Minggu, 29 Agustus 2021

Ngopi Sastra dan Semangat Kesusastraan

Matroni Muserang *
 
Sastra selalu menarik untuk di baca dan di raba. Sastra seperti ayat-ayat Tuhan yang tidak habis untuk di baca dan di tulis. Sastra adalah sabda yang tidak akan pernah selesai ditafsirkan. Oleh karenanya sampai deti ini dan detik kapan pun ia terus dicari dan dicintai, itulah mengapa ngopi sastra tiba-tiba lahir.
 
Munculnya Ngopi sastra berangkat dari obrolan saya dengan Sofyan RH Zaid vie WA, yang inti obrolan itu hanya satu yaitu bertemu. Saya yang sudah lama di balut rindu sama Sofyan RH Zaid karena dia tinggal di Bekasi, maka malam itu saya lupa malam apa dan tanggal berapa? Sehingga Sofyan RH Zaid memutuskan untuk bertemu di Taman Bunga Sumenep, namun biar pertemuan ini berkesan akhirnya muncul ngopi sastra di obrolan itu dan disepakati untuk bertemu di tanggal 18 jam 18 tahun 2017 dengan tema “sastra dan Sekitarnya”.
 
Maka dibuatkanlah pamflet ngopi sastra yang di moderatori saya dan Sofyan RH Zaid sebagai pemantiknya. Sofyan memulainya dengan satu issu yaitu apakah penting Sumenep mengadakan event besar tentang sastra, seperti yang dilakukan Bangkalan, Yogyakarta, Purwokerto, Tegal, Jambi, Ubud dan lainnya? mayoritas tidak penting, sebab Sumenep adalah gerbong para penyair, banyak komunitas-komunitas sastra yang hidup karena semangat dari teman-teman untuk belajar sastra, ada juga yang berpendpat sekali-kali penting.
 
Dari isu itulah muncul beragam kegelisahan teman-teman yang hadir mulai dari mereka yang berproses bersama, namun ketika satu dari mereka hijrah ke Yogyakarta, atau Bekasi karya-karya mereka melejit cepat dan kualitas puisinya bagus. Banyak komunitas di Sumenep yang belum melakukan gesekan wacana kesusastraan dan kebudayaan, sehingga komunitas-komunitas yang ada berjalan monoton, perkembangan sastra di Sumenep memang luar biasa cepat dan beragam, namun masih ada “kekurangan-kekurangan”, seperti kurangnya kepekaan terhadap perubahan sosial, problem sosial seperti bagaimana sastra menyikapi persoalan-persoalan darurat agrarian, FPI, HTI dan aliran-aliran baru, komunitas-komunitas sastra cuek-cuek aja.
 
Saya akui Sumenep memang banyak penyairnya, event-event yang dilakukan di Purwokerto, Ubud, Bangalan, Tegal, Jambi, misalnya pesertanya mesti lebih banyak dari Sumenep, kalau pun tidak banyak dapat dipastikan Sumenep pasti ada. Ini menjadi nyata bahwa masyarakat Sumenep masih menjaga tradisi sastra, hal ini karena dukungan dan sokongan dari pesantren (bukan dari pemerintah setempat).
 
Pesantrenlah sebenarnya yang menjadi fondasi epistemologi kesusastraan di Sumenep. Kualitas puisi pun menjadi momok yang hangat diperbincangkan, tak kalah menariknya ada salah satu peserta yang mengatakan bahwa dirinya tidak memiliki wadak dalam berproses dalam menulis. Maka seolah-olah Mahendra “marah” dengan pernyataan itu, padahal Sumenep komunitas-komunitas sangat banyak, untuk sekedar menyebut misalnya ada Forum BIAS, yang dimotori penyair senior Syaf Anton Wr, Masyarakata Seni Pesisiran (MSP) yang sekarang dimotori Rofayat yang juga hadir, Mahendra, Amin, Semesta Menulis Jejak (SEMENJAK) yang di motori F. Rizal Alief, Matroni Muserang, Warist Rovi, Zainol Munfashil.
 
Belum lagi komunitas yang berkembang di pesantren dan kampus seperti Relaxa Nasy’atul Muta’allimin, Sanggat Bintang Sembilan STKIP, ASAP Nasy’atul Muta’allimin, Kencana Nasy’atul Muta’allimin, sanggar Cemara, dapat dipastikan setiap sekolah dan pesantren dan kampus pasti memiliki sanggar dan komunitas menulis.
 
Ini keniscayaan bagi Sumenep, ngopis Sastra yang awalnya tiga orang untuk temu kangen, namun justeru yang terjadi mencengangkan yang datang hanya untuk berkumpul dari Krujugan ada Fauzi pemangku komunitas Matlatul Amin, Longos Abdullah Mamber, Songsongan ada Shohifuridha Ilahi, Maniro, Saini pemangku komunitas Bintang Sembilan, Tamidung, ada sesepuh juga seperti mas Alfaisin, Mahendra, Amin, mas Don, mas Imam dan teman-teman dari berbagai daerah Sumenep hadir untuk sekeder merefresh tentang sebuah persoalan kebudayaan dan kesusastran di Sumenep.
 
Ngopi sastra pun dipungkasi dengan tadarus puisi. Dan keputusannya ngopi sastra akan ada setiap bulan, di bulan ketiga dengan pembedah puisi dan moderator yang bulan depan itu pemantiknya Mahendra dan moderatornya mas Alfaizin Sanasren dengan tempat dan waktu yang sama.
 
Ngopi sastra hanya fokus dalam diskusi persoalan-persoalan sastra (puisi, cerpen, novel). Ngopi sastra menjadi ruang pengadilan sastra bagi teman-teman yang ingin berproses dalam menulis sastra. Sebab gesekan wacana menjadi penting untuk mengasah sensitifitas kita dalam membaca dan menulis. Saya yakin membaca adalah pupuk yang menyuburkan produktifitas menulis, makanya Ahmad Tohari pernah berkata; membaca harus dimulai dan tidak boleh berhenti. Semoga ngopi sastra untuk siapa saja, artinya siapa pun kita silahkan hadir untuk belajar bersama dengan syarat harus membawa uang/kopi sendiri, tidak boleh meminta uang pada siapa pun, apalagi pemerintah setempat. Ngopi sastra untuk kita yang kangen akan phol-ghumpol sambil ngopi bersama di Taman Bunga, Sumenep.
 
Dengan phol-ghumpol kita sama-sama menghargai proses, bahwa proses kreatif itu beragam, penting kemudian kita menyadari bahwa keberagaman merupakan sebuah keniscayaan.
***

*) Matroni Muserang, lahir di Banjar Barat, Gapura, Sumenep, Madura. Alumni Al-Karimiyyah dan Al-In’Am. Menulis di banyak media baik lokal maupun nasional. Buku antologi puisi bersamanya adalah “Puisi Menolak Lupa” (2010), “Madzhab Kutub” (2010), Antologi Puisi Festival Bulan Purnama Majapahit Trowulan (Dewan Kesenian Jatim, 2010). Suluk Mataram 50 Penyair Membaca Jogja (2011), Menyirat Cinta Haqiqi (temu sastrawan Nusantara Melayu Raya (NUMERA, Malaysia, 2012), Rinai Rindu untuk Kasihmu Muhammad (2012), Satu Kata Istimewa (2012), Sinopsis Pertemuan (2012), dan Flows Into The Sink, Into The Gutter (2012, dua bahasa, Ingris-Indonesia), Sauk Seloko (PPN VI Jambi 2012). Menyelesaikan studi S-1 dan S-2nya di Universitas Islam Negeri Sunan Kalijaga. http://sastra-indonesia.com/2020/04/ngopi-sastra-dan-semangat-kesusastraan/

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

A. Syauqi Sumbawi A.S. Dharta Abdul Hadi WM Abdul Wachid B.S. Abdullah Abubakar Batarfie Abdurrahman Wahid Achmad Faesol Achmad S Achmad Soeparno Yanto Adin Adrian Balu Afrizal Malna Aguk Irawan MN Agung Sasongko Agus B. Harianto Agus Buchori Agus Prasmono Agus R. Sarjono Agus R. Subagyo Ahmad Fanani Mosah Ahmad Fatoni Ahmad Mustofa Bisri Ahmad Tohari Ahmadun Yosi Herfanda Ajip Rosidi Akhmad Sekhu Akhudiat al-Kindi Alex R. Nainggolan Ali Ahsan Al Haris Ali Audah Ali Syariati Amien Kamil Amien Wangsitalaja Andhika Dinata Andi Neneng Nur Fauziah Andra Nur Oktaviani Andrenaline Katarsis Andy Riza Hidayat Anindita S. Thayf Anton Kurniawan Anton Sudibyo Aprinus Salam Arafat Nur Arif Hidayat Arman A.Z. Arthur Rimbaud Asap Studio Asarpin Asti Musman Atafras Awalludin GD Mualif Badaruddin Amir Bagja Hidayat Balada Bambang Riyanto Bandung Mawardi Beni Setia Benny Arnas Beno Siang Pamungkas Berita Berita Duka Bernadette Aderi Bernando J. Sujibto Binhad Nurrohmat Bonari Nabonenar Brunel University London Budi Darma Butet Kartaredjasa Cak Bono Catatan Cecil Mariani Cerbung Cerpen Chairil Anwar Charles Bukowski Christine Hakim Cinta Laura Kiehl D. Zawawi Imron Dahta Gautama Daisy Priyanti Damhuri Muhammad Danarto Dara Nuzzul Ramadhan Dareen Tatour Darju Prasetya Darojat Gustian Syafaat Dea Anugrah Dedy Tri Riyadi Deni Jazuli Denny JA Denny Mizhar Dewi Sartika Dharmadi Dhenok Kristianti Dian Wahyu Kusuma Dianing Widya Yudhistira Dinas Perpustakaan Daerah Lamongan Djoko Pitono Djoko Saryono Djoko Subinarto Doan Widhiandono Doddi Ahmad Fauji Dody Yan Masfa Donny Anggoro Dwi Cipta Dwi Klik Santosa Eka Budianta Eka Kurniawan Eko Darmoko Elokdyah Meswati Emha Ainun Nadjib Enda Menzies Erik Purnama Putra Erwin Dariyanto Erwin Setia Esai Esti Nuryani Kasam Evan Ys Evi Idawati F Aziz Manna F. Rahardi Fahrudin Nasrulloh Fairuzul Mumtaz Fajar Alayubi Farah Noersativa Faris Al Faisal Fatah Anshori Fatah Yasin Noor Fathurrozak Faza Bina Al-Alim Feby Indirani Felix K. Nesi Fian Firatmaja Firman Wally Fiyan Arjun Forum Penulis dan Pegiat Literasi Lamongan (FP2L) Franz Kafka Galih M. Rosyadi Galuh Tulus Utama Ganug Nugroho Adi Garna Raditya Gendut Riyanto Goenawan Mohamad Gola Gong Gombloh Grathia Pitaloka Gunawan Budi Susanto Gunoto Saparie Gurindam Gusti Eka H.B. Jassin Halim HD Hamdy Salad Hamka Hari Sulastri Hasan Aspahani Hasan Gauk Hasbi Zainuddin Hasif Amini Hasnan Bachtiar Helvy Tiana Rosa Hermawan Mappiwali Herry Lamongan Hikmat Gumelar HM. Nasruddin Anshoriy Ch Hudan Hidayat Humam S Chudori Ibnu Wahyudi Ida Fitri IDG Windhu Sancaya Idris Pasaribu Ignas Kleden Iksaka Banu Ilham Imam Muhayat Imam Muhtarom Imam Nawawi Imamuddin SA Iman Budhi Santosa Imron Arlado Imron Tohari Indra Tjahyadi Indrawati Jauharotun Nafisah Indrian Koto Inung As Isbedy Stiawan Z.S. Iskandar Noe Ismi Wahid Iva Titin Shovia Iwan Fals Iwan Kurniawan Jakob Oetama Janual Aidi JJ. Kusni Johan Fabricius John H. McGlynn Jordaidan Rizsyah Jual Buku Sastra K.H. A. Azis Masyhuri Kadjie Mudzakir Kahfie Nazaruddin Kahlil Gibran Kamajaya Al. Katuuk Kamran Dikarma Kedung Darma Romansha Kemah Budaya Panturan (KBP) Khansa Arifah Adila Khatijah Khoirul Inayah Ki Dhalang Sulang Ki Ompong Sudarsono Kikin Kuswandi Kodirun Koh Young Hun Komplek Gor Kamantren Paciran Lamongan Komunitas Sastra Mangkubumen (KSM) Komunitas Teater Se-Lamongan Korrie Layun Rampan Kritik Sastra Kucing Oren Kurniawan Junaedhie Kurniawan Muhammad Kuswaidi Syafi’ie Kuswinarto L.K. Ara Laksmi Shitaresmi Lan Fang Larung Sastra Latief S. Nugraha lensasastra.id Leo Tolstoy Leon Agusta Linda Christanty Lutfi Mardiansyah M. Aan Mansyur M. Arwan Hamidi M. Faizi M. Harir Muzakki M. Lutfi M. Shoim Anwar M. Yoesoef M. Yunis M.D. Atmaja Mahamuda Mahdi Idris Mahendra Cipta Mahmud Jauhari Ali Mahwi Air Tawar Malkan Junaidi Maman S. Mahayana Manneke Budiman Mardi Luhung Marhalim Zaini Mario F. Lawi Marniati Martin Aleida Mashuri Masuki M. Astro Matroni Muserang Mawar Kusuma Max Arifin Melani Budianta Mihar Harahap Mikael Johani Miziansyah J. Moch. Fathoni Arief Moh. Ghufron Cholid Mohammad Afifi Mohammad Rafi Azzamy Muhammad Hanif Muhammad Muhibbuddin Muhammad Subarkah Muhammad Yasir Muhammadun AS Muhidin M. Dahlan Mulyadi SA Munawir Aziz Murnierida Pram Myra Sidharta Nadia Cahyani Naim Naskah Teater Nasru Alam Aziz Nessa Kartika Ni Made Purnama Sari Nikita Mirzani Nirwan Ahmad Arsuka Nizar Qabbani Noor H. Dee Nurel Javissyarqi Nurul Fahmy Nurul Ilmi Elbana Nyoman Tusthi Eddy Ong Hok Ham Orasi Budaya Orasi Budaya Akhir Tahun 2018 Otto Sukatno CR Pablo Neruda Pay Jarot Sujarwo PDS H.B. Jassin Pendidikan Pipiet Senja Pramoedya Ananta Toer Pringgo HR Prosa Pudyo Saptono Puisi Pustaka Bergerak Pustaka Ilalang PUstaka puJAngga Putu Wijaya Qaris Tajudin Qismatun Nihayah R Sutandya Yudha Khaidar R Toto Sugiharto R. Timur Budi Raja Radhar Panca Dahana Ragdi F. Daye Rahmat Sutandya Yudhanto Rakai Lukman Rakhmat Giryadi Rama Prambudhi Dikimara Rambuana Ramdhan Triyadi Bempah Ratnani Latifah Raudal Tanjung Banua Reiny Dwinanda Remy Sylado Resensi Ribut Wijoto Ricarda Huch Riezky Andhika Pradana Riki Dhamparan Putra Rizki Aprima Putra Rokhim Sarkadek Rony Agustinus Royyan Julian Rukardi Rumah Budaya Pantura Rumah Budaya Pantura (RBP) Ruth Indiah Rahayu S Yoga S. Arimba S. Jai Sabrank Suparno Safitri Ningrum Sahaya Santayana Sahli Hamid Saini KM Sajak Salvator Yen Joenaidy Samsul Anam Sapardi Djoko Damono Satmoko Budi Santoso Saut Situmorang Sejarah Selendang Sulaiman Seno Gumira Ajidarma Seno Joko Suyono Sergi Sutanto Setyaningsih Shiny.ane el’poesya Sholihul Huda Sigit Susanto Sihar Ramses Simatupang Sitok Srengenge Siwi Dwi Saputro Soediro Satoto Sofyan RH. Zaid Soni Farid Maulana Sosial Media Sastra Sosiawan Leak Sovian Lawendatu Sudarmoko Sudirman Sugeng Sulaksono Sugito Ha Es Sumani Sumargono SN Suminto A. Sayuti Sunaryata Soemarjo Sunaryono Basuki Ks Sunlie Thomas Alexander Sunu Wasono Sunudyantoro Suryanto Sastroatmodjo Susie Evidia Y Sutan Iwan Soekri Munaf Sutardji Calzoum Bachri Sutejo Syaifuddin Gani Syaiful Irba Tanpaka T Agus Khaidir T.A. Sakti Tangguh Pitoyo Tatan Daniel Taufik Ikram Jamil Taufiq Wr. Hidayat Teater Eska Teater Pendopo nDalem Mangkubumen (Dokumen) Teater Tawon Tedy Kartyadi Teguh Winarsho AS Tengsoe Tjahjono Tiya Hapitiawati Tiyasa Jati Pramono Toeti Heraty TS Pinang Udo Z. Karzi Umbu Landu Paranggi Universitas Indonesia Usman Arrumy UU Hamidy Veronika Ninik Vika Wisnu W.S. Rendra Wahyu Triono Ks Wahyudi Akmaliah Muhammad Wawan Eko Yulianto Wawancara Wayan Jengki Sunarta Wayan Sunarta Welly Kuswanto Wilda Fizriyani Willy Ana Y Alpriyanti Y.B. Mangunwijaya Yanto le Honzo Yasin Susilo Yasir Amri Yohanes Sehandi Yona Primadesi Yonathan Rahardjo Yudha Kristiawan Yudhistira ANM Massardi Yulhasni Zehan Zareez Zuhdi Swt Zul Afrita