Rabu, 14 Juli 2021

Ketika Raffles Terpesona Jawa

Djoko Pitono *
jawapos.com
 
Judul Buku: The History of Java
Penulis: Thomas Stamford Raffles
Penerjemah: Eko Prasetyaningrum, dkk
Penerbit: Narasi, Yogyakarta
Cetakan : Pertama, 2008
Tebal : xxxvi + 904 halaman
 
Terbit pertama kali pada tahun 1817, buku ini pantas disebut sebagai salah satu mahakarya abad ke-19. Penulisnya Sir Thomas Stamford Raffles (1781-1826) sudah sangat terkenal. Dialah Letnan Gubernur Inggris di Indonesia pada 1811-1816. Pada 1965, Oxford University Press di Inggris menerbitkannya kembali dalam dua jilid, kemudian lagi pada 1978. Beberapa perpustakaan universitas di Indonesia menyimpan buku ini. Tetapi dari pengamatan, buku yang masuk di bagian referensi ini tampaknya jarang sekali disentuh. Mungkin karena berbahasa Inggris.
 
Oleh karena itu, apresiasi yang tinggi pantas diberikan kepada penerbit yang menerjemahkan dan menerbitkan buku sangat penting ini. Ada yang agak janggal memang. Satu di antaranya, yang muncul di internet: ”Tak terbayangkan karya sepenting ini butuh waktu hampir 200 tahun untuk diterjemahkan, dan bukan oleh (penerbit) major label (pula).”
 
Ketika baru terbit pada 1817, seorang pengkritik mengatakan, penulisan The History of Sumatra (1811) karya William Marsden lebih bagus dibanding buku ini. Mungkin ada benarnya. Para pembaca masa kini bisa membandingkan keduanya, karena karya Marsden juga telah diterbitkan tahun ini oleh Penerbit Komunitas Bambu. Tetapi, jelas, karya Raffles jauh lebih kaya sumber-sumbernya. Ia terjun langsung berbulan-bulan di berbagai daerah di Jawa dan Bali, sementara Marsden lebih bergantung pada referensi-referensi Portugis.
 
Sebagai mahakarya, buku ini memang sangat kaya informasi. Oleh karena itu, sebenarnya terlalu naif rasanya mencoba menjelaskan isi buku hampir 1.000 halaman ini hanya dalam kolom pendek di koran ini. Inilah ”buku babon Jawa” yang luar biasa, yang merangkai semua hal tentang Jawa.
 
Dilengkapi gambar-gambar sketsa, Raffles yang terpesona eksotisme Jawa melukiskan beragam sudut kehidupan masyarakat Jawa di masanya. Tentang sejarah Jawa, ciri dan karakter orang Jawa, kebiasaan-kebiasaannya, agama, bahasa, seni, budaya, dan sebagainya. Dengan bantuan berbagai pihak, Raffles menerjemahkan beragam sumber seperti naskah Bharatayuda dan Babad Tanah Jawa.
 
Mengawali bukunya yang terdiri 11 bab, Raffles memaparkan situasi geografi Pulau Jawa, lengkap dengan kota pelabuhan, gunung, sungai, danau, iklim, mineral, sayur-sayuran hingga binatang.
 
Raffles mengatakan, entah dari apa nama ”Jawa” berasal. Tidak jelas. Ada yang menyebut nama itu berasal dari kata ”Jawa-wut”, suatu jenis padi-padian, yang mungkin menjadi bahan pangan pokok pada masa awal. Pada masa sebelumnya, ada juga istilah lain yakni Nusa hara-hara atau Nusa kendang.
 
Raffles mengungkapkan kekaguman atas suburnya sebagian besar tanah di Jawa. Ia menyatakan, hal itu mungkin karena banyak gunung di pulau ini. Berbagai tumbuhan dan hasil pertaniannya sangat beragam.
 
Bagaimana orang-orang Jawa menurut pandangan Raffles? Ia mengatakan, wajah kaum wanita tidaklah begitu bagus seperti kaum laki-laki Jawa. Dan, di mata orang-orang Eropa, banyak wanita yang ”buruk” wajahnya, khususnya setelah usia tua. Tetapi dikatakan, itu semua tampaknya wanita Jawa yang bekerja berat.
 
Berbeda dengan penguasa Belanda, sikap Raffles cenderung positif dalam menilai orang-orang Jawa. Raffles menilai orang-orang Jawa sebagai ”orang-orang yang mudah bergaul dan sopan, penuh hormat dan bahkan cenderung malu-malu, tidak pernah kasar, tapi mereka lamban dalam gerak.”
 
Laki-laki Jawa umumnya mempunyai seorang istri. Tetapi banyak pejabat seperti lurah memiliki istri lebih dari satu. Para bupati biasa mempunyai tiga atau empat istri, sementara para raja bisa 8 hingga 10.
 
Tentang orang-orang asing yang tinggal di Jawa, Raffles mengatakan yang paling banyak adalah orang China (Tionghoa). Pada awal 1800-an, jumlah orang Tionghoa ada sekitar 100.000 orang, kebanyakan tinggal di Batavia, Semarang dan Surabaya. Sebagian kecil lainnya tinggal di kota-kota kecil.
 
Struktur Sederhana
 
Di dalam bab IV, Raffles menjelaskan tentang pembuatan barang-barang hasil kerajian tangan, seperti tikar, pakaian, barang-barang ukiran, dan sebagainya. Letnan gubernur itu menggarisbawahi bahwa struktur masyarakat Jawa sederhana dan keinginan masyarakatnya tidak banyak. Akumulasi modal pun tidak ada, dan pembagian profesi tidak banyak. Oleh karena itu, katanya, perusahaan manufaktur tidak dapat diharapkan bisa didorong dalam batas tertentu.
 
Meskipun begitu, bahasa masyarakat Jawa waktu itu telah memiliki kata untuk menyebut sebagian besar jenis pekerja tangan. Contohnya, pandi (pande), tukang kayu, tukang werongko, tukang deluwang, dan tukang sulam.
 
Dalam usahanya menunjukkan para tukang itu, Raffles menyertakan pula gambar-gambar berbagai peralatannya. Ia tunjukkan, misalnya, gambar pacul, gergaji, sabit, linggis, dan alat tenun. Ia juga menurunkan contoh keris dan jenis-jenisnya secara lengkap.
 
Buku ini juga kaya informasi tentang sejarah raja-raja Jawa, lengkap dengan bumbu-bumbu intrik dan liku-liku kekuasaannya. Ada pelukisan rinci, misalnya, bagaimana Raja Mataram, Amangkurat I, menghukum mati Trunojoyo secara sadis disaksikan para pejabat kerajaan.
 
Sayang sekali, buku terjemahan karya Raffles ini menghilangkan tulisan pengantar Prof John Bastin, guru besar sejarah di School of Oriental and African History, University of London. Sebagai gantinya, disertakan pengantar yang ditulis Drs Syafruddin Azhar, redaktur Tabloid Mingguan PERLE. Cukup bagus memang, tetapi dalam tulisan Prof Bastin terdapat banyak penjelasan yang penting, antara lain bagaimana proses buku Raffles itu disusun.
 
Sebagai penulis, Raffles adalah pribadi yang tekun. Ia menulis hingga malam hari, sebagian besar di Cisarua, setelah berbulan-bulan berkeliling Jawa. Di sela-sela tugasnya, tentu saja. Meskipun kecewa karena dicopot, ia pulang dengan semangat tinggi untuk menulis bukunya. Ada penjelasan, siapa saja orang-orang yang membantunya mengumpulkan bahan dan menulis. Tak kurang 30 ton bagasinya yang dibawa pulang ke London. Berbulan-bulan barangnya ditahan aparat pabean.
 
Tak percuma memang perjuangan Raffles. Mahakaryanya abadi di dalam jutaan sanubari.

*) Jurnalis dan Editor Buku. http://sastra-indonesia.com/2008/12/ketika-raffles-terpesona-jawa/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

A. Syauqi Sumbawi A.S. Dharta Abdul Hadi WM Abdul Wachid B.S. Abdullah Abubakar Batarfie Abdurrahman Wahid Achmad Faesol Achmad S Achmad Soeparno Yanto Adin Adrian Balu Afrizal Malna Aguk Irawan MN Agung Sasongko Agus B. Harianto Agus Buchori Agus Prasmono Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Ahmad Fanani Mosah Ahmad Fatoni Ahmad Mustofa Bisri Ahmad Tohari Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhmad Sekhu Akhudiat al-Kindi Alex R. Nainggolan Ali Ahsan Al Haris Ali Audah Ali Syariati Amien Kamil Amien Wangsitalaja Andhika Dinata Andi Neneng Nur Fauziah Andra Nur Oktaviani Andrenaline Katarsis Andy Riza Hidayat Anindita S. Thayf Anton Kurniawan Anton Sudibyo Aprinus Salam Arafat Nur Arif Hidayat Arman A.Z. Arthur Rimbaud Asap Studio Asarpin Asti Musman Atafras Awalludin GD Mualif Badaruddin Amir Bagja Hidayat Balada Bambang Riyanto Bandung Mawardi Beni Setia Benny Arnas Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Bernadette Aderi Bernando J. Sujibto Binhad Nurrohmat Bonari Nabonenar Brunel University London Budi Darma Butet Kartaredjasa Cak Bono Catatan Cecil Mariani Cerbung Cerpen Chairil Anwar Charles Bukowski Christine Hakim Cinta Laura Kiehl D. Zawawi Imron Dahta Gautama Daisy Priyanti Damhuri Muhammad Danarto Dara Nuzzul Ramadhan Dareen Tatour Darju Prasetya Darojat Gustian Syafaat Dea Anugrah Dedy Tri Riyadi Deni Jazuli Denny JA Denny Mizhar Dewi Sartika Dharmadi Dhenok Kristianti Dian Wahyu Kusuma Dianing Widya Yudhistira Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Djoko Pitono Djoko Saryono Djoko Subinarto Doan Widhiandono Doddi Ahmad Fauji Dody Yan Masfa Donny Anggoro Dwi Cipta Dwi Klik Santosa Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Elokdyah Meswati Emha Ainun Nadjib Enda Menzies Erik Purnama Putra Erwin Dariyanto Erwin Setia Esai Esti Nuryani Kasam Evan Ys Evi Idawati F Aziz Manna F. Rahardi Fahrudin Nasrulloh Fairuzul Mumtaz Fajar Alayubi Farah Noersativa Faris Al Faisal Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fathurrozak Faza Bina Al-Alim Feby Indirani Felix K. Nesi Fian Firatmaja Firman Wally Fiyan Arjun Forum Penulis dan Pegiat Literasi Lamongan (FP2L) Franz Kafka Galih M. Rosyadi Galuh Tulus Utama Ganug Nugroho Adi Garna Raditya Gendut Riyanto Goenawan Mohamad Gola Gong Gombloh Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gunoto Saparie Gurindam Gusti Eka H.B. Jassin Halim HD Hamdy Salad Hamka Hari Sulastri Hasan Aspahani Hasan Gauk Hasbi Zainuddin Hasif Amini Hasnan Bachtiar Helvy Tiana Rosa Hermawan Mappiwali Herry Lamongan Hikmat Gumelar HM. Nasruddin Anshoriy Ch Hudan Hidayat Humam S Chudori Ibnu Wahyudi Ida Fitri IDG Windhu Sancaya Idris Pasaribu Ignas Kleden Iksaka Banu Ilham Imam Muhayat Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Arlado Imron Tohari Indra Tjahyadi Indrawati Jauharotun Nafisah Indrian Koto Inung As Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Ismi Wahid Iva Titin Shovia Iwan Fals Iwan Kurniawan Jakob Oetama Janual Aidi JJ. Kusni Johan Fabricius John H. McGlynn Jordaidan Rizsyah Jual Buku Sastra K.H. A. Azis Masyhuri Kadjie Mudzakir Kahfie Nazaruddin Kahlil Gibran Kamajaya Al. Katuuk Kamran Dikarma Kedung Darma Romansha Kemah Budaya Panturan (KBP) Khansa Arifah Adila Khatijah Khoirul Inayah Ki Dhalang Sulang Ki Ompong Sudarsono Kikin Kuswandi Kodirun Koh Young Hun Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Sastra Mangkubumen (KSM) Komunitas Teater Se-Lamongan Korrie Layun Rampan Kritik Sastra Kucing Oren Kurniawan Junaedhie Kurniawan Muhammad Kuswaidi Syafi’ie Kuswinarto L.K. Ara Laksmi Shitaresmi Lan Fang Larung Sastra Latief S. Nugraha lensasastra.id Leo Tolstoy Leon Agusta Linda Christanty Lutfi Mardiansyah M. Aan Mansyur M. Arwan Hamidi M. Faizi M. Harir Muzakki M. Lutfi M. Shoim Anwar M. Yoesoef M. Yunis M.D. Atmaja Mahamuda Mahdi Idris Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Manneke Budiman Mardi Luhung Marhalim Zaini Mario F. Lawi Marniati Martin Aleida Mashuri Masuki M. Astro Matroni Muserang Mawar Kusuma Max Arifin Melani Budianta Mihar Harahap Mikael Johani Miziansyah J. Moch. Fathoni Arief Moh. Ghufron Cholid Mohammad Afifi Mohammad Rafi Azzamy Muhammad Hanif Muhammad Muhibbuddin Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhammadun AS Muhidin M. Dahlan Mulyadi SA Munawir Aziz Murnierida Pram Myra Sidharta Nadia Cahyani Naim Naskah Teater Nasru Alam Aziz Nessa Kartika Ni Made Purnama Sari Nikita Mirzani Nirwan Ahmad Arsuka Nizar Qabbani Noor H. Dee Nurel Javissyarqi Nurul Fahmy Nurul Ilmi Elbana Nyoman Tusthi Eddy Ong Hok Ham Orasi Budaya Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Otto Sukatno CR Pablo Neruda Pay Jarot Sujarwo PDS H.B. Jassin Pendidikan Pipiet Senja Pramoedya Ananta Toer Pringgo HR Prosa Pudyo Saptono Puisi Pustaka Bergerak Pustaka Ilalang PUstaka puJAngga Putu Wijaya Qaris Tajudin Qismatun Nihayah R Sutandya Yudha Khaidar R Toto Sugiharto R. Timur Budi Raja Radhar Panca Dahana Ragdi F. Daye Rahmat Sutandya Yudhanto Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Prambudhi Dikimara Rambuana Ramdhan Triyadi Bempah Ratnani Latifah Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Ribut Wijoto Ricarda Huch Riezky Andhika Pradana Riki Dhamparan Putra Rizki Aprima Putra Rokhim Sarkadek Rony Agustinus Royyan Julian Rukardi Rumah Budaya Pantura Rumah Budaya Pantura (RBP) Ruth Indiah Rahayu S Yoga S. Arimba S. Jai Sabrank Suparno Safitri Ningrum Sahaya Santayana Sahli Hamid Saini KM Sajak Salvator Yen Joenaidy Samsul Anam Sapardi Djoko Damono Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sejarah Selendang Sulaiman Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Setyaningsih Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Soediro Satoto Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sosial Media Sastra Sosiawan Leak Sovian Lawendatu Sudarmoko Sudirman Sugeng Sulaksono Sugito Ha Es Sumani Sumargono SN Suminto A. Sayuti Sunaryata Soemarjo Sunaryono Basuki Ks Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Suryanto Sastroatmodjo Susie Evidia Y Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syaifuddin Gani Syaiful Irba Tanpaka T Agus Khaidir T.A. Sakti Tangguh Pitoyo Tatan Daniel Taufik Ikram Jamil Taufiq Wr. Hidayat Teater Eska Teater Pendopo nDalem Mangkubumen (Dokumen) Teater Tawon Tedy Kartyadi Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Tiya Hapitiawati Tiyasa Jati Pramono Toeti Heraty TS Pinang Udo Z. Karzi Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Usman Arrumy UU Hamidy Veronika Ninik Vika Wisnu W.S. Rendra Wahyu Triono Ks Wahyudi Akmaliah Muhammad Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Jengki Sunarta Wayan Sunarta Welly Kuswanto Wilda Fizriyani Willy Ana Y Alpriyanti Y.B. Mangunwijaya Yanto le Honzo Yasin Susilo Yasir Amri Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yonathan Rahardjo Yudha Kristiawan Yudhistira ANM Massardi Yulhasni Zehan Zareez Zuhdi Swt Zul Afrita