Sabtu, 17 Juli 2021

Tentang Minang nan Muram

Judul buku : Perempuan Bawang & Lelaki Kayu
Pengarang : Ragdi F. Daye
Penerbit : Lingkar Pena Publishing House, Jakarta
Cetakan : April 2010
Peresensi : Arman A.Z. *
lampungpost.com
 
LAHIR lagi satu kumpulan cerpen penulis muda Sumbar, Ragdi F. Daye, Perempuan Bawang dan Lelaki Kayu. Sejumlah 15 cerpen yang terangkup dalam buku ini, didominasi ihwal-ihwal lokalitas Minang dan relasinya menghadapi tekanan sosial masa kini. Narasi dan deskripsinya mengalir lancar, tak membuat kening berkerut, dan mudah dipahami pembaca. Seluruh tokoh dalam cerpennya, Ragdi mengambil perspektif orang-orang yang terkalahkan dan tersisih dari laju zaman.
 
Cerpen pembuka, Perempuan Bawang, memang bertema klise, cinta yang bertepuk sebelah tangan tersebab dalih ekonomi. Ragdi membumbuinya dengan fakta sosial sekarang. Harga-harga yang mahal, pedagang tradisional yang tersisih sejak kehadiran minimarket atau swalayan, dan remaja yang terseret arus zaman. Tema kasih tak sampai ini juga ditemukan dalam cerpen Di Solok Aku akan Mati Perlahan.
 
Bibir Pak Gur Bengkok mengungkap fenomena dunia pendidikan. Guru yang nasibnya selalu malang. Kemajuan zaman yang membuat murid tak lagi tahu adab sehingga berani kepada guru. Cerpen Nostalgia sedikit mengecoh. Membuka dengan suasana sebuah keluarga usai gempa, Ragdi menggiring membongkar kisah cinta masa lalu bapaknya di masa penjajahan. Tokoh anak menjadi saksi dua cerita beda versi dari dua pelakunya.
 
Membaca cerpen Kubah sepintas mengingatkan kita pada tipikal cerpen-cerpen Joni Ariadinata sekian tahun silam: singkat, cepat, telak ke sasaran. Bagaimana segelintir orang membuat masjid menjadi benda mewah yang angkuh, sementara masih banyak orang di sekitar masjid itu miskin kelaparan. Maka, menjadi ironi ketika urusan perut menyebabkan masjid menjadi tempat yang tak lagi disegani. Sandal seharga ratusan ribu di masjid dicolong, emas yang melapisi kubah masjid pun dicungkil.
 
Cerpen-cerpen Ragdi bersentuhan dengan serpih-serpih realitas yang telah dihimpun pancainderanya. Kondisi sosiokultural masyarakat Minang masa kini di tengah impitan kapitalisme, deras globalisasi, dan jumawa kebebasan; dibentangkan Ragdi menjadi kisah-kisah muram. Dalam sejumlah cerpen, Ragdi menjadikan Solok, kota kelahirannya, sebagai latar.
 
Ada cerpen bernuansa absurd, Seorang Lelaki dan Boneka. Tokoh aku memandang manusia-manusia di sekelilingnya sebagai manekin, padahal menilik latar belakangnya, justru sesungguhnya tokoh itulah yang teralienasi dari lingkungannya. Tema serupa bisa ditemui dalam cerpen Empat Meter dari Pangkal, Lereng dan Rumah yang Menggigil.
 
Kekerasan dalam rumah tangga tak luput dari amatan Ragdi. Cerpen Seekor Anjing yang Menangis, menceritakan keluarga miskin. Bapak yang kasar, kakak beradik yang belum makan dan bingung mencari ibunya, padahal ibunya tewas ditikam satpam saat hendak minta bantuan di rumah tetangga yang kaya raya. Anjing yang menjadi sentral dalam cerpen itu, tahu di mana jasadnya ditanam.
 
Kecenderungan tema psikologis perantau, memang acap ditemui dalam cerpen-cerpen penulis berdarah Minang. Lelaki Minang punya tradisi merantau, apa pun yang melatarinya. Dalam buku ini, bisa dilihat dalam cerpen Jarak. Problem di dalam dan di luar diri, membuat tokoh Attar berdeging tak ingin pulang ke kampungnya di Solok. Ia punya ingatan buruk tentang kampung; ayah yang kawin lagi, ibunya tak lagi punya apa-apa, keluarga mereka dipandang remeh.
 
Cerpen Rumah Lumut pun berkisah tentang perantau, tapi Ragdi membidiknya lewat sudut pandang tokoh ibu yang sebatang kara ditinggal mati suami dan satu per satu anaknya terbang merantau. Kerelaan mengizinkan seluruh anaknya merantau, menjadi paradoks ketika dia menasihati anak tetangganya agar tak latah merantau.
 
Membaca seluruh cerpen dalam buku ini serupa mendengar rintih saluang di kejauhan sayup-sayup sampai, suasananya muram menyimpan dendam, bimbang dan gelisah. Tokoh-tokohnya, selain tersandera dalam gelembung problem sosial (cinta, ekonomi, kemiskinan, kemajuan zaman, dan lain-lain), juga dikepung hantu-hantu berwujud trauma masa silam, getir ingatan, bahkan kampung halaman.

*) Arman A.Z., penikmat cerpen. http://sastra-indonesia.com/2010/07/tentang-minang-nan-muram/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

A. Syauqi Sumbawi A.S. Dharta Abdul Hadi WM Abdul Wachid B.S. Abdullah Abubakar Batarfie Abdurrahman Wahid Achmad Faesol Achmad S Achmad Soeparno Yanto Adin Adrian Balu Afrizal Malna Aguk Irawan MN Agung Sasongko Agus B. Harianto Agus Buchori Agus Prasmono Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Ahmad Fanani Mosah Ahmad Fatoni Ahmad Mustofa Bisri Ahmad Tohari Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhmad Sekhu Akhudiat al-Kindi Alex R. Nainggolan Ali Ahsan Al Haris Ali Audah Ali Syariati Amien Kamil Amien Wangsitalaja Andhika Dinata Andi Neneng Nur Fauziah Andra Nur Oktaviani Andrenaline Katarsis Andy Riza Hidayat Anindita S. Thayf Anton Kurniawan Anton Sudibyo Aprinus Salam Arafat Nur Arif Hidayat Arman A.Z. Arthur Rimbaud Asap Studio Asarpin Asti Musman Atafras Awalludin GD Mualif Badaruddin Amir Bagja Hidayat Balada Bambang Riyanto Bandung Mawardi Beni Setia Benny Arnas Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Bernadette Aderi Bernando J. Sujibto Binhad Nurrohmat Bonari Nabonenar Brunel University London Budi Darma Butet Kartaredjasa Cak Bono Catatan Cecil Mariani Cerbung Cerpen Chairil Anwar Charles Bukowski Christine Hakim Cinta Laura Kiehl D. Zawawi Imron Dahta Gautama Daisy Priyanti Damhuri Muhammad Danarto Dara Nuzzul Ramadhan Dareen Tatour Darju Prasetya Darojat Gustian Syafaat Dea Anugrah Dedy Tri Riyadi Deni Jazuli Denny JA Denny Mizhar Dewi Sartika Dharmadi Dhenok Kristianti Dian Wahyu Kusuma Dianing Widya Yudhistira Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Djoko Pitono Djoko Saryono Djoko Subinarto Doan Widhiandono Doddi Ahmad Fauji Dody Yan Masfa Donny Anggoro Dwi Cipta Dwi Klik Santosa Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Elokdyah Meswati Emha Ainun Nadjib Enda Menzies Erik Purnama Putra Erwin Dariyanto Erwin Setia Esai Esti Nuryani Kasam Evan Ys Evi Idawati F Aziz Manna F. Rahardi Fahrudin Nasrulloh Fairuzul Mumtaz Fajar Alayubi Farah Noersativa Faris Al Faisal Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fathurrozak Faza Bina Al-Alim Feby Indirani Felix K. Nesi Fian Firatmaja Firman Wally Fiyan Arjun Forum Penulis dan Pegiat Literasi Lamongan (FP2L) Franz Kafka Galih M. Rosyadi Galuh Tulus Utama Ganug Nugroho Adi Garna Raditya Gendut Riyanto Goenawan Mohamad Gola Gong Gombloh Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gunoto Saparie Gurindam Gusti Eka H.B. Jassin Halim HD Hamdy Salad Hamka Hari Sulastri Hasan Aspahani Hasan Gauk Hasbi Zainuddin Hasif Amini Hasnan Bachtiar Helvy Tiana Rosa Hermawan Mappiwali Herry Lamongan Hikmat Gumelar HM. Nasruddin Anshoriy Ch Hudan Hidayat Humam S Chudori Ibnu Wahyudi Ida Fitri IDG Windhu Sancaya Idris Pasaribu Ignas Kleden Iksaka Banu Ilham Imam Muhayat Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Arlado Imron Tohari Indra Tjahyadi Indrawati Jauharotun Nafisah Indrian Koto Inung As Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Ismi Wahid Iva Titin Shovia Iwan Fals Iwan Kurniawan Jakob Oetama Janual Aidi JJ. Kusni Johan Fabricius John H. McGlynn Jordaidan Rizsyah Jual Buku Sastra K.H. A. Azis Masyhuri Kadjie Mudzakir Kahfie Nazaruddin Kahlil Gibran Kamajaya Al. Katuuk Kamran Dikarma Kedung Darma Romansha Kemah Budaya Panturan (KBP) Khansa Arifah Adila Khatijah Khoirul Inayah Ki Dhalang Sulang Ki Ompong Sudarsono Kikin Kuswandi Kodirun Koh Young Hun Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Sastra Mangkubumen (KSM) Komunitas Teater Se-Lamongan Korrie Layun Rampan Kritik Sastra Kucing Oren Kurniawan Junaedhie Kurniawan Muhammad Kuswaidi Syafi’ie Kuswinarto L.K. Ara Laksmi Shitaresmi Lan Fang Larung Sastra Latief S. Nugraha lensasastra.id Leo Tolstoy Leon Agusta Linda Christanty Lutfi Mardiansyah M. Aan Mansyur M. Arwan Hamidi M. Faizi M. Harir Muzakki M. Lutfi M. Shoim Anwar M. Yoesoef M. Yunis M.D. Atmaja Mahamuda Mahdi Idris Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Manneke Budiman Mardi Luhung Marhalim Zaini Mario F. Lawi Marniati Martin Aleida Mashuri Masuki M. Astro Matroni Muserang Mawar Kusuma Max Arifin Melani Budianta Mihar Harahap Mikael Johani Miziansyah J. Moch. Fathoni Arief Moh. Ghufron Cholid Mohammad Afifi Mohammad Rafi Azzamy Muhammad Hanif Muhammad Muhibbuddin Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhammadun AS Muhidin M. Dahlan Mulyadi SA Munawir Aziz Murnierida Pram Myra Sidharta Nadia Cahyani Naim Naskah Teater Nasru Alam Aziz Nessa Kartika Ni Made Purnama Sari Nikita Mirzani Nirwan Ahmad Arsuka Nizar Qabbani Noor H. Dee Nurel Javissyarqi Nurul Fahmy Nurul Ilmi Elbana Nyoman Tusthi Eddy Ong Hok Ham Orasi Budaya Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Otto Sukatno CR Pablo Neruda Pay Jarot Sujarwo PDS H.B. Jassin Pendidikan Pipiet Senja Pramoedya Ananta Toer Pringgo HR Prosa Pudyo Saptono Puisi Pustaka Bergerak Pustaka Ilalang PUstaka puJAngga Putu Wijaya Qaris Tajudin Qismatun Nihayah R Sutandya Yudha Khaidar R Toto Sugiharto R. Timur Budi Raja Radhar Panca Dahana Ragdi F. Daye Rahmat Sutandya Yudhanto Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Prambudhi Dikimara Rambuana Ramdhan Triyadi Bempah Ratnani Latifah Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Ribut Wijoto Ricarda Huch Riezky Andhika Pradana Riki Dhamparan Putra Rizki Aprima Putra Rokhim Sarkadek Rony Agustinus Royyan Julian Rukardi Rumah Budaya Pantura Rumah Budaya Pantura (RBP) Ruth Indiah Rahayu S Yoga S. Arimba S. Jai Sabrank Suparno Safitri Ningrum Sahaya Santayana Sahli Hamid Saini KM Sajak Salvator Yen Joenaidy Samsul Anam Sapardi Djoko Damono Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sejarah Selendang Sulaiman Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Setyaningsih Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Soediro Satoto Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sosial Media Sastra Sosiawan Leak Sovian Lawendatu Sudarmoko Sudirman Sugeng Sulaksono Sugito Ha Es Sumani Sumargono SN Suminto A. Sayuti Sunaryata Soemarjo Sunaryono Basuki Ks Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Suryanto Sastroatmodjo Susie Evidia Y Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syaifuddin Gani Syaiful Irba Tanpaka T Agus Khaidir T.A. Sakti Tangguh Pitoyo Tatan Daniel Taufik Ikram Jamil Taufiq Wr. Hidayat Teater Eska Teater Pendopo nDalem Mangkubumen (Dokumen) Teater Tawon Tedy Kartyadi Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Tiya Hapitiawati Tiyasa Jati Pramono Toeti Heraty TS Pinang Udo Z. Karzi Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Usman Arrumy UU Hamidy Veronika Ninik Vika Wisnu W.S. Rendra Wahyu Triono Ks Wahyudi Akmaliah Muhammad Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Jengki Sunarta Wayan Sunarta Welly Kuswanto Wilda Fizriyani Willy Ana Y Alpriyanti Y.B. Mangunwijaya Yanto le Honzo Yasin Susilo Yasir Amri Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yonathan Rahardjo Yudha Kristiawan Yudhistira ANM Massardi Yulhasni Zehan Zareez Zuhdi Swt Zul Afrita