Minggu, 15 Agustus 2021

Naskah Drama: Yang Berkecai dan Jarang Disatukan

Mahwi Air Tawar *
JP Radar Madura, 23 Jul 2017
 
PENERBITAN buku naskah drama tak semenggeliat penerbitan buku-buku novel, cerpen, dan bahkan puisi. Bagi sebagian penerbit, baik penerbit indie maupun mayor, menerbitkan buku naskah drama —setidaknya di Indonesia— dianggap menghamburkan biaya produksi, karena terbatasnya pembeli.
 
Banyak faktor yang menyebabkan penerbitan buku-buku naskah drama kurang diminati oleh penerbit, baik indie maupun mayor. Selain sulitnya pemasaran buku drama, salah satu faktor lain adalah anggapan bahwa naskah keberadaannya tidak lebih sebagai pelengkap.
 
Meskipun banyak naskah drama yang menarik dan asyik untuk dibaca, adalah benar bahwa sastra drama pertama-tama ditulis untuk kepentingan pementasan. Naskah drama menjadi lengkap saat naskah tersebut dipentaskan dalam pertunjukan teater. Anggapan ini sudah tertanam sangat dalam dan menjadi mitos yang menyebabkan orang enggan membaca naskah drama dan lebih memilih untuk menontonnya waktu naskah itu dipentaskan.
 
Sebenarnya, nasib penerbitan buku naskah drama tidak jauh berbeda dengan nasib buku puisi. Buku puisi dianggap sebagai buku yang kurang laku dan kurang peminat. Anggapan ini juga tertanam kuat meskipun di Indonesia hampir tidak ada acara perayaan penting yang tidak dibumbui baca puisi. Maka, puisi —laku maupun tidak— tetap menjadi genre sastra yang populer.
 
Salah satu keuntungan dari puisi dibanding naskah drama adalah bentuknya yang relatif pendek dan mudah ditampilkan di media massa cetak maupun media online dan bahkan media sosial. Hampir setiap minggu kita menemukan puisi di koran-koran, tapi tidak setiap tahun kita bisa menemukan drama di koran. Tampaknya inilah salah satu penyebab mengapa puisi terus hadir, dan penerbit, meski dengan agak terpaksa masih menerbitkannya. Namun tidak demikian dengan naskah drama.
 
Salah satu buktinya, di toko buku jauh lebih mudah mencari buku puisi yang ditulis penyair gurem dibanding mencari buku naskah drama. Sekalipun naskah drama itu ditulis oleh sastrawan-sastrawan besar dan terkenal seperti Rendra, Asrul Sani, Arifin C. Noer, Putu Wijaya, WisranHadi, N. Riantiarno, Agus R. Sarjono, atau Arthur S. Nalan, untuk menyebut beberapa nama.
 
Untunglah naskah drama masih terus ditulis, baik oleh seniman teater untuk kepentingan pementasan maupun oleh sastrawan sebagai bahan bacaan dan pementasan.
 
Atas dasar itulah, Mastera Indonesia bernisiatif menerbitkan buku kumpulan naskah drama yang ditulis oleh para sastrawan-sastrawan muda dari Indonesia, Malaysia, Singapura, dan Brunei Darussalam, yang pada 2015 mengikuti Bengkel Penulisan Sastra Mastera.
 
Bengkel Penulisan Sastra Mastera adalah program tahunan Majelis Sastra Asia Tenggara (Mastera) yang disepakati negara-negara oleh anggota untuk diselenggarakan oleh Mastera Indonesia sekaligus sebagai perancang dan pelaksananya. Bengkel penulisan sastra ini diikuti oleh para sastrawan muda dari Brunei Darussalam, Malaysia, Singapura, dan Indonesia sendiri sebagai tuan rumahnya. Para instruktur pun selain para sastrawan Indonesia melibatkan para sastrawan dari negara-negara anggota Mastera. Selama kurang lebih 20 tahun.
 
Bengkel Penulisan Mastera, banyak para lulusannya telah menjadi sastrawan terkenal di negaranya masing-masing. Bengkel Penulisan Mastera terdiri dari bengkel penulisan puisi, cerpen, novel, drama, dan esai yang dipergilirkan setiap tahun. Drama sengaja ditetapkan sebagai bagian dari program penulisan, mengingat pentingnya genre ini dan menjaga agar drama tetap ditulis oleh para sastrawan muda. Meskipun, sebagaimana dikemukakan di muka, berat tantangannya.
 
Buku kumpulan naskah drama para peserta Bengkel Penulisan Mastera ini merupakan bukti bahwa drama masih diminati dan bahwa kreativitas penulisan drama tetap hidup dan bergairah. Buku ini juga sebuah upaya kecil untuk menyatukan pasir-pasir drama yang bertebaran itu menjadi satu agar dapat ditemui pembaca.
 
Semoga penerbitan buku kumpulan naskah drama ini dapat mengisi kekosongan penerbitan buku naskah drama, baik di Indonesia maupun di Brunei Darussalam, Malaysia, Singapura, dan negara-negara tetangga kita di Asia Tenggara.
 
Mari kita berharap para penulis muda peserta Bengkel Penulisan Sastra (drama) ini —apa pun kondisinya— tetap kreatif dan bergairah menulis sastra drama dan menjadi penulis-penulis naskah drama yang terkemuka di negaranya masing-masing serta menularkan kegairahan menulis naskah drama pada rekan segenerasi maupun generasi-generasi berikutnya. Amiin.
 
Sepanjang perjalanan pulang, 22 Juli 2017

*) Salah satu kurator Mastera 2017. http://sastra-indonesia.com/2017/10/naskah-drama-yang-berkecai-dan-jarang-disatukan/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

A. Syauqi Sumbawi A.S. Dharta Abdul Hadi WM Abdul Wachid B.S. Abdullah Abubakar Batarfie Abdurrahman Wahid Achmad Faesol Achmad S Achmad Soeparno Yanto Adin Adrian Balu Afrizal Malna Aguk Irawan MN Agung Sasongko Agus B. Harianto Agus Buchori Agus Prasmono Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Ahmad Fanani Mosah Ahmad Fatoni Ahmad Mustofa Bisri Ahmad Tohari Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhmad Sekhu Akhudiat al-Kindi Alex R. Nainggolan Ali Ahsan Al Haris Ali Audah Ali Syariati Amien Kamil Amien Wangsitalaja Andhika Dinata Andi Neneng Nur Fauziah Andra Nur Oktaviani Andrenaline Katarsis Andy Riza Hidayat Anindita S. Thayf Anton Kurniawan Anton Sudibyo Aprinus Salam Arafat Nur Arif Hidayat Arman A.Z. Arthur Rimbaud Asap Studio Asarpin Asti Musman Atafras Awalludin GD Mualif Badaruddin Amir Bagja Hidayat Balada Bambang Riyanto Bandung Mawardi Beni Setia Benny Arnas Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Bernadette Aderi Bernando J. Sujibto Binhad Nurrohmat Bonari Nabonenar Brunel University London Budi Darma Butet Kartaredjasa Cak Bono Catatan Cecil Mariani Cerbung Cerpen Chairil Anwar Charles Bukowski Christine Hakim Cinta Laura Kiehl D. Zawawi Imron Dahta Gautama Daisy Priyanti Damhuri Muhammad Danarto Dara Nuzzul Ramadhan Dareen Tatour Darju Prasetya Darojat Gustian Syafaat Dea Anugrah Dedy Tri Riyadi Deni Jazuli Denny JA Denny Mizhar Dewi Sartika Dharmadi Dhenok Kristianti Dian Wahyu Kusuma Dianing Widya Yudhistira Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Djoko Pitono Djoko Saryono Djoko Subinarto Doan Widhiandono Doddi Ahmad Fauji Dody Yan Masfa Donny Anggoro Dwi Cipta Dwi Klik Santosa Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Elokdyah Meswati Emha Ainun Nadjib Enda Menzies Erik Purnama Putra Erwin Dariyanto Erwin Setia Esai Esti Nuryani Kasam Evan Ys Evi Idawati F Aziz Manna F. Rahardi Fahrudin Nasrulloh Fairuzul Mumtaz Fajar Alayubi Farah Noersativa Faris Al Faisal Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fathurrozak Faza Bina Al-Alim Feby Indirani Felix K. Nesi Fian Firatmaja Firman Wally Fiyan Arjun Forum Penulis dan Pegiat Literasi Lamongan (FP2L) Franz Kafka Galih M. Rosyadi Galuh Tulus Utama Ganug Nugroho Adi Garna Raditya Gendut Riyanto Goenawan Mohamad Gola Gong Gombloh Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gunoto Saparie Gurindam Gusti Eka H.B. Jassin Halim HD Hamdy Salad Hamka Hari Sulastri Hasan Aspahani Hasan Gauk Hasbi Zainuddin Hasif Amini Hasnan Bachtiar Helvy Tiana Rosa Hermawan Mappiwali Herry Lamongan Hikmat Gumelar HM. Nasruddin Anshoriy Ch Hudan Hidayat Humam S Chudori Ibnu Wahyudi Ida Fitri IDG Windhu Sancaya Idris Pasaribu Ignas Kleden Iksaka Banu Ilham Imam Muhayat Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Arlado Imron Tohari Indra Tjahyadi Indrawati Jauharotun Nafisah Indrian Koto Inung As Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Ismi Wahid Iva Titin Shovia Iwan Fals Iwan Kurniawan Jakob Oetama Janual Aidi JJ. Kusni Johan Fabricius John H. McGlynn Jordaidan Rizsyah Jual Buku Sastra K.H. A. Azis Masyhuri Kadjie Mudzakir Kahfie Nazaruddin Kahlil Gibran Kamajaya Al. Katuuk Kamran Dikarma Kedung Darma Romansha Kemah Budaya Panturan (KBP) Khansa Arifah Adila Khatijah Khoirul Inayah Ki Dhalang Sulang Ki Ompong Sudarsono Kikin Kuswandi Kodirun Koh Young Hun Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Sastra Mangkubumen (KSM) Komunitas Teater Se-Lamongan Korrie Layun Rampan Kritik Sastra Kucing Oren Kurniawan Junaedhie Kurniawan Muhammad Kuswaidi Syafi’ie Kuswinarto L.K. Ara Laksmi Shitaresmi Lan Fang Larung Sastra Latief S. Nugraha lensasastra.id Leo Tolstoy Leon Agusta Linda Christanty Lutfi Mardiansyah M. Aan Mansyur M. Arwan Hamidi M. Faizi M. Harir Muzakki M. Lutfi M. Shoim Anwar M. Yoesoef M. Yunis M.D. Atmaja Mahamuda Mahdi Idris Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Manneke Budiman Mardi Luhung Marhalim Zaini Mario F. Lawi Marniati Martin Aleida Mashuri Masuki M. Astro Matroni Muserang Mawar Kusuma Max Arifin Melani Budianta Mihar Harahap Mikael Johani Miziansyah J. Moch. Fathoni Arief Moh. Ghufron Cholid Mohammad Afifi Mohammad Rafi Azzamy Muhammad Hanif Muhammad Muhibbuddin Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhammadun AS Muhidin M. Dahlan Mulyadi SA Munawir Aziz Murnierida Pram Myra Sidharta Nadia Cahyani Naim Naskah Teater Nasru Alam Aziz Nessa Kartika Ni Made Purnama Sari Nikita Mirzani Nirwan Ahmad Arsuka Nizar Qabbani Noor H. Dee Nurel Javissyarqi Nurul Fahmy Nurul Ilmi Elbana Nyoman Tusthi Eddy Ong Hok Ham Orasi Budaya Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Otto Sukatno CR Pablo Neruda Pay Jarot Sujarwo PDS H.B. Jassin Pendidikan Pipiet Senja Pramoedya Ananta Toer Pringgo HR Prosa Pudyo Saptono Puisi Pustaka Bergerak Pustaka Ilalang PUstaka puJAngga Putu Wijaya Qaris Tajudin Qismatun Nihayah R Sutandya Yudha Khaidar R Toto Sugiharto R. Timur Budi Raja Radhar Panca Dahana Ragdi F. Daye Rahmat Sutandya Yudhanto Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Prambudhi Dikimara Rambuana Ramdhan Triyadi Bempah Ratnani Latifah Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Ribut Wijoto Ricarda Huch Riezky Andhika Pradana Riki Dhamparan Putra Rizki Aprima Putra Rokhim Sarkadek Rony Agustinus Royyan Julian Rukardi Rumah Budaya Pantura Rumah Budaya Pantura (RBP) Ruth Indiah Rahayu S Yoga S. Arimba S. Jai Sabrank Suparno Safitri Ningrum Sahaya Santayana Sahli Hamid Saini KM Sajak Salvator Yen Joenaidy Samsul Anam Sapardi Djoko Damono Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sejarah Selendang Sulaiman Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Setyaningsih Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Soediro Satoto Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sosial Media Sastra Sosiawan Leak Sovian Lawendatu Sudarmoko Sudirman Sugeng Sulaksono Sugito Ha Es Sumani Sumargono SN Suminto A. Sayuti Sunaryata Soemarjo Sunaryono Basuki Ks Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Suryanto Sastroatmodjo Susie Evidia Y Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syaifuddin Gani Syaiful Irba Tanpaka T Agus Khaidir T.A. Sakti Tangguh Pitoyo Tatan Daniel Taufik Ikram Jamil Taufiq Wr. Hidayat Teater Eska Teater Pendopo nDalem Mangkubumen (Dokumen) Teater Tawon Tedy Kartyadi Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Tiya Hapitiawati Tiyasa Jati Pramono Toeti Heraty TS Pinang Udo Z. Karzi Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Usman Arrumy UU Hamidy Veronika Ninik Vika Wisnu W.S. Rendra Wahyu Triono Ks Wahyudi Akmaliah Muhammad Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Jengki Sunarta Wayan Sunarta Welly Kuswanto Wilda Fizriyani Willy Ana Y Alpriyanti Y.B. Mangunwijaya Yanto le Honzo Yasin Susilo Yasir Amri Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yonathan Rahardjo Yudha Kristiawan Yudhistira ANM Massardi Yulhasni Zehan Zareez Zuhdi Swt Zul Afrita