Senin, 09 November 2020

Mengenang St. Iesmaniasita, Mutiara yang Terlupakan dari Mojokerto

Pengarang Perempuan Pertama dalam Kesusastraan Jawa Modern

Khoirul Inayah
jawapos.com

Bagi penikmat dan pengamat kesusatraan Jawa zaman kemerdekaan, St Iesmaniasita merupakan nama yang sudah tidak asing lagi. Banyak karyanya yang tersebar lewat majalah-majalah berbahasa Jawa, atau lewat kumpulan cerita pendek serta antologinya yang telah diterbitkan. Hasil karyanya berupa sajak (dalam sastra Jawa disebut geguritan atau guritan), cerita pendek (cerita cekak disingkat cekak).

Pada saat Kota Mojokerto merayakan HUT ke-90 pada 20 Juni lalu, nama Iesmaniasita sama sekali tak terdengar. Mungkin saja para pejabat di Kota Mojokerto ini tidak kenal, bahkan belum pernah mendengar namanya. Padahal, nama ini sudah tercatat sampai di mancanegara.

St Iesmaniasita memiliki nama lengkap Sulistyo Utami, lahir di Terusan, Mojokerto pada 18 Maret 1933. Terakhir menjadi guru di Kota Mojokerto.

Dari buku Wawasan Sastra Jawa Modern karya Poer Adhie Prawoto disebutkan bahwa Bu Is, panggilan akrab St Iesmaniasita, menghasilkan karya tak kurang dari 82 cerita pendek, 514 geguritan, serta beberapa esai yang membicarakan kesusastraan Jawa.

Adapun buku kumpulan hasil karyanya adalah, Kidung Wengi Ing Gunung Gamping (Nyanyian Malam di Gunung Kapur) diterbitkan Balai Pustaka, Jakarta, tahun 1958, memuat 8 cerita pendek, masing-masing berjudul Kembang Mlathi Sagagang, Wengi ing Pinggir Kali, Lagu kang Wekasan, Lingsir ing Pesisir, Jugrug, Gerimis, Ing Sunaring Rembulan, Ing Sawijining Wengi.

Saat wartawan koran ini datang ke rumah keluarganya di Jl Jokotole No 19 Mojokerto, beberapa buku ini masih tersimpan di perpustakaan keluarga. ''Masih ada buku-bukunya, meskipun Bu Is sudah tidak ada,'' kata Lutvi, keponakan Bu Is.

Ia pun sempat menyebut sejumlah karyanya yang belum diterbitkan dan tersimpan rapi di perpustakaan keluarga. Karya-karya tersebut terhimpun dalam manuskrip berjudul Lintang Ketiga (Bintang di Musim Kemarau) memuat 6 cerita pendek yang ditulis dalam kurun waktu tahun 1957-1963 dan 16 buah geguritan yang bertiti mangsa tahun 1955 sampai 1959. ''Adakah pihak yang bersedia menerbitkan menjadi sebuah buku?'' tanya Lutvi balik.

Sedangkan beberpa karyanya yang sudah diterbitkan antara lain, buku kumpulan cerita pendek Kringet saka Tangan Prakosa (Keringat dari Tangan Perkasa) terbit tahun 1974 oleh Yayasan Penerbitan Jaya Baya, Surabaya, yang memuat cerita Tandure Ijo Kumlawe, Calon Ratu, Kringet saka Tangan Prakosa, Dinane Isih Riyaya, Atine Bocah. Buku Kalimput ing Pedhut (Tersaput Kabut) diterbitkan Balai Pustaka, Jakarta, tahun 1976, memuat 3 buah cerita pendek, masing-masing Lagu Lingsir Wengi, Kalimput ing Pedhut, Rembulan Kalingan Mega dan 20 geguritan. Geguritan (Antologi Sajak-Sajak Jawa) diterbitkan Pustaka Sasanamulya, Surakarta tahun 1975. Merupakan kumpulan geguritan 13 orang penyair dengan 76 geguritan, termasuk 7 geguritan karya St Iesmaniasita. Mawar Mawar Ketiga, merupakan kumpulan geguritan yang diterbitkan Yayasan Penerbit Jaya Baya, Surabaya, tahun 1996, memuat 35 geguritan.

Perihal sosok St Iesmaniasita, ada catatan menarik datang dari  Eko Edy Susanto, kepala Cabang Dinas Pendidikan Kecamatan Magersari, Kota Mojokerto. ''Setiap kali saya mengajukan pertanyaan kepada peserta Gus dan Yuk Kota Mojokerto, mereka selalu menjawab tidak mengenal sosok St Iesmaniasita,'' kata Eko Edy Susanto.

Cukup ironis, mengingat St Iesmaniasita adalah sosok penting dalam khazanah sastra Jawa modern. Namanya pernah tercatat pada Dictionary of Oriental Literature (George Allen and Unwinn ltd., London, 1974), Javanese Literature since Independence (JJ Ras, 1979), dan menerima Hadiah Sastra Rancage tahun  1999 karena jasa-jasanya dalam pengembangan sastra Jawa. Sejak 1958 menjadi guru di SD Negeri Purwotengah 2, lalu pindah ke SDN Wates 6 sampai menjadi kepala sekolah dan pensiun.

Selanjutnya, Cak Edy Karya -panggilan akrabnya- mengungkapkan, Dewan Kesenian Kabupaten Mojokerto dan Pemerintah Kabupaten Mojokerto pada 11 Maret 2005 memberikan penghargaan kepada St Iesmaniasita berupa uang Rp 3 juta  sebagai penghargaan pada karya-karyanya. ''Penghargaan ini disampaikan langsung oleh Bapak Achmady, Bupati Mojokerto saat itu,'' ujar dia.

Saiful Bakri, Komite Sastra Dewan Kesenian Kota Mojokerto dalam kesempatan lain memberikan kesannya. ''Pertama kali mengenal Bu Is ketika peluncuran Antologi  Puisi Candi Terakota yang diterbitkan Forum Penyair Mojokerto. Orangnya pendiam, namun tegas,'' ujarnya.

Abdul Malik, Redaksi Jurnal Kebudayaan Banyumili menambahkan, pada tahun 1998 Dewan Kesenian Mojokerto mengadakan Lomba Cipta Puisi Tingkat Nasional dan sepuluh 10 terbaik dibukukan. ''Jurinya waktu itu Ibu Is, Pak Hardjono WS dan Aming Aminoedhin. Adalah suatu kehormatan bagi panitia karena yang memilih judul Antologi Puisi Surat di Jalan Berdebu adalah Bu Is,'' paparnya.

Malik pun bersyukur, Perpustakaan Umum Kota Mojokerto masih menyimpan koleksi 2 buku Bu Is. ''Masing-masing Kringet Saka Tangan Prakosa dan Kalimput ing Pedhut," ungkap Malik yang saat ini juga menjadi sekretaris Redaksi Majalah Kidung Dewan Kesenian Jawa Timur.

Dikatakannya, pada sebuah Seminar Sastra Modern di Fakultas Sastra Universitas Indonesia, 13-15 Desember 1988, Prapto Yuwono membawakan makalah setebal 13 halaman khusus mengulas karya-karya St Iesmaniasita. Berikut ini adalah sebagian tulisan dalam makalahnya, "Ada kesan yang cukup mendalam setiap kali saya mengadakan pertemuan dengan puisi-puisi penyair ini. Kesan ini berlaku untuk sebagian besar puisi-puisinya, bahwa puisi-puisi penyair ini pada umumnya memiliki warna dasar kesedihan. Kesedihan-kesedihan itu dapat berupa: Karena perpisahan dengan kekasih, sehingga menimbulkan rindu, dendam, benci, dsb, karena kenyataan-kenyataan sosial yang memprihatinkan, karena bencana-bencana alam atau iklim alam yang menyengsarakan manusia, karena keinginan atau cita-cita tak sampai, karena dosa-dosa yang diderita manusia dsb.

Demikian menyeluruh kesedihan yang diungkapkannya itu, sehingga kesan suram, kusam dan bahkan gelap meliputi puisi-puisinya. Meskipun demikian, tidak berarti bahwa puisi-puisinya mengajak kita untuk juga turut bersedih, bahkan sebaliknya ada sikap-sikap yang selalu ingin ditampilkannya. Yakni, ketegaran, keangkuhan sekaligus kepasrahan, kerelaan dan rasa semangat untuk selalu bangkit dalam menghadapi kesedihan-kesedihannya itu. Dengan kata lain, tidak terasa sama sekali kesan ''cengeng'' di dalam puisi-puisinya."

***

http://sastra-indonesia.com/2009/04/mengenang-st-iesmaniasita-mutiara-yang-terlupakan-dari-mojokerto/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

A. Syauqi Sumbawi A.S. Dharta Abdul Hadi WM Abdul Wachid B.S. Abdullah Abubakar Batarfie Abdurrahman Wahid Achmad Faesol Achmad S Achmad Soeparno Yanto Adin Adrian Balu Afrizal Malna Aguk Irawan MN Agung Sasongko Agus B. Harianto Agus Buchori Agus Prasmono Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Ahmad Fanani Mosah Ahmad Fatoni Ahmad Mustofa Bisri Ahmad Tohari Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhmad Sekhu Akhudiat al-Kindi Alex R. Nainggolan Ali Ahsan Al Haris Ali Audah Ali Syariati Amien Kamil Amien Wangsitalaja Andhika Dinata Andi Neneng Nur Fauziah Andra Nur Oktaviani Andrenaline Katarsis Andy Riza Hidayat Anindita S. Thayf Anton Kurniawan Anton Sudibyo Aprinus Salam Arafat Nur Arif Hidayat Arman A.Z. Arthur Rimbaud Asap Studio Asarpin Asti Musman Atafras Awalludin GD Mualif Badaruddin Amir Bagja Hidayat Balada Bambang Riyanto Bandung Mawardi Beni Setia Benny Arnas Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Bernadette Aderi Bernando J. Sujibto Binhad Nurrohmat Bonari Nabonenar Brunel University London Budi Darma Butet Kartaredjasa Cak Bono Catatan Cecil Mariani Cerbung Cerpen Chairil Anwar Charles Bukowski Christine Hakim Cinta Laura Kiehl D. Zawawi Imron Dahta Gautama Daisy Priyanti Damhuri Muhammad Danarto Dara Nuzzul Ramadhan Dareen Tatour Darju Prasetya Darojat Gustian Syafaat Dea Anugrah Dedy Tri Riyadi Deni Jazuli Denny JA Denny Mizhar Dewi Sartika Dharmadi Dhenok Kristianti Dian Wahyu Kusuma Dianing Widya Yudhistira Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Djoko Pitono Djoko Saryono Djoko Subinarto Doan Widhiandono Doddi Ahmad Fauji Dody Yan Masfa Donny Anggoro Dwi Cipta Dwi Klik Santosa Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Elokdyah Meswati Emha Ainun Nadjib Enda Menzies Erik Purnama Putra Erwin Dariyanto Erwin Setia Esai Esti Nuryani Kasam Evan Ys Evi Idawati F Aziz Manna F. Rahardi Fahrudin Nasrulloh Fairuzul Mumtaz Fajar Alayubi Farah Noersativa Faris Al Faisal Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fathurrozak Faza Bina Al-Alim Feby Indirani Felix K. Nesi Fian Firatmaja Firman Wally Fiyan Arjun Forum Penulis dan Pegiat Literasi Lamongan (FP2L) Franz Kafka Galih M. Rosyadi Galuh Tulus Utama Ganug Nugroho Adi Garna Raditya Gendut Riyanto Goenawan Mohamad Gola Gong Gombloh Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gunoto Saparie Gurindam Gusti Eka H.B. Jassin Halim HD Hamdy Salad Hamka Hari Sulastri Hasan Aspahani Hasan Gauk Hasbi Zainuddin Hasif Amini Hasnan Bachtiar Helvy Tiana Rosa Hermawan Mappiwali Herry Lamongan Hikmat Gumelar HM. Nasruddin Anshoriy Ch Hudan Hidayat Humam S Chudori Ibnu Wahyudi Ida Fitri IDG Windhu Sancaya Idris Pasaribu Ignas Kleden Iksaka Banu Ilham Imam Muhayat Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Arlado Imron Tohari Indra Tjahyadi Indrawati Jauharotun Nafisah Indrian Koto Inung As Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Ismi Wahid Iva Titin Shovia Iwan Fals Iwan Kurniawan Jakob Oetama Janual Aidi JJ. Kusni Johan Fabricius John H. McGlynn Jordaidan Rizsyah Jual Buku Sastra K.H. A. Azis Masyhuri Kadjie Mudzakir Kahfie Nazaruddin Kahlil Gibran Kamajaya Al. Katuuk Kamran Dikarma Kedung Darma Romansha Kemah Budaya Panturan (KBP) Khansa Arifah Adila Khatijah Khoirul Inayah Ki Dhalang Sulang Ki Ompong Sudarsono Kikin Kuswandi Kodirun Koh Young Hun Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Sastra Mangkubumen (KSM) Komunitas Teater Se-Lamongan Korrie Layun Rampan Kritik Sastra Kucing Oren Kurniawan Junaedhie Kurniawan Muhammad Kuswaidi Syafi’ie Kuswinarto L.K. Ara Laksmi Shitaresmi Lan Fang Larung Sastra Latief S. Nugraha lensasastra.id Leo Tolstoy Leon Agusta Linda Christanty Lutfi Mardiansyah M. Aan Mansyur M. Arwan Hamidi M. Faizi M. Harir Muzakki M. Lutfi M. Shoim Anwar M. Yoesoef M. Yunis M.D. Atmaja Mahamuda Mahdi Idris Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Manneke Budiman Mardi Luhung Marhalim Zaini Mario F. Lawi Marniati Martin Aleida Mashuri Masuki M. Astro Matroni Muserang Mawar Kusuma Max Arifin Melani Budianta Mihar Harahap Mikael Johani Miziansyah J. Moch. Fathoni Arief Moh. Ghufron Cholid Mohammad Afifi Mohammad Rafi Azzamy Muhammad Hanif Muhammad Muhibbuddin Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhammadun AS Muhidin M. Dahlan Mulyadi SA Munawir Aziz Murnierida Pram Myra Sidharta Nadia Cahyani Naim Naskah Teater Nasru Alam Aziz Nessa Kartika Ni Made Purnama Sari Nikita Mirzani Nirwan Ahmad Arsuka Nizar Qabbani Noor H. Dee Nurel Javissyarqi Nurul Fahmy Nurul Ilmi Elbana Nyoman Tusthi Eddy Ong Hok Ham Orasi Budaya Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Otto Sukatno CR Pablo Neruda Pay Jarot Sujarwo PDS H.B. Jassin Pendidikan Pipiet Senja Pramoedya Ananta Toer Pringgo HR Prosa Pudyo Saptono Puisi Pustaka Bergerak Pustaka Ilalang PUstaka puJAngga Putu Wijaya Qaris Tajudin Qismatun Nihayah R Sutandya Yudha Khaidar R Toto Sugiharto R. Timur Budi Raja Radhar Panca Dahana Ragdi F. Daye Rahmat Sutandya Yudhanto Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Prambudhi Dikimara Rambuana Ramdhan Triyadi Bempah Ratnani Latifah Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Ribut Wijoto Ricarda Huch Riezky Andhika Pradana Riki Dhamparan Putra Rizki Aprima Putra Rokhim Sarkadek Rony Agustinus Royyan Julian Rukardi Rumah Budaya Pantura Rumah Budaya Pantura (RBP) Ruth Indiah Rahayu S Yoga S. Arimba S. Jai Sabrank Suparno Safitri Ningrum Sahaya Santayana Sahli Hamid Saini KM Sajak Salvator Yen Joenaidy Samsul Anam Sapardi Djoko Damono Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sejarah Selendang Sulaiman Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Setyaningsih Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Soediro Satoto Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sosial Media Sastra Sosiawan Leak Sovian Lawendatu Sudarmoko Sudirman Sugeng Sulaksono Sugito Ha Es Sumani Sumargono SN Suminto A. Sayuti Sunaryata Soemarjo Sunaryono Basuki Ks Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Suryanto Sastroatmodjo Susie Evidia Y Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syaifuddin Gani Syaiful Irba Tanpaka T Agus Khaidir T.A. Sakti Tangguh Pitoyo Tatan Daniel Taufik Ikram Jamil Taufiq Wr. Hidayat Teater Eska Teater Pendopo nDalem Mangkubumen (Dokumen) Teater Tawon Tedy Kartyadi Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Tiya Hapitiawati Tiyasa Jati Pramono Toeti Heraty TS Pinang Udo Z. Karzi Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Usman Arrumy UU Hamidy Veronika Ninik Vika Wisnu W.S. Rendra Wahyu Triono Ks Wahyudi Akmaliah Muhammad Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Jengki Sunarta Wayan Sunarta Welly Kuswanto Wilda Fizriyani Willy Ana Y Alpriyanti Y.B. Mangunwijaya Yanto le Honzo Yasin Susilo Yasir Amri Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yonathan Rahardjo Yudha Kristiawan Yudhistira ANM Massardi Yulhasni Zehan Zareez Zuhdi Swt Zul Afrita