fang Larung Sastra Latief S. Nugraha lensasastra.id Leo Tolstoy Leon Agusta Linda Christanty Lutfi Mardiansyah M. Aan Mansyur M. Arwan Hamidi M. Faizi M. Harir Muzakki M. Lutfi M. Shoim Anwar M. Yoesoef M. Yunis M.D. Atmaja Mahamuda Mahdi Idris Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Manneke Budiman Mardi Luhung Marhalim Zaini Mario F. Lawi Marniati Martin Aleida Mashuri Masuki M. Astro Matroni Muserang Mawar Kusuma Max Arifin Melani Budianta Mihar Harahap Mikael Johani Miziansyah J. Moch. Fathoni Arief Moh. Ghufron Cholid Mohammad Afifi Mohammad Rafi Azzamy Muhammad Hanif Muhammad Muhibbuddin Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhammadun AS Muhidin M. Dahlan Mulyadi SA Munawir Aziz Murnierida Pram Myra Sidharta Nadia Cahyani Naim Naskah Teater Nasru Alam Aziz Nessa Kartika Ni Made Purnama Sari Nikita Mirzani Nirwan Ahmad Arsuka Nizar Qabbani Noor H. Dee Nurel Javissyarqi Nurul Fahmy Nurul Ilmi Elbana Nyoman Tusthi Eddy Ong Hok Ham Orasi Budaya Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Otto Sukatno CR Pablo Neruda Pay Jarot Sujarwo PDS H.B. Jassin Pendidikan Pipiet Senja Pramoedya Ananta Toer Pringgo HR Prosa Pudyo Saptono Puisi Pustaka Bergerak Pustaka Ilalang PUstaka puJAngga Putu Wijaya Qaris Tajudin Qismatun Nihayah R Sutandya Yudha Khaidar R Toto Sugiharto R. Timur Budi Raja Radhar Panca Dahana Ragdi F. Daye Rahmat Sutandya Yudhanto Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Prambudhi Dikimara Rambuana Ramdhan Triyadi Bempah Ratnani Latifah Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Ribut Wijoto Ricarda Huch Riezky Andhika Pradana Riki Dhamparan Putra Rizki Aprima Putra Rokhim Sarkadek Rony Agustinus Royyan Julian Rukardi Rumah Budaya Pantura Rumah Budaya Pantura (RBP) Ruth Indiah Rahayu S Yoga S. Arimba S. Jai Sabrank Suparno Safitri Ningrum Sahaya Santayana Sahli Hamid Saini KM Sajak Salvator Yen Joenaidy Samsul Anam Sapardi Djoko Damono Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sejarah Selendang Sulaiman Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Setyaningsih Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Soediro Satoto Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sosial Media Sastra Sosiawan Leak Sovian Lawendatu Sudarmoko Sudirman Sugeng Sulaksono Sugito Ha Es Sumani Sumargono SN Suminto A. Sayuti Sunaryata Soemarjo Sunaryono Basuki Ks Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Suryanto Sastroatmodjo Susie Evidia Y Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syaifuddin Gani Syaiful Irba Tanpaka T Agus Khaidir T.A. Sakti Tangguh Pitoyo Tatan Daniel Taufik Ikram Jamil Taufiq Wr. Hidayat Teater Eska Teater Pendopo nDalem Mangkubumen (Dokumen) Teater Tawon Tedy Kartyadi Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Tiya Hapitiawati Tiyasa Jati Pramono Toeti Heraty TS Pinang Udo Z. Karzi Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Usman Arrumy UU Hamidy Veronika Ninik Vika Wisnu W.S. Rendra Wahyu Triono Ks Wahyudi Akmaliah Muhammad Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Jengki Sunarta Wayan Sunarta Welly Kuswanto Wilda Fizriyani Willy Ana Y Alpriyanti Y.B. Mangunwijaya Yanto le Honzo Yasin Susilo Yasir Amri Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yonathan Rahardjo Yudha Kristiawan Yudhistira ANM Massardi Yulhasni Zehan Zareez Zuhdi Swt Zul Afrita