Yudha Kristiawan
Tribunjogja, 20
Juni 2020
Dunia tulis menulis membuat Kedung Darma Romansha jatuh
cinta. Seolah selaras dengan nama pria yang akrab disapa Darma ini, yang
bernafas pujangga. Beberapa karyanya sudah terbitkan dalam bentuk buku. Dan baru-baru
ini, ia menyelesaikan kumpulan cerpennya yang bakal diterbitkan awal bulan Juli.
Pegiat dunia sastra, teater dan juga artis peran ini
tertarik fakta kehidupan sosial yang kemudian ia kemas dalam cerita fiksi. Kedung
Darma Romansha menuturkan, isi daripada karya-karya fiksinya lebih banyak
bercerita mengenai situasi sosial, politik, dan budaya yang terjadi di
Indramayu. Misal mengenai Telembuk (PSK), Dangdut, dan gejolak politik di
daerah, yang semua itu gelombangnya berasal dari pusat Jakarta.
Dalam cerita cerpennya tersebut, Darma menyajikan
fenomena kapitalisasi industri yang menjanjikan hidup lebih baik, hingga warga
kampung berbondong-bondong pergi mengadu nasib ke kota dengan beragam cara dan
latar belakang kehidupan sosialnya. “Cerpen-cerpen saya bercerita tentang
fenomena sosial yang terjadi di kampung Indramayu, yang sebetulnya ini hasil
dari riset menulis di kampung halaman. Riset ini pada mulanya diperuntukkan
untuk novel saya berjudul Telembuk, Dangdut dan Kisah Cinta yang Keparat,”
ungkap Darma.
Novel karya Kedung Darma Romansha pernah masuk dalam
ulasan novel rekomendasi Majalah Tempo 2017, dan short list Kusala Sastra
Khatulistiwa. Dan beberapa bahan riset yang memang tidak dimasukan di novel
tersebut akhirnya dipilih untuk diterbitkan pada versi cerpen berjudul “Rab(b)i”.
Buku pertama dari dwilogi Telembuk yang berjudul “Kelir Slindet”
lahir dari hasil riset yang sama. Novel ini juga akan terbit ulang awal Juli,
sementara novel Telembuk baru akan cetak ulang setelahnya.
Bagi Kedung Darma Romansha, Novel Telembuk adalah sebuah
pesan untuk generasi muda dan rupanya menginspirasi kaum muda di Indramayu.
Misal dengan adanya gerakan literasi yang dirikan bersama kawan-kawan mudanya
di Indramayu, yang bergerak di bidang budaya dan sosial. “Ada namanya Jamaah
Telembukiyah. Beberapa kawan jamaah ini pernah melakukan penyuluhan terhadap
PSK, dan menariknya, cara pendekatannya melalui mengajar ngaji anak-anak PSK,”
terang Kedung Darma Romansha.
***
Tidak ada komentar:
Posting Komentar