Kamis, 29 Juli 2021

Lelaki, Daerah, dan Estetika Sastra

Malam Anugerah Sayembara Novel DKJ 2006
 
Sihar Ramses Simatupang
sinarharapan.co.id
 
Tidak benar bahwa lelaki penulis tak produktif dan tak berkualitas dalam dunia kesusasteran Indonesia masa kini. Pernyataan itu secara eksplisit sempat diungkapkan Ahmad Tohari menjelang pengumuman dari Dewan Juri atas lima pemenang novel Dewan Kesenian Jakarta di Teater Kecil Taman Ismail Marzuki Jakarta, Jumat (9/3). Lima pemenang lomba kali ini bahkan seluruhnya lelaki.
 
Novel yang meraih juara itu adalah Hubbu karya Mashuri, Mutiara Karam karya Tusiran Suseno, Jukstaposisi karya Calvin Michel Sidjaja, Glonggong karya Junaedi Setiyono dan Lanang karya Yonathan Rahardjo.
 
Pernyataan yang diungkapkan oleh Ahmad Tohari itu bisa menjadi kontradiksi atas pernyataan juri di periode lomba sebelumnya–dalam hal ini Sapardi Djoko Damono–bahwa tak ada lagi lelaki penulis novel di Indonesia. Hal ini memperlihatkan banyak fenomena baru di dunia sastra, selain banyak penulis yang berasal dari daerah–dari para pemenang hanya satu dari Jakarta.
 
Petikan Hubbu karya Mashuri yang lulusan mahasiswa Universitas Airlangga Fakultas Sastra dan kini mendalami filsafat di Pascasarjana IAIN itu, sempat dibacakan oleh Andi Bersama dan Wawan Sofwan sebelum pengumuman itu. Memang bahasanya terkesan lebih “realis dan lebih terang” namun dengan sentuhan kultur pedesaan. Dalam memaparkan alas abang (alas: hutan, abang: merah–bahasa Jawa) dan sebuah pedukuhan, pada kisah di bab pertama itu, peran narator terasa muncul untuk menunjukkan pada pembacanya.
 
Seperti ungkapan Ketua Dewan Kesenian Jakarta Marco Kusumawijaya, 249 naskah peserta telah membuktikan makin bergairahnya penulisan novel di Indonesia. “Tentu saja dengan jumlah peserta yang makin banyak ini kami berharap akan lahir lagi juara-juara baru dalam khasanah sastra Indonesia, yang dapat memenuhi harapan akan makin majunya kehidupan sastra di negeri ini,” ujar Marco.
 
Mantan Menteri Pendidikan Daoed Joesoef juga hadir dan diminta tampil di podium untuk memberikan penghargaan pada pemenang pertama sekaligus memberikan tanggapannya. Hal yang menarik diungkapkannya adalah bahwa “lebih baik pergunakan bahasa Indonesia yang baik daripada mencegah penggunaan bahasa asing di Indonesia”. Baginya, para novelis malam itulah salah satu pendidik untuk penggunaan bahasa Indonesia–juga menjadi salah satu pertimbangan juri.
 
Di tengah pengumuman itu, ada juga disampaikan kabar duka dan pengheningan cipta atas kepergian Ketua Akademi Jakarta Koesnadi Hardjasumantri, yang disampaikan oleh wartawan senior Rosihan Anwar. Dalam kesempatan itu, Rosihan mengungkapkan tentang perjalanan, jasa, dan prestasi tokoh yang wafat dalam kecelakaan penerbangan pesawat Garuda 7 Maret 2007 lalu.
 
Koesnadi sebagai sosok budayawan aktif, seorang “perfect type” namun juga mampu jadi penengah bahkan di tengah orang yang punya ego besar, superioritas dan inferioritas kompleks. “Bapak Koesnadilah yang memberikan dukungan untuk bisa berdamai,” ujar Rosihan.
 
Antara Estetika dan Pasar
 
Estetika sastra, itulah yang paling penting saat memilih novel-novel yang masuk kali ini. Itu juga yang dikatakannya seusai membacakan pernyataan yang tertulis dan disepakati oleh para juri–dengan Ketua merangkap Anggota Juri Prof Apsanti Djokosujatno dan Anggota Juri Bambang Sugiharto, sangat menarik. “Bagi yang kalah jangan berkecil hati, ini khas ibu guru. Ibu guru yang profesor,” ujar Ahmad Tohari, mengomentari pernyataan Ketua Juri, Apsanti, terhadap “ketabahan” para peserta yang tak lolos namanya.
 
Selain sebagian besar naskah disiapkan tekun dengan bahasa Indonesia yang menakjubkan, tema-tema para pemenang juga beragam, mulai dari keretakan rumah tangga, anak telantar hingga tema agama, rasialisme, manusia super yang mengendalikan gejala alam, dan tema yang berkaitan dengan teknologi modern. Berkaitan dengan penerbitan, diungkapkan dalam pernyataan itu, para juri juga ingin meyakinkan bahwa amat banyak naskah peserta yang bagus, yang menurut hemat para juri memenuhi selera pasar dan berpeluang menjadi yang paling laris.
 
Dalam ungkapan lisannya, pengarang Ronggeng Dukuh Paruk ini kemudian mengatakan bahwa hampir semua karya yang diikutkan pantas terbit dan bisa disajikan pada masyarakat. Namun bagaimana pun, sudut pandang juri adalah sudut pandang kesusasteraan.
 
“Bagaimana pun, pilihan penerbit agak bergeser karena merangkul pasar. Jadi mungkin saja novel yang tak terpilih bisa lebih laris daripada yang menang,” ujarnya.
 
Dengan gaya santainya, Ahmad Tohari kemudian mengungkapkan karya pemenang pada beberapa puluh tahun yang lalu, menang namun dalam perolehan eksemplar cukup kecil bahkan tak lebih dari seribu eksemplar. “Itu sebelum saya menang,” ujar, dengan nada sedikit jenaka.
***

http://sastra-indonesia.com/2010/07/lelaki-daerah-dan-estetika-sastra/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

A. Syauqi Sumbawi A.S. Dharta Abdul Hadi WM Abdul Wachid B.S. Abdullah Abubakar Batarfie Abdurrahman Wahid Achmad Faesol Achmad S Achmad Soeparno Yanto Adin Adrian Balu Afrizal Malna Aguk Irawan MN Agung Sasongko Agus B. Harianto Agus Buchori Agus Prasmono Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Ahmad Fanani Mosah Ahmad Fatoni Ahmad Mustofa Bisri Ahmad Tohari Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhmad Sekhu Akhudiat al-Kindi Alex R. Nainggolan Ali Ahsan Al Haris Ali Audah Ali Syariati Amien Kamil Amien Wangsitalaja Andhika Dinata Andi Neneng Nur Fauziah Andra Nur Oktaviani Andrenaline Katarsis Andy Riza Hidayat Anindita S. Thayf Anton Kurniawan Anton Sudibyo Aprinus Salam Arafat Nur Arif Hidayat Arman A.Z. Arthur Rimbaud Asap Studio Asarpin Asti Musman Atafras Awalludin GD Mualif Badaruddin Amir Bagja Hidayat Balada Bambang Riyanto Bandung Mawardi Beni Setia Benny Arnas Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Bernadette Aderi Bernando J. Sujibto Binhad Nurrohmat Bonari Nabonenar Brunel University London Budi Darma Butet Kartaredjasa Cak Bono Catatan Cecil Mariani Cerbung Cerpen Chairil Anwar Charles Bukowski Christine Hakim Cinta Laura Kiehl D. Zawawi Imron Dahta Gautama Daisy Priyanti Damhuri Muhammad Danarto Dara Nuzzul Ramadhan Dareen Tatour Darju Prasetya Darojat Gustian Syafaat Dea Anugrah Dedy Tri Riyadi Deni Jazuli Denny JA Denny Mizhar Dewi Sartika Dharmadi Dhenok Kristianti Dian Wahyu Kusuma Dianing Widya Yudhistira Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Djoko Pitono Djoko Saryono Djoko Subinarto Doan Widhiandono Doddi Ahmad Fauji Dody Yan Masfa Donny Anggoro Dwi Cipta Dwi Klik Santosa Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Elokdyah Meswati Emha Ainun Nadjib Enda Menzies Erik Purnama Putra Erwin Dariyanto Erwin Setia Esai Esti Nuryani Kasam Evan Ys Evi Idawati F Aziz Manna F. Rahardi Fahrudin Nasrulloh Fairuzul Mumtaz Fajar Alayubi Farah Noersativa Faris Al Faisal Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fathurrozak Faza Bina Al-Alim Feby Indirani Felix K. Nesi Fian Firatmaja Firman Wally Fiyan Arjun Forum Penulis dan Pegiat Literasi Lamongan (FP2L) Franz Kafka Galih M. Rosyadi Galuh Tulus Utama Ganug Nugroho Adi Garna Raditya Gendut Riyanto Goenawan Mohamad Gola Gong Gombloh Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gunoto Saparie Gurindam Gusti Eka H.B. Jassin Halim HD Hamdy Salad Hamka Hari Sulastri Hasan Aspahani Hasan Gauk Hasbi Zainuddin Hasif Amini Hasnan Bachtiar Helvy Tiana Rosa Hermawan Mappiwali Herry Lamongan Hikmat Gumelar HM. Nasruddin Anshoriy Ch Hudan Hidayat Humam S Chudori Ibnu Wahyudi Ida Fitri IDG Windhu Sancaya Idris Pasaribu Ignas Kleden Iksaka Banu Ilham Imam Muhayat Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Arlado Imron Tohari Indra Tjahyadi Indrawati Jauharotun Nafisah Indrian Koto Inung As Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Ismi Wahid Iva Titin Shovia Iwan Fals Iwan Kurniawan Jakob Oetama Janual Aidi JJ. Kusni Johan Fabricius John H. McGlynn Jordaidan Rizsyah Jual Buku Sastra K.H. A. Azis Masyhuri Kadjie Mudzakir Kahfie Nazaruddin Kahlil Gibran Kamajaya Al. Katuuk Kamran Dikarma Kedung Darma Romansha Kemah Budaya Panturan (KBP) Khansa Arifah Adila Khatijah Khoirul Inayah Ki Dhalang Sulang Ki Ompong Sudarsono Kikin Kuswandi Kodirun Koh Young Hun Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Sastra Mangkubumen (KSM) Komunitas Teater Se-Lamongan Korrie Layun Rampan Kritik Sastra Kucing Oren Kurniawan Junaedhie Kurniawan Muhammad Kuswaidi Syafi’ie Kuswinarto L.K. Ara Laksmi Shitaresmi Lan Fang Larung Sastra Latief S. Nugraha lensasastra.id Leo Tolstoy Leon Agusta Linda Christanty Lutfi Mardiansyah M. Aan Mansyur M. Arwan Hamidi M. Faizi M. Harir Muzakki M. Lutfi M. Shoim Anwar M. Yoesoef M. Yunis M.D. Atmaja Mahamuda Mahdi Idris Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Manneke Budiman Mardi Luhung Marhalim Zaini Mario F. Lawi Marniati Martin Aleida Mashuri Masuki M. Astro Matroni Muserang Mawar Kusuma Max Arifin Melani Budianta Mihar Harahap Mikael Johani Miziansyah J. Moch. Fathoni Arief Moh. Ghufron Cholid Mohammad Afifi Mohammad Rafi Azzamy Muhammad Hanif Muhammad Muhibbuddin Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhammadun AS Muhidin M. Dahlan Mulyadi SA Munawir Aziz Murnierida Pram Myra Sidharta Nadia Cahyani Naim Naskah Teater Nasru Alam Aziz Nessa Kartika Ni Made Purnama Sari Nikita Mirzani Nirwan Ahmad Arsuka Nizar Qabbani Noor H. Dee Nurel Javissyarqi Nurul Fahmy Nurul Ilmi Elbana Nyoman Tusthi Eddy Ong Hok Ham Orasi Budaya Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Otto Sukatno CR Pablo Neruda Pay Jarot Sujarwo PDS H.B. Jassin Pendidikan Pipiet Senja Pramoedya Ananta Toer Pringgo HR Prosa Pudyo Saptono Puisi Pustaka Bergerak Pustaka Ilalang PUstaka puJAngga Putu Wijaya Qaris Tajudin Qismatun Nihayah R Sutandya Yudha Khaidar R Toto Sugiharto R. Timur Budi Raja Radhar Panca Dahana Ragdi F. Daye Rahmat Sutandya Yudhanto Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Prambudhi Dikimara Rambuana Ramdhan Triyadi Bempah Ratnani Latifah Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Ribut Wijoto Ricarda Huch Riezky Andhika Pradana Riki Dhamparan Putra Rizki Aprima Putra Rokhim Sarkadek Rony Agustinus Royyan Julian Rukardi Rumah Budaya Pantura Rumah Budaya Pantura (RBP) Ruth Indiah Rahayu S Yoga S. Arimba S. Jai Sabrank Suparno Safitri Ningrum Sahaya Santayana Sahli Hamid Saini KM Sajak Salvator Yen Joenaidy Samsul Anam Sapardi Djoko Damono Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sejarah Selendang Sulaiman Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Setyaningsih Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Soediro Satoto Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sosial Media Sastra Sosiawan Leak Sovian Lawendatu Sudarmoko Sudirman Sugeng Sulaksono Sugito Ha Es Sumani Sumargono SN Suminto A. Sayuti Sunaryata Soemarjo Sunaryono Basuki Ks Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Suryanto Sastroatmodjo Susie Evidia Y Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syaifuddin Gani Syaiful Irba Tanpaka T Agus Khaidir T.A. Sakti Tangguh Pitoyo Tatan Daniel Taufik Ikram Jamil Taufiq Wr. Hidayat Teater Eska Teater Pendopo nDalem Mangkubumen (Dokumen) Teater Tawon Tedy Kartyadi Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Tiya Hapitiawati Tiyasa Jati Pramono Toeti Heraty TS Pinang Udo Z. Karzi Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Usman Arrumy UU Hamidy Veronika Ninik Vika Wisnu W.S. Rendra Wahyu Triono Ks Wahyudi Akmaliah Muhammad Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Jengki Sunarta Wayan Sunarta Welly Kuswanto Wilda Fizriyani Willy Ana Y Alpriyanti Y.B. Mangunwijaya Yanto le Honzo Yasin Susilo Yasir Amri Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yonathan Rahardjo Yudha Kristiawan Yudhistira ANM Massardi Yulhasni Zehan Zareez Zuhdi Swt Zul Afrita