Rabu, 06 Januari 2021

KOPLO

Indra Tjahyadi *
 
Koplo, begitulah orang kampung kami biasa memanggilnya. Dia terlahir dengan nama Supeli. Emaknya, Mbok Dar, adalah seorang bekas pelacur murahan yang ketika masih dines dulu sering terkena penyakit kelamin. "Sipilis!" begitu kata Kak Muali, seorang bandar dadu yang rumahnya persis di sebelah rumahku, beberapa tahun yang lalu.
 
Mereka, Koplo dan emaknya, tinggal di sebuah rumah sesek, lima rumah dari rumahku. Meskipun demikian, Koplo tidak punyai bapak. Sebab, dulu ketika mengandungnya, mbok Dar, emaknya Koplo itu, masih dines. Jadi itu wajar kalau Koplo tidak punya bapak. "Lha wong segitu banyak, Bu. Siapa yang tahu," jawab Mbok Dar sekenanya ketika ditanya Bu Bidan perihal siapa ayah Koplo sebenarnya.
 
Bahkan yang lebih sadis lagi, ketika Koplo masih nethek, Mbok Dar masih saja tetap dines. Baru beberapa tahun kemuadian, setelah Koplo bisa merangkak, Mbok Dar pensiun dari dinesnya tersebut. Jujur saja, tak satu pun orang di kampung kami yang tahu kenapa Mbok Dar "pensiun" dari dinesnya itu. Sebagai gantinya, dia jualan rujak. Selain juga jadi tukang urut panggilan dan tukang cuci di rumah Pak RT Ngasdur.
 
Tak satu pun orang di kampung kami yang mau berteman dengan Koplo. Menurut orang kampung, Koplo itu gendheng. "Pernah," kata Jumari, seorang tukang becak yang biasanya tidur dalam becaknya di ujung kampung kami., dengan mimik wajah yang bersungut-sungut, "aku lihat Koplo berdiri di tengah pasar, ndak pake baju. Gendheng!"
 
"Sama, Ri," timpal Soleh, seorang sopir mikrolet yang rumahnya persis di depan rumahku, suatu hari ketika kami duduk-duduk di pucuk kampung, "Bahkan ketika itu, pelinya yang ndak disunat itu lho juga dibuat-buat mainan. Sampai ibu-ibu yang waktu itu belanja di pasar girab-girab. Dasar wong gendheng!"
 
Jujur saja, sebenarnya aku sendiri tidak tahu, Koplo itu waras atau gendheng. Sebab, menurutku, perilakunya sih biasa-biasa saja, sama seperti orang-orang kampung kami yang lainnya.
 
Sampai suatu malam dengan tergopoh-gopoh Koplo menghampiriku. Ketika itu aku lagi duduk-duduk sambil minum kopi di warungnya Cak Bogang. Seperti biasa kalau sudah di atas jam sebelas malam warung Cak Bogang sepi, biasanya cuma ada aku sama Cak Bogang saja, tapi malam itu Cak Bogang tidur di kursi panjang di salah satu sisi warungnya itu.
 
Aku sendiri tidak tahu, kenapa malam itu Koplo menghampiriku. Mimik wajahnya serius. Matanya memperlihatkan sorot yang tajam, lain dari biasanya.
 
"Din," katanya sambil menepuk punggungku. "Aku ingin kerja. Aku capek bikin susah emakku terus.Emakku sudah tua, Din. Kasihan kalau harus kerja terus-terusan"
 
Terus terang aku terkejut mendengar ucapnya. "Orang ini sebenarnya gila atau waras ya?" pikirku. Tapi, sebelum aku sempat mengeluarkan sepatah kata. Ia begitu saja pergi dari sisiku.
 
Semanjak malam itu aku tidak pernah bertemu lagi dengannya, bahkan orang-orang kampung kami pun tak ada satu pun yang tahu ke mana Koplo dan emaknya pergi.
 
Ada khabar yang beredar kalau Koplo dan emaknya itu hilang dicuri ninja. Maklum ketika itu berita tentang penculikan orang dan pembantaian orang oleh orang yang berpakaian hitam-hitam serta bertopeng mirip ninja dari Jepang sedang santer-santernya. Tapi, aku tidak percaya begitu saja. Lha Koplo itu siapa, kok pakai diculik atau digorok. Diakan bukan siapa-siapa. Cuma orang aneh.
 
Hingga pada suatu, ini kira-kira sekitar empat tahun kemudian, ketika aku sudah menikah, sewaktu di kios koran dekat terminal biasa aku mangkal sebagai sopir mikrolet, aku terkejut. Pada sebuah surat khabar yang biasanya menampilkan berita-berita kriminal potret Koplo terpampang dengan tubuh terkapar bersimbah darah, dan di sampingnya ada sebuah tulisan besar berwarna merah: SEORANG COPET TEWAS DITEMBAK KARENA COBA MELAWAN PETUGAS.
***
 
*) Penulis adalah penyair, esais, anggota Forum Studi Sastra & Seni Luar Pagar, anggota dewan redaksi majalah sastra-seni Imajio, staf pengajar Fakultas Sastra & Filsafat Universitas Panca Marga Probolinggo. http://sastra-indonesia.com/2021/01/koplo/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

A. Syauqi Sumbawi A.S. Dharta Abdul Hadi WM Abdul Wachid B.S. Abdullah Abubakar Batarfie Abdurrahman Wahid Achmad Faesol Achmad S Achmad Soeparno Yanto Adin Adrian Balu Afrizal Malna Aguk Irawan MN Agung Sasongko Agus B. Harianto Agus Buchori Agus Prasmono Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Ahmad Fanani Mosah Ahmad Fatoni Ahmad Mustofa Bisri Ahmad Tohari Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhmad Sekhu Akhudiat al-Kindi Alex R. Nainggolan Ali Ahsan Al Haris Ali Audah Ali Syariati Amien Kamil Amien Wangsitalaja Andhika Dinata Andi Neneng Nur Fauziah Andra Nur Oktaviani Andrenaline Katarsis Andy Riza Hidayat Anindita S. Thayf Anton Kurniawan Anton Sudibyo Aprinus Salam Arafat Nur Arif Hidayat Arman A.Z. Arthur Rimbaud Asap Studio Asarpin Asti Musman Atafras Awalludin GD Mualif Badaruddin Amir Bagja Hidayat Balada Bambang Riyanto Bandung Mawardi Beni Setia Benny Arnas Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Bernadette Aderi Bernando J. Sujibto Binhad Nurrohmat Bonari Nabonenar Brunel University London Budi Darma Butet Kartaredjasa Cak Bono Catatan Cecil Mariani Cerbung Cerpen Chairil Anwar Charles Bukowski Christine Hakim Cinta Laura Kiehl D. Zawawi Imron Dahta Gautama Daisy Priyanti Damhuri Muhammad Danarto Dara Nuzzul Ramadhan Dareen Tatour Darju Prasetya Darojat Gustian Syafaat Dea Anugrah Dedy Tri Riyadi Deni Jazuli Denny JA Denny Mizhar Dewi Sartika Dharmadi Dhenok Kristianti Dian Wahyu Kusuma Dianing Widya Yudhistira Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Djoko Pitono Djoko Saryono Djoko Subinarto Doan Widhiandono Doddi Ahmad Fauji Dody Yan Masfa Donny Anggoro Dwi Cipta Dwi Klik Santosa Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Elokdyah Meswati Emha Ainun Nadjib Enda Menzies Erik Purnama Putra Erwin Dariyanto Erwin Setia Esai Esti Nuryani Kasam Evan Ys Evi Idawati F Aziz Manna F. Rahardi Fahrudin Nasrulloh Fairuzul Mumtaz Fajar Alayubi Farah Noersativa Faris Al Faisal Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fathurrozak Faza Bina Al-Alim Feby Indirani Felix K. Nesi Fian Firatmaja Firman Wally Fiyan Arjun Forum Penulis dan Pegiat Literasi Lamongan (FP2L) Franz Kafka Galih M. Rosyadi Galuh Tulus Utama Ganug Nugroho Adi Garna Raditya Gendut Riyanto Goenawan Mohamad Gola Gong Gombloh Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gunoto Saparie Gurindam Gusti Eka H.B. Jassin Halim HD Hamdy Salad Hamka Hari Sulastri Hasan Aspahani Hasan Gauk Hasbi Zainuddin Hasif Amini Hasnan Bachtiar Helvy Tiana Rosa Hermawan Mappiwali Herry Lamongan Hikmat Gumelar HM. Nasruddin Anshoriy Ch Hudan Hidayat Humam S Chudori Ibnu Wahyudi Ida Fitri IDG Windhu Sancaya Idris Pasaribu Ignas Kleden Iksaka Banu Ilham Imam Muhayat Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Arlado Imron Tohari Indra Tjahyadi Indrawati Jauharotun Nafisah Indrian Koto Inung As Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Ismi Wahid Iva Titin Shovia Iwan Fals Iwan Kurniawan Jakob Oetama Janual Aidi JJ. Kusni Johan Fabricius John H. McGlynn Jordaidan Rizsyah Jual Buku Sastra K.H. A. Azis Masyhuri Kadjie Mudzakir Kahfie Nazaruddin Kahlil Gibran Kamajaya Al. Katuuk Kamran Dikarma Kedung Darma Romansha Kemah Budaya Panturan (KBP) Khansa Arifah Adila Khatijah Khoirul Inayah Ki Dhalang Sulang Ki Ompong Sudarsono Kikin Kuswandi Kodirun Koh Young Hun Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Sastra Mangkubumen (KSM) Komunitas Teater Se-Lamongan Korrie Layun Rampan Kritik Sastra Kucing Oren Kurniawan Junaedhie Kurniawan Muhammad Kuswaidi Syafi’ie Kuswinarto L.K. Ara Laksmi Shitaresmi Lan Fang Larung Sastra Latief S. Nugraha lensasastra.id Leo Tolstoy Leon Agusta Linda Christanty Lutfi Mardiansyah M. Aan Mansyur M. Arwan Hamidi M. Faizi M. Harir Muzakki M. Lutfi M. Shoim Anwar M. Yoesoef M. Yunis M.D. Atmaja Mahamuda Mahdi Idris Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Manneke Budiman Mardi Luhung Marhalim Zaini Mario F. Lawi Marniati Martin Aleida Mashuri Masuki M. Astro Matroni Muserang Mawar Kusuma Max Arifin Melani Budianta Mihar Harahap Mikael Johani Miziansyah J. Moch. Fathoni Arief Moh. Ghufron Cholid Mohammad Afifi Mohammad Rafi Azzamy Muhammad Hanif Muhammad Muhibbuddin Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhammadun AS Muhidin M. Dahlan Mulyadi SA Munawir Aziz Murnierida Pram Myra Sidharta Nadia Cahyani Naim Naskah Teater Nasru Alam Aziz Nessa Kartika Ni Made Purnama Sari Nikita Mirzani Nirwan Ahmad Arsuka Nizar Qabbani Noor H. Dee Nurel Javissyarqi Nurul Fahmy Nurul Ilmi Elbana Nyoman Tusthi Eddy Ong Hok Ham Orasi Budaya Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Otto Sukatno CR Pablo Neruda Pay Jarot Sujarwo PDS H.B. Jassin Pendidikan Pipiet Senja Pramoedya Ananta Toer Pringgo HR Prosa Pudyo Saptono Puisi Pustaka Bergerak Pustaka Ilalang PUstaka puJAngga Putu Wijaya Qaris Tajudin Qismatun Nihayah R Sutandya Yudha Khaidar R Toto Sugiharto R. Timur Budi Raja Radhar Panca Dahana Ragdi F. Daye Rahmat Sutandya Yudhanto Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Prambudhi Dikimara Rambuana Ramdhan Triyadi Bempah Ratnani Latifah Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Ribut Wijoto Ricarda Huch Riezky Andhika Pradana Riki Dhamparan Putra Rizki Aprima Putra Rokhim Sarkadek Rony Agustinus Royyan Julian Rukardi Rumah Budaya Pantura Rumah Budaya Pantura (RBP) Ruth Indiah Rahayu S Yoga S. Arimba S. Jai Sabrank Suparno Safitri Ningrum Sahaya Santayana Sahli Hamid Saini KM Sajak Salvator Yen Joenaidy Samsul Anam Sapardi Djoko Damono Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sejarah Selendang Sulaiman Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Setyaningsih Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Soediro Satoto Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sosial Media Sastra Sosiawan Leak Sovian Lawendatu Sudarmoko Sudirman Sugeng Sulaksono Sugito Ha Es Sumani Sumargono SN Suminto A. Sayuti Sunaryata Soemarjo Sunaryono Basuki Ks Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Suryanto Sastroatmodjo Susie Evidia Y Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syaifuddin Gani Syaiful Irba Tanpaka T Agus Khaidir T.A. Sakti Tangguh Pitoyo Tatan Daniel Taufik Ikram Jamil Taufiq Wr. Hidayat Teater Eska Teater Pendopo nDalem Mangkubumen (Dokumen) Teater Tawon Tedy Kartyadi Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Tiya Hapitiawati Tiyasa Jati Pramono Toeti Heraty TS Pinang Udo Z. Karzi Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Usman Arrumy UU Hamidy Veronika Ninik Vika Wisnu W.S. Rendra Wahyu Triono Ks Wahyudi Akmaliah Muhammad Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Jengki Sunarta Wayan Sunarta Welly Kuswanto Wilda Fizriyani Willy Ana Y Alpriyanti Y.B. Mangunwijaya Yanto le Honzo Yasin Susilo Yasir Amri Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yonathan Rahardjo Yudha Kristiawan Yudhistira ANM Massardi Yulhasni Zehan Zareez Zuhdi Swt Zul Afrita