Minggu, 16 Agustus 2020

Eksistensi Karya Sastra di Media Massa

Safitri Ningrum *

analisadaily.com 10 Mei 2014

Zaman beredar menurut aturan dan menghasilkan fungsi. Tidak terkecuali media dan sastra. Keduanya sama-sama memiliki kegunaan masing-masing bagi pemakaianya. sesuatu yang tak berfungsi sama halnya dengan benda mati. Akan terlupakan begitu saja.

Sejak lama diyakini, media adalah perantara pesan. Keyakinan ini terselenggara secara terselubung ataupun terang-terangan. Apa saja kejadian atau hal yang dianggap penting, menarik dan unik dengan mudah bisa dipublikasikan lewat perantara media. Tidak terkecuali karya sastra.

Secara umum media terbagi menjadi tiga yakni media cetak, media elektronik dan media online. Ketiganya menawarkan informasi yang sarat aktualitas dan makna.

Pembaca tentunya kian selektif dalam memperoleh informasi yang dibutuhkan. Begitu banyak tipe pembaca. Ada yang memang membutuhkan informasi akurat, ada pula hanya sekedar mencari hiburan semata. Salah satu sasaran pembaca yang hanya membutuhkan hiburan atau penyegaran diri adalah tulisan sastra.

Menemukan karya sastra tidak hanya dalam bentuk tekstual tetapi juga bisa dalam bentuk kontekstual. Hal ini berkenaan dengan selera masyarakat penikmat sastra. sastra tidak hanya dapat ditemukan dalam bentuk tulisan seperti puisi, prosa, namun dalam bentuk pertunjukan drama dan film di atas panggung. Kesemua bentuk itu dapat disaksikan lewat media masa.

Kecanggihan teknologi, membuat manusia mudah mendapatkan informasi secara cepat dan tepat. Tidak perlu mencari buku antologi puisi untuk menemukan satu naskah puisi. Lewat browsing internet, hanya butuh waktu beberapa menit sudah bisa kita dapatkan beberapa naskah puisi. Sebab kini internet dapat diakses dimana pun kita berada selama jaringan internet terkoneksi.

Sastra tentu bermanfaat bagi manusia. Pertanyaan seputar apakah sastra itu dan apakah manfaat karya sastra bagi manusia, bila dijabarkan akan rumit. Sadar atau tidak kita telah menjawabnya dengan mengkonsumsi sastra. kita telah bisa membedakan mana tulisan sastra dan nonsastra. Dengan mudah menilai mana karya sastra yang baik dan mana yang tidak.

Sejalan dengan dibutuhkannya karya sastra bagi manusia, maka begitu banyak karya sastra yang dilahirkan. Banyak bermunculan para pujangga, para novelis, para dramawan, para cerpenis yang menciptakan karya yang tentunya berkualitas. Seiring dengan perkembangan zaman, setiap hari kita bisa menyaksikan terbitnya karya-karya baru. Di mana? Tentu saja di media masa.

Beberapa contoh media masa yang setiap hari, minggu, atau bulan mampu menerbitkan  karya sastra adalah surat kabar, majalah, tabloid dan sebagainya. Media ini mempublikasikan karya sastra seperti puisi, cerpen, cerbung, cernak, esai, bahkan kritik. Karya-karya yang fresh dan baru yang akan menjadi penyegaran atas beragamnya tulisan seputar berita ekonomi, bencana alam, berita politik, masalah pendidikan dan lain-lain. Karya sastra hadir sebagai oasenya. Sastra terselip di tengah-tengah gersangnya tulisan yang haus akan keestetikaan.

Tidak semua surat kabar, majalah, tabloid media cetak lainnya mengekspos karya sastra. Bahkan juga ada yang tidak memberi ruang sama sekali untuk keberadaan karya sastra. Mungkin karya sastra dianggap tidak akan menjadi sasaran bacaan bagi para pembaca. Media yang seperti ini seakan menganggap karya sastra tidak begitu penting untuk dikonsumsi oleh pembaca. Padalah sastra tidak hanya sekedar tulisan tak bermakna. Karya sastra itu hidup.

Ada sebagian media yang tetap setia memberi ranah kosong untuk keberadaan karya sastra. Media-media ini membantu para sastrawan baik yang senior maupun junior dalam publikasi karyanya. Ada sebagian media yang benar-benar menempatkan karya sastra di tempat yang khusus sehingga layak untuk dibaca. Berarti para media yang selalu menyajikan karya-karya sastra baru menganggap sastra akan dibutuhkan para pembaca.

Pengarang tentunya patut berterima kasih atas pengeksposan karya-karyanya pada media yang mempublikasikan. Lewat perantara media tersebut, karya sastra yang tadinya susah dibaca orang lain kini menjadi mudah. Karya yang tadinya hanya tersirat kini tersurat.

Karya sastra yang dimuat oleh media masa tentu bukan karya asal jadi. Pasti ada proses penyeleksian karya mana yang layak diterbitkan. Sebab hal ini dilakukan guna menjaga kualitas tulisan-tulisan yang terbit di media. Setiap media masa, ingin dianggap bermutu tinggi di mata dunia. Media masa akan begitu selektif dalam memilih tulisan atau karya yang akan ditayangkan atau diterbitkan.

Bahkan ada majalah khusus sastra yang kini masih eksis. Majalah ini bersaing ketat dengan majalah-majalah lain yang tidak memuat karya sastra seutuhnya bahkan yang tidak memuat karya sastra sama sekali. Bersaing dengan majalah-majalah di luar bidang sastra yang sudah memiliki nama besar serta pembaca setia.

Menjadi sorotan penting, media-media yang memberi tempat untuk karya sastra adalah media yang populer. Media yang bersedia memberi tempat bagi karya sastra tidka kalah tenarnya dengan media yang tidak memuat karya sastra sama sekali. Media ini memiliki pembaca setia. Sebab masih begitu manusia yang haus membaca karya sastra. Bahkan tidak hanya para sastrawan, namun juga para pembaca umum.

Sayangnya surat kabar yang menerbitkan karya sastra setiap harinya masih sangat jarang. Ada yang menerbitkan seminggu sekali, ada yang seminggu dua kali menerbitkan karya sastra seperti puisi atau cerpen. Tidak menjadi masalah, sebab sastra adalah tulisan mahal. Mencipta karya sastra tentu butuh daya yang besar dan nilai estetika yang tinggi. Tidak semua orang bisa mencipta karya sastra yang berkualitas.

Tetap eksisnya media-media yang menerbitkan karya sastra berarti eksis pula dunia sastra. Lewat media, sastra bisa dipublikasikan juga bisa dikritik atau diulas pula. Media yang seperti ini membantu sastrawan berada di puncak zona nyamannya. Keduanya sama-sama mendapat keuntungan. Dengan kerjasama antara penulis dan penerbit pasti akan mendapatkan feedback yang positif. Intinya keduanya akan sama-sama sukses.

Keberadaan sastra akan diakui oleh semua kalangan. Tidak hanya sastrawan, pengkaji sastra, pembaca sastra namun juga semua orang yang menyentuh media masa. Karya sastra bukan lagi sesuatu yang sulit didapati. Kini karya sastra yang bermutu ada di mana-mana. Lewat media, karya sastra semakin eksis dengan manis.

_________________

*) Penulis mahasiswa semester VIII FKIP UMSU.

https://analisadaily.com/berita/arsip/2014/5/10/28900/eksistensi-karya-sastra-di-media-massa/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

A. Syauqi Sumbawi A.S. Dharta Abdul Hadi WM Abdul Wachid B.S. Abdullah Abubakar Batarfie Abdurrahman Wahid Achmad Faesol Achmad S Achmad Soeparno Yanto Adin Adrian Balu Afrizal Malna Aguk Irawan MN Agung Sasongko Agus B. Harianto Agus Buchori Agus Prasmono Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Ahmad Fanani Mosah Ahmad Fatoni Ahmad Mustofa Bisri Ahmad Tohari Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhmad Sekhu Akhudiat al-Kindi Alex R. Nainggolan Ali Ahsan Al Haris Ali Audah Ali Syariati Amien Kamil Amien Wangsitalaja Andhika Dinata Andi Neneng Nur Fauziah Andra Nur Oktaviani Andrenaline Katarsis Andy Riza Hidayat Anindita S. Thayf Anton Kurniawan Anton Sudibyo Aprinus Salam Arafat Nur Arif Hidayat Arman A.Z. Arthur Rimbaud Asap Studio Asarpin Asti Musman Atafras Awalludin GD Mualif Badaruddin Amir Bagja Hidayat Balada Bambang Riyanto Bandung Mawardi Beni Setia Benny Arnas Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Bernadette Aderi Bernando J. Sujibto Binhad Nurrohmat Bonari Nabonenar Brunel University London Budi Darma Butet Kartaredjasa Cak Bono Catatan Cecil Mariani Cerbung Cerpen Chairil Anwar Charles Bukowski Christine Hakim Cinta Laura Kiehl D. Zawawi Imron Dahta Gautama Daisy Priyanti Damhuri Muhammad Danarto Dara Nuzzul Ramadhan Dareen Tatour Darju Prasetya Darojat Gustian Syafaat Dea Anugrah Dedy Tri Riyadi Deni Jazuli Denny JA Denny Mizhar Dewi Sartika Dharmadi Dhenok Kristianti Dian Wahyu Kusuma Dianing Widya Yudhistira Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Djoko Pitono Djoko Saryono Djoko Subinarto Doan Widhiandono Doddi Ahmad Fauji Dody Yan Masfa Donny Anggoro Dwi Cipta Dwi Klik Santosa Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Elokdyah Meswati Emha Ainun Nadjib Enda Menzies Erik Purnama Putra Erwin Dariyanto Erwin Setia Esai Esti Nuryani Kasam Evan Ys Evi Idawati F Aziz Manna F. Rahardi Fahrudin Nasrulloh Fairuzul Mumtaz Fajar Alayubi Farah Noersativa Faris Al Faisal Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fathurrozak Faza Bina Al-Alim Feby Indirani Felix K. Nesi Fian Firatmaja Firman Wally Fiyan Arjun Forum Penulis dan Pegiat Literasi Lamongan (FP2L) Franz Kafka Galih M. Rosyadi Galuh Tulus Utama Ganug Nugroho Adi Garna Raditya Gendut Riyanto Goenawan Mohamad Gola Gong Gombloh Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gunoto Saparie Gurindam Gusti Eka H.B. Jassin Halim HD Hamdy Salad Hamka Hari Sulastri Hasan Aspahani Hasan Gauk Hasbi Zainuddin Hasif Amini Hasnan Bachtiar Helvy Tiana Rosa Hermawan Mappiwali Herry Lamongan Hikmat Gumelar HM. Nasruddin Anshoriy Ch Hudan Hidayat Humam S Chudori Ibnu Wahyudi Ida Fitri IDG Windhu Sancaya Idris Pasaribu Ignas Kleden Iksaka Banu Ilham Imam Muhayat Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Arlado Imron Tohari Indra Tjahyadi Indrawati Jauharotun Nafisah Indrian Koto Inung As Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Ismi Wahid Iva Titin Shovia Iwan Fals Iwan Kurniawan Jakob Oetama Janual Aidi JJ. Kusni Johan Fabricius John H. McGlynn Jordaidan Rizsyah Jual Buku Sastra K.H. A. Azis Masyhuri Kadjie Mudzakir Kahfie Nazaruddin Kahlil Gibran Kamajaya Al. Katuuk Kamran Dikarma Kedung Darma Romansha Kemah Budaya Panturan (KBP) Khansa Arifah Adila Khatijah Khoirul Inayah Ki Dhalang Sulang Ki Ompong Sudarsono Kikin Kuswandi Kodirun Koh Young Hun Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Sastra Mangkubumen (KSM) Komunitas Teater Se-Lamongan Korrie Layun Rampan Kritik Sastra Kucing Oren Kurniawan Junaedhie Kurniawan Muhammad Kuswaidi Syafi’ie Kuswinarto L.K. Ara Laksmi Shitaresmi Lan Fang Larung Sastra Latief S. Nugraha lensasastra.id Leo Tolstoy Leon Agusta Linda Christanty Lutfi Mardiansyah M. Aan Mansyur M. Arwan Hamidi M. Faizi M. Harir Muzakki M. Lutfi M. Shoim Anwar M. Yoesoef M. Yunis M.D. Atmaja Mahamuda Mahdi Idris Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Manneke Budiman Mardi Luhung Marhalim Zaini Mario F. Lawi Marniati Martin Aleida Mashuri Masuki M. Astro Matroni Muserang Mawar Kusuma Max Arifin Melani Budianta Mihar Harahap Mikael Johani Miziansyah J. Moch. Fathoni Arief Moh. Ghufron Cholid Mohammad Afifi Mohammad Rafi Azzamy Muhammad Hanif Muhammad Muhibbuddin Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhammadun AS Muhidin M. Dahlan Mulyadi SA Munawir Aziz Murnierida Pram Myra Sidharta Nadia Cahyani Naim Naskah Teater Nasru Alam Aziz Nessa Kartika Ni Made Purnama Sari Nikita Mirzani Nirwan Ahmad Arsuka Nizar Qabbani Noor H. Dee Nurel Javissyarqi Nurul Fahmy Nurul Ilmi Elbana Nyoman Tusthi Eddy Ong Hok Ham Orasi Budaya Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Otto Sukatno CR Pablo Neruda Pay Jarot Sujarwo PDS H.B. Jassin Pendidikan Pipiet Senja Pramoedya Ananta Toer Pringgo HR Prosa Pudyo Saptono Puisi Pustaka Bergerak Pustaka Ilalang PUstaka puJAngga Putu Wijaya Qaris Tajudin Qismatun Nihayah R Sutandya Yudha Khaidar R Toto Sugiharto R. Timur Budi Raja Radhar Panca Dahana Ragdi F. Daye Rahmat Sutandya Yudhanto Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Prambudhi Dikimara Rambuana Ramdhan Triyadi Bempah Ratnani Latifah Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Ribut Wijoto Ricarda Huch Riezky Andhika Pradana Riki Dhamparan Putra Rizki Aprima Putra Rokhim Sarkadek Rony Agustinus Royyan Julian Rukardi Rumah Budaya Pantura Rumah Budaya Pantura (RBP) Ruth Indiah Rahayu S Yoga S. Arimba S. Jai Sabrank Suparno Safitri Ningrum Sahaya Santayana Sahli Hamid Saini KM Sajak Salvator Yen Joenaidy Samsul Anam Sapardi Djoko Damono Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sejarah Selendang Sulaiman Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Setyaningsih Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Soediro Satoto Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sosial Media Sastra Sosiawan Leak Sovian Lawendatu Sudarmoko Sudirman Sugeng Sulaksono Sugito Ha Es Sumani Sumargono SN Suminto A. Sayuti Sunaryata Soemarjo Sunaryono Basuki Ks Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Suryanto Sastroatmodjo Susie Evidia Y Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syaifuddin Gani Syaiful Irba Tanpaka T Agus Khaidir T.A. Sakti Tangguh Pitoyo Tatan Daniel Taufik Ikram Jamil Taufiq Wr. Hidayat Teater Eska Teater Pendopo nDalem Mangkubumen (Dokumen) Teater Tawon Tedy Kartyadi Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Tiya Hapitiawati Tiyasa Jati Pramono Toeti Heraty TS Pinang Udo Z. Karzi Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Usman Arrumy UU Hamidy Veronika Ninik Vika Wisnu W.S. Rendra Wahyu Triono Ks Wahyudi Akmaliah Muhammad Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Jengki Sunarta Wayan Sunarta Welly Kuswanto Wilda Fizriyani Willy Ana Y Alpriyanti Y.B. Mangunwijaya Yanto le Honzo Yasin Susilo Yasir Amri Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yonathan Rahardjo Yudha Kristiawan Yudhistira ANM Massardi Yulhasni Zehan Zareez Zuhdi Swt Zul Afrita