Rabu, 25 Agustus 2021

Pasang Surut Penerbitan Novel dalam Sastra NTT

Yohanes Sehandi *
SKM Flores Pos Net, edisi Minggu II, Agu 2021
 
Sebelum membahas pasang surut penerbitan karya novel dalam sastra NTT, saya perlu menginformasikan data jumlah buku novel karya para sastrawan NTT sejak terbit pertama kali tahun 1964 sampai dengan pertengahan 2021 (selama 57 tahun) ini. Selama 57 tahun ini, penerbitan buku novel dalam sastra NTT berjumlah 84 judul, karya belasan sastrawan NTT.
 
Berbeda dengan penerbitan buku puisi dan buku cerpen dalam sastra NTT, di mana sebelum diterbitkan dalam bentuk buku, lebih dahulu dimuat dalam surat kabar atau majalah. Novel dalam sastra NTT langsung diterbitkan dalam bentuk buku oleh penerbit buku, tidak diawali sebagai cerita bersambung dalam surat kabar atau majalah.
 
Hasil pelacakan saya terhadap sejarah penerbitan buku novel dalam sastra NTT, ditemukan, orang NTT pertama yang menerbitkan buku novel adalah Gerson Poyk. Gerson lahir di Namodale, Rote Ndao, pada 16 Juni 1931, meninggal dunia pada 24 Februari 2017 di Depok, dan dikuburkan di Kupang. Gerson Poyk perintis penerbitan novel dalam sastra NTT. Novel pertama Gerson berjudul Hari-Hari Pertama diterbitkan BPK Gunung Mulia, Jakarta, 1964.
 
Sampai dengan meninggal dunia pada 24 Februari 2017, Gerson Poyk telah menerbitkan buku novel minimal 18 judul. Menurut anak kandungnya, Fanny J. Poyk, masih ada lagi novel Gerson yang belum ditemukan untuk didatakan. Pada waktu Gerson Poyk mengikuti Temu 2 Sastrawan NTT pada 8-10 Oktober 2015 di Universitas Flores, Ende, saya tanyakan langsung kepada beliau berapa jumlah novel (juga puisi dan ceren) yang telah diterbitkan jadi buku. Beliau sendiri tidak ingat lagi. “Pokoknya, masih ada beberapa karung,” jawabnya sambil tertawa kecil.
 
Tidak jauh berbeda dengan cerpen-cerpennya, konteks atau latar cerita pada novel-novel Gerson Poyk terjadi daerah-daerah, bahkan daerah-daerah terpencil. Kalaupun ada novel yang konteksnya di kota, tetapi karakter para tokoh yang terlibat di dalamnya mempunyai masa lalu di daerah, yang muncul di kota karena terhanyut urbanisasi.
 
Tema cerita Gerson dalam novel-novelnya tentang kampung, hutan, kebun, sawah, pegunungan, padang ilalang, sabana, tentang orang desa, pengalaman iris tuak, pikul kayu, masak air nira, buat jerat babi hutan, buat gubuk pakai daun lontar, tentang kebun kopi, kerja sawah, dagang kerbau, main judi, pesta rakyat, buka kebun baru, dan berbagai cerita khas masyarakat desa, yang dengan gampang dihubungkan dengan masyarakat dan budaya NTT.
 
Bagaimana sejarah penerbitan buku novel dalam sastra NTT selanjutnya? Pasang surut penerbitan buku novel dalam sastra NTT tahun 1964-2021 (selama 57 tahun) ini menarik untuk dicermati. Dalam kurun waktu 1964-1985 (selama 21 tahun), hanya dua orang novelis NTT yang menerbitkan buku novel, yakni Gerson Poyk dan Julius Sijaranamual 1944-2005). Selama 21 tahun itu, ada 13 judul buku novel diterbitkan, 8 judul karya Gerson Poyk, 5 judul karya  Julius Sijaranamual.
 
Ke-8 buku novel karya Gerson Poyk itu adalah (1) Hari-Hari Pertama (BPK Gunung Mulia, Jakarta, 1964); (2) Sang Guru (Pustaka Jaya, Jakarta, 1971); (3) Cumbuan Sabana (Nusa Indah, Ende, 1979); (4) Petualangan Dino (Nusa Indah, Ende, 1979); (5) Giring-Giring (Kakilangit Kencana, Jakarta, 1982); (6) Seutas Benang Cinta (Yayasan Studi Nasional, Jakarta, 1982); (7) Timor 1642 (Kakilangit Kencana, Jakarta, 1982); dan (8) Requem untuk Seorang Perempuan (Karya Unipress, Jakarta, 1983).
 
Ke-5 buku novel karya Julius Sijaranamual adalah (1) Tuhan Jatuh Hati (Sinar Harapan, Jakarta, 1971); (2) Menaklukkan Benua Baru (Sinar Harapan, Jakarta, 1971); (3) Anak-Anak Laut (Nusa Indah, Ende, 1971); (4) Teo Si Cilik (Nusa Indah, Ende, 1975); (5) Saat untuk Menaruh Dendam dan Saat untuk Menabur Cinta (Nusa Indah, Ende, 1978).
 
Dalam kurun waktu 1986-2005 (selama 14 tahun), ada dua novelis wajah baru yang menerbitkan buku novel. Keduanya perempuan, yakni Fanny J. Poyk dan Maria Matildis Banda. Novelis lama Gerson Poyk dan Julius Sijaranamual tidak menerbitkan novel pada kurun waktu 14 tahun itu. Jadi, selama 35 tahun hanya 4 orang novelis NTT yang menerbitkan buku novel. Selama 14 tahun itu, ada 11 judul buku novel diterbitkan, 4 judul karya Fanny J. Poyk, 7 judul karya Maria Matildis Banda. 
 
Ke-4 novel karya Fanny J. Poyk adalah (1) Narkoba Sayonara (Erlangga, Jakarta, 1986); (2) Anakku Pecandu (Erlangga, Jakarta, 1987); (3) Pelangi di Langit Bali (Zikrul Hakim, Jakarta, 2005); dan (4) Empat Sekawan dan Cinta (Elex Media Komputindo, Jakarta, 2005).
 
Ke-7 novel karya Maria Matildis Banda adalah (1) Seharusnya Aku Mengerti (Grasindo, Jakarta, 1989); (2) Pada Taman Bahagia (Grasindo, Jakarta, 1997); (3) Tabitha (Grasindo, Jakarta, 1997); (4) Liontin Sakura Patah (Grasindo, Jakarta, 1998); (5) Bugenvil di Tengah Karang (Grasindo, Jakarta, 1998); (6) Rabies (Care Internasional, Kupang, 2001); (7) Surat-Surat dari Dili (Nusa Indah, Ende, 2005).
 
Dalam kurun waktu  2006-2021 (selama 15 tahun), bermunculan belasan novelis baru dalam sastra NTT yang menerbitkan buku novel. Boleh dikatakan, tahun kebangkitan novel dalam sastra NTT terhitung tahun 2006 ini. Dalam kurun waktu 15 tahun terakhir ini, hanya Julius Sijaranamual saja yang tidak berkarya lagi. Sedangkan Gerson Poyk, Fanny J. Poyk, dan Maria Matildis Banda, ikut berkarya bersama belasan novelis wajah baru NTT. Jumlah buku novel yang terbit selama 15 tahun terakhir sebanyak 60 judul. Inilah masa emas pertumbuhan dan perkembangan penerbitan buku novel dalam sastra NTT.
 
Novelis baru yang muncul dalam kurun waktu 2006-2020 ini, antara lain Mezra E. Pellondou, Yoss Gerard Lema, Ruben Paineon, Pion Ratulloly, Agust Dapa Loka, Robert Fahik, Inyo Soro, Vincentius Jeskiel Boekan, Buang Sine, Kopong Bunga Lama Wuran, Christo Ngasi, Fince Bataona, Jemmy Piran, Felix K, Nesi, dan lain-lain.
 
Sejumlah novel menarik yang dapat disebutkan, antara lain  Sang Guru (Gerson Poyk), Tuhan Jatuh Hati (Julius Sijaranamual), Cumbuan Sabana (Gerson Poyk), Surat-Surat dari Dili (Maria Matildis Banda), Petra Southern Meteor (Yoss Gerard Lema), Meredam Dendam (Gerson Poyk), Perempuan Itu Bermata Saga (Agust Dapa Loka), Membadai Pukuafu (Vincentius Jeskiel Boekan), Loe Betawi Aku Manggarai (Vincentius Jeskiel Boekan), Perempuan dari Lembah Mutis (Mezra E. Pellondou), Dua Malam Bersama Lucifer (Buang Sine), Enu Molas di Lembah Lingko (Gerson Poyk), Polisi Sampah (Buang Sine), Wijaya Kusuma dari Kamar Nomor Tiga (Maria Matildis Banda), Suara Samudra (Maria Matildis Banda), Lamafa (Fince Bataona), dan Orang-Orang Oetimu (Felix K. Nesi).
***

*) Pengamat dan Kritikus Sastra NTT dari Universitas Flores, Ende. http://sastra-indonesia.com/2021/08/pasang-surut-penerbitan-novel-dalam-sastra-ntt/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

A. Syauqi Sumbawi A.S. Dharta Abdul Hadi WM Abdul Wachid B.S. Abdullah Abubakar Batarfie Abdurrahman Wahid Achmad Faesol Achmad S Achmad Soeparno Yanto Adin Adrian Balu Afrizal Malna Aguk Irawan MN Agung Sasongko Agus B. Harianto Agus Buchori Agus Prasmono Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Ahmad Fanani Mosah Ahmad Fatoni Ahmad Mustofa Bisri Ahmad Tohari Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhmad Sekhu Akhudiat al-Kindi Alex R. Nainggolan Ali Ahsan Al Haris Ali Audah Ali Syariati Amien Kamil Amien Wangsitalaja Andhika Dinata Andi Neneng Nur Fauziah Andra Nur Oktaviani Andrenaline Katarsis Andy Riza Hidayat Anindita S. Thayf Anton Kurniawan Anton Sudibyo Aprinus Salam Arafat Nur Arif Hidayat Arman A.Z. Arthur Rimbaud Asap Studio Asarpin Asti Musman Atafras Awalludin GD Mualif Badaruddin Amir Bagja Hidayat Balada Bambang Riyanto Bandung Mawardi Beni Setia Benny Arnas Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Bernadette Aderi Bernando J. Sujibto Binhad Nurrohmat Bonari Nabonenar Brunel University London Budi Darma Butet Kartaredjasa Cak Bono Catatan Cecil Mariani Cerbung Cerpen Chairil Anwar Charles Bukowski Christine Hakim Cinta Laura Kiehl D. Zawawi Imron Dahta Gautama Daisy Priyanti Damhuri Muhammad Danarto Dara Nuzzul Ramadhan Dareen Tatour Darju Prasetya Darojat Gustian Syafaat Dea Anugrah Dedy Tri Riyadi Deni Jazuli Denny JA Denny Mizhar Dewi Sartika Dharmadi Dhenok Kristianti Dian Wahyu Kusuma Dianing Widya Yudhistira Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Djoko Pitono Djoko Saryono Djoko Subinarto Doan Widhiandono Doddi Ahmad Fauji Dody Yan Masfa Donny Anggoro Dwi Cipta Dwi Klik Santosa Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Elokdyah Meswati Emha Ainun Nadjib Enda Menzies Erik Purnama Putra Erwin Dariyanto Erwin Setia Esai Esti Nuryani Kasam Evan Ys Evi Idawati F Aziz Manna F. Rahardi Fahrudin Nasrulloh Fairuzul Mumtaz Fajar Alayubi Farah Noersativa Faris Al Faisal Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fathurrozak Faza Bina Al-Alim Feby Indirani Felix K. Nesi Fian Firatmaja Firman Wally Fiyan Arjun Forum Penulis dan Pegiat Literasi Lamongan (FP2L) Franz Kafka Galih M. Rosyadi Galuh Tulus Utama Ganug Nugroho Adi Garna Raditya Gendut Riyanto Goenawan Mohamad Gola Gong Gombloh Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gunoto Saparie Gurindam Gusti Eka H.B. Jassin Halim HD Hamdy Salad Hamka Hari Sulastri Hasan Aspahani Hasan Gauk Hasbi Zainuddin Hasif Amini Hasnan Bachtiar Helvy Tiana Rosa Hermawan Mappiwali Herry Lamongan Hikmat Gumelar HM. Nasruddin Anshoriy Ch Hudan Hidayat Humam S Chudori Ibnu Wahyudi Ida Fitri IDG Windhu Sancaya Idris Pasaribu Ignas Kleden Iksaka Banu Ilham Imam Muhayat Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Arlado Imron Tohari Indra Tjahyadi Indrawati Jauharotun Nafisah Indrian Koto Inung As Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Ismi Wahid Iva Titin Shovia Iwan Fals Iwan Kurniawan Jakob Oetama Janual Aidi JJ. Kusni Johan Fabricius John H. McGlynn Jordaidan Rizsyah Jual Buku Sastra K.H. A. Azis Masyhuri Kadjie Mudzakir Kahfie Nazaruddin Kahlil Gibran Kamajaya Al. Katuuk Kamran Dikarma Kedung Darma Romansha Kemah Budaya Panturan (KBP) Khansa Arifah Adila Khatijah Khoirul Inayah Ki Dhalang Sulang Ki Ompong Sudarsono Kikin Kuswandi Kodirun Koh Young Hun Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Sastra Mangkubumen (KSM) Komunitas Teater Se-Lamongan Korrie Layun Rampan Kritik Sastra Kucing Oren Kurniawan Junaedhie Kurniawan Muhammad Kuswaidi Syafi’ie Kuswinarto L.K. Ara Laksmi Shitaresmi Lan Fang Larung Sastra Latief S. Nugraha lensasastra.id Leo Tolstoy Leon Agusta Linda Christanty Lutfi Mardiansyah M. Aan Mansyur M. Arwan Hamidi M. Faizi M. Harir Muzakki M. Lutfi M. Shoim Anwar M. Yoesoef M. Yunis M.D. Atmaja Mahamuda Mahdi Idris Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Manneke Budiman Mardi Luhung Marhalim Zaini Mario F. Lawi Marniati Martin Aleida Mashuri Masuki M. Astro Matroni Muserang Mawar Kusuma Max Arifin Melani Budianta Mihar Harahap Mikael Johani Miziansyah J. Moch. Fathoni Arief Moh. Ghufron Cholid Mohammad Afifi Mohammad Rafi Azzamy Muhammad Hanif Muhammad Muhibbuddin Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhammadun AS Muhidin M. Dahlan Mulyadi SA Munawir Aziz Murnierida Pram Myra Sidharta Nadia Cahyani Naim Naskah Teater Nasru Alam Aziz Nessa Kartika Ni Made Purnama Sari Nikita Mirzani Nirwan Ahmad Arsuka Nizar Qabbani Noor H. Dee Nurel Javissyarqi Nurul Fahmy Nurul Ilmi Elbana Nyoman Tusthi Eddy Ong Hok Ham Orasi Budaya Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Otto Sukatno CR Pablo Neruda Pay Jarot Sujarwo PDS H.B. Jassin Pendidikan Pipiet Senja Pramoedya Ananta Toer Pringgo HR Prosa Pudyo Saptono Puisi Pustaka Bergerak Pustaka Ilalang PUstaka puJAngga Putu Wijaya Qaris Tajudin Qismatun Nihayah R Sutandya Yudha Khaidar R Toto Sugiharto R. Timur Budi Raja Radhar Panca Dahana Ragdi F. Daye Rahmat Sutandya Yudhanto Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Prambudhi Dikimara Rambuana Ramdhan Triyadi Bempah Ratnani Latifah Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Ribut Wijoto Ricarda Huch Riezky Andhika Pradana Riki Dhamparan Putra Rizki Aprima Putra Rokhim Sarkadek Rony Agustinus Royyan Julian Rukardi Rumah Budaya Pantura Rumah Budaya Pantura (RBP) Ruth Indiah Rahayu S Yoga S. Arimba S. Jai Sabrank Suparno Safitri Ningrum Sahaya Santayana Sahli Hamid Saini KM Sajak Salvator Yen Joenaidy Samsul Anam Sapardi Djoko Damono Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sejarah Selendang Sulaiman Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Setyaningsih Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Soediro Satoto Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sosial Media Sastra Sosiawan Leak Sovian Lawendatu Sudarmoko Sudirman Sugeng Sulaksono Sugito Ha Es Sumani Sumargono SN Suminto A. Sayuti Sunaryata Soemarjo Sunaryono Basuki Ks Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Suryanto Sastroatmodjo Susie Evidia Y Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syaifuddin Gani Syaiful Irba Tanpaka T Agus Khaidir T.A. Sakti Tangguh Pitoyo Tatan Daniel Taufik Ikram Jamil Taufiq Wr. Hidayat Teater Eska Teater Pendopo nDalem Mangkubumen (Dokumen) Teater Tawon Tedy Kartyadi Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Tiya Hapitiawati Tiyasa Jati Pramono Toeti Heraty TS Pinang Udo Z. Karzi Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Usman Arrumy UU Hamidy Veronika Ninik Vika Wisnu W.S. Rendra Wahyu Triono Ks Wahyudi Akmaliah Muhammad Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Jengki Sunarta Wayan Sunarta Welly Kuswanto Wilda Fizriyani Willy Ana Y Alpriyanti Y.B. Mangunwijaya Yanto le Honzo Yasin Susilo Yasir Amri Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yonathan Rahardjo Yudha Kristiawan Yudhistira ANM Massardi Yulhasni Zehan Zareez Zuhdi Swt Zul Afrita