Kucing Oren
Awal penelusuran kami bermula dari salah satu grup WA komunitas buku di Yogyakarta. Seseorang mengirimkan tautan Twitter berisi kemurkaan Cik Prim (@prima_sulistya) terhadap sesorang yang begitu pede mengumumkan dirinya bekerja di mojokdotco, padahal tidak. Selain itu si pemuda tampan ini juga mencatut logo BukuMojok, seolah-olah menerbitkan bukunya.
Kemudian twet si Cik Prim dibalas oleh Muhammad Nanda Fauzan (@M_NandaFauzan) yang jengkel cerpennya di Tempo dan cerpen milik Sungging Raga di Kompas, diplagiat si babang tamvan, lalu dikirim ke Rakyat Pos, salah satu media di Bangka Belitung.
Atas dasar jiwa kepo yang begitu tinggi, saya telusurilah FB dan Twitter si tampan ini. Dari Twitter-nya tercantum bahwa ia berasal dari sebuah kota kecil di ujung selatan pulau Bangka (ya elah bang maluin orang Bangka aja lho). Saya menanyakan kepada orang sedaerah apakah ada yang kenal si babang tamvan ini, ternyata tidak ada yang kenal.
Penelusuran berlanjut ke website www.rakyatpos.com, dari sana kami menemukan banyak cerpen yang diplagiat oleh si (ampun bang jago) ini. Contohnya, Kepicikan di Benak Cheng Ho (bagian 1 & 2, pake bersambung pulak kayak sinetron), yang memplagiat cerpen Niat Jahat di Kepala Cheng Ho, karya penulis asal Bangka juga, Sunlie Thomas Alexander (berani si babang tamvan ini curi cerpen Sunlie rupanya, aku dengar namanya aja sudah merinding).
Lalu dirinya memplagiat cerpen Ni Komang Ariani berjudul Laki-Laki yang Menyebrang dan Perempuan di Tepi Persimpangan. Ia mengganti judulnya menjadi Tak Ada yang Datang, yang Tak Pernah Pergi (puitis pula abang ini rupanya). Selanjutnya, dia plagiat cerpen karya Sungging Raga berjudul Si Pengarang Muda, ia mengganti judulnya menjadi Ini Hanya Kisah Cerpenis Muda. Lalu ia memplagiat lagi (suka kali blunder rupanya, kayak bek MU aja), cerpen karya Risda Nur Widia berjudul Mayat Gugat dan menggantinya dengan judul Ini Hanya Kisah Mayat yang Menggugat (kukira rakyat menggugat, serem kali lah abang ini, merinding pulak aku dibuatnya). Terakhir si doi plagiat cerpen Zen Hae berjudul Enam Kisah, digantinya pula menjadi Kisah Enam Kisah.
Ternyata si (sorry Bang Jago) ini banyak pula tulisan non-sastra di media yang sama, kalian cek lah sendiri, aku tak tahuu itu plagiat atau tidak, malas pula kutelusuri. Oh, ya, ngemeng-ngemeng, cuma 5 (lima) aja cerpen plagiatnya yang kutelusuri. Malas aku ini orangnya, tak digaji pula, tak ada yang belikan paket internet, tak ada yang bikin kopi. Ngemeng-ngemeng di website media itu banyak kali kutengok cerpennya. Jikalau kalian merasa penulis cerpen, cek aja sana, siapa tahu cerpen kalian diembat juga sama si tukang plagiat ini. Hahaha
Di bawah ini kusertakan link pembanding si tukang plagiat ini ya:
http://www.rakyatpos.com/kepicikan-di-benak-cheng-ho-bagian-1.html
https://www.rakyatpos.com/kepicikan-di-benak-cheng-ho-bagian-2.html
https://lakonhidup.com/2011/02/07/niat-jahat-di-kepala-cheng-ho/
https://www.rakyatpos.com/tak-ada-yang-datang-yang-tak-pernah-pergi.html
http://kliping-cerpen-kompas.blogspot.com/2017/02/laki-laki-yang-menyeberang-dan.html
https://www.rakyatpos.com/ini-hanya-kisah-cerpenis-muda.html
https://lakonhidup.com/2018/07/08/si-pengarang-muda/
https://www.rakyatpos.com/ini-hanya-kisah-mayat-yang-menggugat.html
https://resepkuini.com/mayat-gugat-cerpen-koran-minggu/
https://www.rakyatpos.com/kisah-enam-kisah.html
https://www.kompas.id/baca/sastra/2018/10/28/enam-kisah/
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar