Jumat, 11 Desember 2020

CITRA PEREMPUAN DALAM FIKSI (3)

: Genealogi Sosial
 
Djoko Saryono
 
Salah satu hal menarik di dalam teks-teks novel Indonesia yang adalah citra asal-usul sosial perempuan Indonesia sebagai unsur citra sosok perempuan Indonesia. Teks-teks novel Indonesia yang pernah saya baca tampak secara kuat dan menonjol merepresentasikan citra asal-usul sosial perempuan Indonesia. Citra asal-usul sosial perempuan Indonesia di sini berkenaan dengan kedudukan dan golongan sosial perempuan Indonesia. Dipandang dari asal-usul sosialnya, perempuan Indonesia yang berasal dari golongan bawah, golongan menengah, dan golongan menengah-atas terepresentasi di dalam teks-teks novel Indonesia yang diteliti. Jadi, citra perempuan golongan bawah, menengah, dan menengah-atas terpancar dan tampil di dalam teks novel-novel Indonesia.
 
Perempuan golongan bawah yang dicitrakan di dalam teks novel-novel Indonesia pada umumnya adalah perempuan-perempuan yang miskin atau dari keluarga miskin, kurang berpendidikan, bekerja di sektor kasar atau dianggap rendah, dan secara genealogis bukan priyayi atau bangsawan. Sebagai contoh, teks  Pengakuan Pariyem merepresentasikan citra Pariyem sebagai perempuan golongan bawah yang berasal dari keluarga buruh tani di wilayah polosok Yogya. Pariyem juga dicitrakan sebagai babu di dalam keluarga priyayi Kanjeng Raden Tumenggung Cokrosentono yang serba pasrah-pasif-fatalistis dan nenerima. Dalam pada itu, teks wacana Ronggeng Dukuh Paruk merepresentasikan citra Srintil sebagai seorang ronggeng yang serba permisif terhadap nilai etis dan moralitas. Srintil digambarkan sebagai seorang perempuan yang berasal dari dusun miskin dan orang tua yang miskin.
 
Selanjutnya, teks Tirai Menurun menyodorkan citra perempuan-perempuan kecil yang berada dan bergerak di dalam lingkaran kesenian wayang orang Jawa. Sumirat dan Kedasih merupakan perempuan yang asal-usulnya dari kalangan bawah yang hidupnya di seputar rombongan kesenian tradisional Jawa, yaitu rombongan wayang orang, yang juga berkonotasi kesenian rakyat bawah. Contoh-contoh ini memperlihatkan adanya representasi citra perempuan-perempuan kalangan bawah. Selanjutnya, hal ini mengimplikasikan terpancar dan tampilnya citra sosok perempuan golongan bawah di dalam teks novel-novel Indonesia.
 
Di samping citra sosok perempuan golongan bawah, citra sosok perempuan golongan menengah juga terpancar dan tampil di dalam teks novel-novel Indonesia. Perempuan golongan menengah yang dicitrakan di dalam teks-teks novel Indonesia adalah perempuan yang mengenyam pendidikan menurut zaman masing-masing, yang secara ekonomis mapan atau tidak berkekurangan, dan yang diri dan orang tuanya memiliki kemapanan sosial. Teks Sitti Nurbaya, Salah Asuhan, Layar Terkembang, Belenggu, Pada Sebuah Kapal, dan Saman, sebagai contoh, mencitrakan perempuan golongan menengah tersebut.
 
Di dalam teks Sitti Nurbaya, tentu saja, Sitti Nurbayalah representasi citra perempuan golongan menengah. Sitti Nurbaya digambarkan sebagai perempuan yang mengenyam pendidikan modern, memiliki kesadaran hidup yang relatif aktif, dan asal-usul orang tuanya terpandang secara sosial dan ekonomis. Demikian juga Tuti dan Maria di dalam teks novel Layar Terkembang – meskipun kepribadian keduanya berbeda – mencitrakan sosok perempuan golongan menengah pada zaman mereka. Khususnya Tuti, dia seorang perempuan yang rasional, memiliki kesadaran hidup mandiri, aktif di organisasi perempuan, dan berasal dari kalangan terpandang secara sosial dan ekonomis.
 
Selanjutnya, meskipun kepribadian dan karakter keduanya berbeda, Tini dan Yach dalam Belenggu juga mencitrakan sosok perempuan golongan menengah. Khususnya Tini (Sumartini), istri dokter Sukartono, dia adalah perempuan yang relatif berpendidikan, rasional, dan memiliki kesadaran hidup modern. Dalam Pada Sebuah Kapal, Sri adalah citra perempuan golongan menengah. Dia bukan saja berpikir rasional dan memiliki kesadaran hidup, tetapi juga menikah dengan orang asing, dalam hal ini seorang diplomat Prancis, dan mampu menyeleweng dengan alasan seperti orang modern. Adapun Saman mencitrakan perempuan-perempuan muda – yaitu Laila, Yasmin, Shakuntala, dan Cok – yang berpendidikan, berkesadaran rasional, melek soal-soal politik dan teknologi informasi, relatif mandiri, dan memanfaatkan kebebasan seluas-luasnya. Meskipun kepribadian dan karakter masing-masing perempuan tersebut berbeda-beda, semuanya mencitrakan perempuan-perempuan Indonesia dari golongan menengah.
 
Bersambung...

http://sastra-indonesia.com/2020/12/citra-perempuan-dalam-fiksi-3/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

A. Syauqi Sumbawi A.S. Dharta Abdul Hadi WM Abdul Wachid B.S. Abdullah Abubakar Batarfie Abdurrahman Wahid Achmad Faesol Achmad S Achmad Soeparno Yanto Adin Adrian Balu Afrizal Malna Aguk Irawan MN Agung Sasongko Agus B. Harianto Agus Buchori Agus Prasmono Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Ahmad Fanani Mosah Ahmad Fatoni Ahmad Mustofa Bisri Ahmad Tohari Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhmad Sekhu Akhudiat al-Kindi Alex R. Nainggolan Ali Ahsan Al Haris Ali Audah Ali Syariati Amien Kamil Amien Wangsitalaja Andhika Dinata Andi Neneng Nur Fauziah Andra Nur Oktaviani Andrenaline Katarsis Andy Riza Hidayat Anindita S. Thayf Anton Kurniawan Anton Sudibyo Aprinus Salam Arafat Nur Arif Hidayat Arman A.Z. Arthur Rimbaud Asap Studio Asarpin Asti Musman Atafras Awalludin GD Mualif Badaruddin Amir Bagja Hidayat Balada Bambang Riyanto Bandung Mawardi Beni Setia Benny Arnas Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Bernadette Aderi Bernando J. Sujibto Binhad Nurrohmat Bonari Nabonenar Brunel University London Budi Darma Butet Kartaredjasa Cak Bono Catatan Cecil Mariani Cerbung Cerpen Chairil Anwar Charles Bukowski Christine Hakim Cinta Laura Kiehl D. Zawawi Imron Dahta Gautama Daisy Priyanti Damhuri Muhammad Danarto Dara Nuzzul Ramadhan Dareen Tatour Darju Prasetya Darojat Gustian Syafaat Dea Anugrah Dedy Tri Riyadi Deni Jazuli Denny JA Denny Mizhar Dewi Sartika Dharmadi Dhenok Kristianti Dian Wahyu Kusuma Dianing Widya Yudhistira Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Djoko Pitono Djoko Saryono Djoko Subinarto Doan Widhiandono Doddi Ahmad Fauji Dody Yan Masfa Donny Anggoro Dwi Cipta Dwi Klik Santosa Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Elokdyah Meswati Emha Ainun Nadjib Enda Menzies Erik Purnama Putra Erwin Dariyanto Erwin Setia Esai Esti Nuryani Kasam Evan Ys Evi Idawati F Aziz Manna F. Rahardi Fahrudin Nasrulloh Fairuzul Mumtaz Fajar Alayubi Farah Noersativa Faris Al Faisal Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fathurrozak Faza Bina Al-Alim Feby Indirani Felix K. Nesi Fian Firatmaja Firman Wally Fiyan Arjun Forum Penulis dan Pegiat Literasi Lamongan (FP2L) Franz Kafka Galih M. Rosyadi Galuh Tulus Utama Ganug Nugroho Adi Garna Raditya Gendut Riyanto Goenawan Mohamad Gola Gong Gombloh Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gunoto Saparie Gurindam Gusti Eka H.B. Jassin Halim HD Hamdy Salad Hamka Hari Sulastri Hasan Aspahani Hasan Gauk Hasbi Zainuddin Hasif Amini Hasnan Bachtiar Helvy Tiana Rosa Hermawan Mappiwali Herry Lamongan Hikmat Gumelar HM. Nasruddin Anshoriy Ch Hudan Hidayat Humam S Chudori Ibnu Wahyudi Ida Fitri IDG Windhu Sancaya Idris Pasaribu Ignas Kleden Iksaka Banu Ilham Imam Muhayat Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Arlado Imron Tohari Indra Tjahyadi Indrawati Jauharotun Nafisah Indrian Koto Inung As Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Ismi Wahid Iva Titin Shovia Iwan Fals Iwan Kurniawan Jakob Oetama Janual Aidi JJ. Kusni Johan Fabricius John H. McGlynn Jordaidan Rizsyah Jual Buku Sastra K.H. A. Azis Masyhuri Kadjie Mudzakir Kahfie Nazaruddin Kahlil Gibran Kamajaya Al. Katuuk Kamran Dikarma Kedung Darma Romansha Kemah Budaya Panturan (KBP) Khansa Arifah Adila Khatijah Khoirul Inayah Ki Dhalang Sulang Ki Ompong Sudarsono Kikin Kuswandi Kodirun Koh Young Hun Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Sastra Mangkubumen (KSM) Komunitas Teater Se-Lamongan Korrie Layun Rampan Kritik Sastra Kucing Oren Kurniawan Junaedhie Kurniawan Muhammad Kuswaidi Syafi’ie Kuswinarto L.K. Ara Laksmi Shitaresmi Lan Fang Larung Sastra Latief S. Nugraha lensasastra.id Leo Tolstoy Leon Agusta Linda Christanty Lutfi Mardiansyah M. Aan Mansyur M. Arwan Hamidi M. Faizi M. Harir Muzakki M. Lutfi M. Shoim Anwar M. Yoesoef M. Yunis M.D. Atmaja Mahamuda Mahdi Idris Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Manneke Budiman Mardi Luhung Marhalim Zaini Mario F. Lawi Marniati Martin Aleida Mashuri Masuki M. Astro Matroni Muserang Mawar Kusuma Max Arifin Melani Budianta Mihar Harahap Mikael Johani Miziansyah J. Moch. Fathoni Arief Moh. Ghufron Cholid Mohammad Afifi Mohammad Rafi Azzamy Muhammad Hanif Muhammad Muhibbuddin Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhammadun AS Muhidin M. Dahlan Mulyadi SA Munawir Aziz Murnierida Pram Myra Sidharta Nadia Cahyani Naim Naskah Teater Nasru Alam Aziz Nessa Kartika Ni Made Purnama Sari Nikita Mirzani Nirwan Ahmad Arsuka Nizar Qabbani Noor H. Dee Nurel Javissyarqi Nurul Fahmy Nurul Ilmi Elbana Nyoman Tusthi Eddy Ong Hok Ham Orasi Budaya Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Otto Sukatno CR Pablo Neruda Pay Jarot Sujarwo PDS H.B. Jassin Pendidikan Pipiet Senja Pramoedya Ananta Toer Pringgo HR Prosa Pudyo Saptono Puisi Pustaka Bergerak Pustaka Ilalang PUstaka puJAngga Putu Wijaya Qaris Tajudin Qismatun Nihayah R Sutandya Yudha Khaidar R Toto Sugiharto R. Timur Budi Raja Radhar Panca Dahana Ragdi F. Daye Rahmat Sutandya Yudhanto Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Prambudhi Dikimara Rambuana Ramdhan Triyadi Bempah Ratnani Latifah Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Ribut Wijoto Ricarda Huch Riezky Andhika Pradana Riki Dhamparan Putra Rizki Aprima Putra Rokhim Sarkadek Rony Agustinus Royyan Julian Rukardi Rumah Budaya Pantura Rumah Budaya Pantura (RBP) Ruth Indiah Rahayu S Yoga S. Arimba S. Jai Sabrank Suparno Safitri Ningrum Sahaya Santayana Sahli Hamid Saini KM Sajak Salvator Yen Joenaidy Samsul Anam Sapardi Djoko Damono Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sejarah Selendang Sulaiman Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Setyaningsih Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Soediro Satoto Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sosial Media Sastra Sosiawan Leak Sovian Lawendatu Sudarmoko Sudirman Sugeng Sulaksono Sugito Ha Es Sumani Sumargono SN Suminto A. Sayuti Sunaryata Soemarjo Sunaryono Basuki Ks Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Suryanto Sastroatmodjo Susie Evidia Y Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syaifuddin Gani Syaiful Irba Tanpaka T Agus Khaidir T.A. Sakti Tangguh Pitoyo Tatan Daniel Taufik Ikram Jamil Taufiq Wr. Hidayat Teater Eska Teater Pendopo nDalem Mangkubumen (Dokumen) Teater Tawon Tedy Kartyadi Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Tiya Hapitiawati Tiyasa Jati Pramono Toeti Heraty TS Pinang Udo Z. Karzi Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Usman Arrumy UU Hamidy Veronika Ninik Vika Wisnu W.S. Rendra Wahyu Triono Ks Wahyudi Akmaliah Muhammad Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Jengki Sunarta Wayan Sunarta Welly Kuswanto Wilda Fizriyani Willy Ana Y Alpriyanti Y.B. Mangunwijaya Yanto le Honzo Yasin Susilo Yasir Amri Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yonathan Rahardjo Yudha Kristiawan Yudhistira ANM Massardi Yulhasni Zehan Zareez Zuhdi Swt Zul Afrita